Talk to The Unseen

576 116 11
                                    

Pagi ini Mina berjalan menuju gedung sekolahnya yang tak jauh dari asrama. Hanya membutuhkan waktu 15 menit untuk berjalan dari asrama ke sekolah. Dirinya lebih suka berjalan sendiri agar dapat mengobrol dengan 'temannya' tanpa dianggap aneh.

"Jadi mau kau jawab apa si Jeongyeon itu?" Tanya teman di sebelahnya.

"Ntahlah, mungkin aku tolak. Aku masih ingin hidup." Jawab Mina.

"Oh, ayolah.. Apa kemungkinan terburuk yang bisa terjadi jika kau mengajarkan Jeongyeon matematika? Lagi pula bukannya itu akan membuat kalian lebih dekat?" Tanya Temannya.

"Lucy, Jeongyeon adalah siswi paling dikenal oleh murid ataupun guru di Cloakwood. Dia baru menghampiriku saat makan siang saja aku sudah dihampiri banyak siswa dan siswi yang menyukainya. Lagipula apa yang Jeongyeon lihat dariku?? Aku hanya kutu buku." Jawab Mina.

"Dia adalah satu satunya kesempatanmu untuk merubah masa SMA menjadi lebih indah. Ayolah.. Bersenang senanglah sebelum kau lulus." Saran Lucy.

"Justru itu akan membuat sisa masa SMAku menjadi buruk!" Tolak Mina.

"Hey.." Sebuah suara membuat Mina menoleh.

"H-hai." Panik Mina.

"So.. Kamu sedang berbicara dengan temanmu?" Tanya Jeongyeon.

"Tidak." Bohong Mina.

"Oh, ayolah.. Aku melihatmu berbicara dengan ntah siapapun disampingmu." Bujuk Jeongyeon.

"Terserah saja." Ucap Mina.

"Siapa namanya?" Tanya Jeongyeon.

"Beritahu dia namaku!" Pinta Lucy.

"Lucy." Jawab Mina.

"Right, Lucy." Jeongyeon mengangguk angguk.

"Hey, aku penasaran apakah aku bisa melihat Lucy juga?" Tanya Jeongyeon.

"Ntahlah." Mina mengangkat bahunya.

"Apakah kau tak bisa membantuku melihatnya?" Tanya Jeongyeon.

"Katakan padanya aku akan datang ke kamarnya jam 8 malam nanti jika dia ingin melihatku." Ucap Lucy.

"What?" Bingung Mina sementara Jeongyeon ikut kebingungan.

"Apakah dia mengatakan sesuatu?" Tanya Jeongyeon.

"Dia bilang jika kau ingin melihatnya, dia akan datang jam 8 malam nanti ke kamarmu." Jawab Mina.

"Really?? Cool!" Semangat Jeongyeon.

"Mengapa dia tidak takut?" Tanya Lucy.

"Kau tak takut?" Tanya Mina.

"Apakah Lucy menyeramkan?" Tanya Jeongyeon.

"Sebenarnya iya, tapi dia biasanya menunjukan wajah cantiknya." Jawab Mina.

"Kalau begitu aku takkan takut." Jeongyeon tersenyum yakin.

"Baiklah." Mina pun berjalan pergi.

"Hey, tunggu." Jeongyeon berlari kecil untuk menyusul Mina.

"Apakah kau selalu datang sepagi ini ke kelas?" Tanya Jeongyeon.

"Ya." Jawab Mina.

"Mengapa?" Tanya Jeongyeon.

"Aku suka sepi." Jawab Mina.

"Ahh.." Jeongyeon mengangguk angguk.

"Bagaimana denganmu? Tidak biasanya kau datang sepagi ini." Tanya Mina.

"Karena aku tau kau selalu berangkat sepagi ini, dan aku ingin membuatmu lebih nyaman saja berbicara denganku." Jawab Jeongyeon.

Mina pun terdiam.

"Apakah kau sudah memikirkannya?" Tanya Jeongyeon.

"Look, aku tidak tau mengapa kau memilihku diantara murid yang lain, tapi ini tidak aman bagiku. Apakah kau tak sadar betapa banyak orang yang menyukaimu disekolah ini?? Aku hanya terbiasa menjadi yang tak terlihat. Jika aku terlihat bersamamu, itu membuatku takut." Jawab Mina.

"Apakah kau senang menghabiskan sebagian besar masa SMA sendirian?" Tanya Jeongyeon.

"Aku tak sepenuhnya sendirian." Sangkal Mina.

"Apakah kau tak tertarik bergaul dengan manusia? Apakah kau bahkan pernah membuka dirimu untuk ikut ke pesta? Bagaimana dengan kekasih? Aku sering melihat beberapa pria menyatakan perasaan padamu." Tanya Jeongyeon.

"Aku tak tertarik dengan konsep kekasih." Jawab Mina.

"Dengan alasan?" Tanya Jeongyeon.

".." Mina terdiam.

"See? Dari dalam lubuk hatimu, kau tau kau kesepian." Ucap Jeongyeon.

"Darimana kau mengetahuinya?" Tanya Mina.

"Kita berbincang seperti teman sedari tadi! Kau menyukai ini! Akuilah itu." Jawab Jeongyeon.

"Kau tak perlu memperlakukan aku seperti ini, jika hanya ingin membuatku menjadi tutormu." Ucap Mina.

"Oh tujuanku sudah berubah sejak tadi. Kau benar, akan berbahaya jika kau hanya menjadi tutorku." Sangkal Jeongyeon.

"Lalu?" Tanya Mina.

"Aku ingin kau menjadi pacarku." Jawab Jeongyeon yang membuat Mina maupun Lucy dan hantu hantu disekitar situ terkejut.

"RED CODE! RED CODE! PANGGIL SEMUANYA KESINI!! SHARON BARU SAJA DIAJAK BERKENCAN OLEH JEONGYEON!!" Teriak seorang hantu paruh baya.

"Terima dia, Mina!!" Teriak Lucy penuh kegirangan.

"A-apa??" Kaget Mina.

"Jika kau menjadi pacarku, takkan ada yang berani mengganggumu jika dekat dekat denganku. Infact, kita akan sering bersama dan akan lebih mudah untuk mengajariku saat mata pelajaran. Lalu keuntungannya untukmu, kau bisa lebih mudah untuk bergaul dan berkenalan dengan semua orang yang belum pernah kau kenal dan temui. Ini akan jadi jendela baru bagimu untuk menikmati masa masa terakhir SMA mu tanpa diganggu oleh orang lain. Aku akan selalu membelamu." Jelas Jeongyeon.

"Terima!" Sorak hantu hantu disitu.

"W-well.. Itu adalah ide yang cukup bagus." Mina mengangguk angguk.

"Jadi?" Tanya Jeongyeon.

"Terima!" Hantu hantu kembali berteriak.

"B-baiklah." Angguk Mina.

"HOREEEEE!!!" Sorak para hantu.

"Yashh.. That's my girl." Jeongyeon pun menarik pinggang Mina dan mencium bibir gadis itu yang mengelus lembut lehernya.

*Cup.

Mina pun terbelalak dan tak mampu memproses segala hal yang terjadi.

"T-tunggu dulu!" Mina melepaskan ciuman mereka dan menjauh dari Jeongyeon.

"I-ini adalah hal baru bagiku, jadi aku tak pernah melakukan ini sebelumnya. Bukankah kita hanya berpura pura?? Kita harus membuat perjanjian terlebih dahulu agar perjanjian kita dapat berjalan lancar." Ucap Mina.

"Itu ciuman pertamamu??" Kaget Jeongyeon.

"Y-yeah!" Angguk Mina.

"E-euh.. Maafkan aku. Mari kita mulai lagi dari awal.." Sesal Jeongyeon.






































See you!

Sweet CreatureTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang