chapter 04: masalah dipagi hari

2.1K 380 35
                                    

"Tulis saja, selamat ulang tahun."

Laki-laki bersurai pirang itu menatap datar kue didepan nya. Kue dengan tiga lapisan coklat, strawberry, dan vanila serta lilin diatasnya berbentuk angka 17.

"Anda yakin akan memberikan ini? Memangnya perutnya karet?"celetuk seorang gadis yang baru saja memasuki ruangan, ia pun ikut swetdrop melihat nya.

"Untuk kali ini aku setuju dengan mu, gaeun."

"Sudahlah tulis saja!"

Setelah seharian membuat kue, kini (name) malah sibuk bermain game sambil tiduran disofa. Kemudian kertas diserahkan pada kin, tau-tau disuruh menuliskan kalimat selamat ulang tahun doang. Kenapa tidak dia saja coba? (Name) ini mau nya yang ribet apa gimana?

'Nona...anda anggap saya apa? Penulis surat?'batin kin menatap speechless. Pada akhirnya, pulpen tetap digerakkan olehnya diatas kertas. Sementara gadis bernama gaeun disamping menatap kagum.

"Waw, tulisan mu rapi, ya meskipun tidak ada garis seperti dibuku."puji gaeun berdecak. Ia agaknya iri melihat musuh bebuyutannya lebih bisa diandalkan dalam hal menulis oleh sang nona.

Selamat ulang tahun, semoga umur mu panjang.

(Name)-

Ya... Sebenarnya (name) meminta agar namanya tak disebut kan. Tapi apalah daya kin yang tiba-tiba di serang dan pulpennya direbut.

"Berikan padaku! Dasar lintah darat!"bisik kin kesal, mereka rebutan pulpen sambil melirik beberapa kali (name) yang membelakangi.

"Apa...?! Daripada kau, laki-laki kaku minim senyum!"

"Aku masih lebih baik!"

"Lebih baik apanya?! Aku bahkan bisa mengendarai motor!"

"Bisa masak tidak?! Kalau tidak bisa kau masih kalah dariku!"

Yak! Mereka pun saling lempar kata-kata menghina, tanpa menyadari (name) yang sudah terduduk sambil menontoni.

"Kalian ini tak ada kerjaan atau tak ada uang? Satu pulpen saja direbutin."celetuk (name) menggeleng miris. Mereka sontak membeku dengan tangan serentak menjatuhkan pulpen nya.

(Name) lagi-lagi memusatkan pandangan pada pulpen yang dibiarkan jatuh,"tidak berperi kepulpenan."kembali berucap miris membuat mereka menatap speechless.

Tepat setelah kepergian (name), kin dan gaeun saling tatap. Kemudian kembali berebut kotak kue untuk mengantarkan kue yang dibuat (name).

***

"Siapa, ya?"mata yang bengkak sehabis tidur itu diedarkan ke sekitar rumah. Namun, tak ada tanda-tanda manusia membuatnya bergidik.

'Ja-jangan-jangan orang iseng?'batin nya hendak kembali masuk. Sebelum menutup pintu, pandangan mendapati kotak besar didepan. Kepalanya kembali mengarah ke kiri kanan sampai akhirnya berjongkok demi bisa meraih kertas diatasnya.

Untuk park hyungseok

'Untukku?'

Ini hadiah untuk mu, tadi aku tak sengaja mendengar pembicaraan mu.

'Ha-hadiah...? Padahal kupikir tidak ada yang mendengar, apa aku tadi bicara terlalu keras?'kewaspadaannya langsung sirna kala membaca baris kedua. Tanpa curiga, hyungseok gendut langsung menarik kotak kue itu hati-hati.

Jam menunjukkan pukul 00:03

Ia tersenyum, dengan perlahan membuka penutup. Meskipun sulit dipercaya, tapi ternyata ada juga yang memperhatikan nya sampai mengirimkan hadiah sebesar ini.

ɪʀɪᴅᴇꜱᴄᴇɴᴛ [Lookism]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang