"You good?" Tanya Jeongyeon begitu mereka keluar.
"Yeah, hanya sedikit sakit di punggung." Angguk Mina.
Jeongyeon pun mengelus punggung Mina dengan lembut.
"Kemarilah." Jeongyeon berjalan masuk ke sebuah ruang musik yang sepi.
"Apa yang kita lakukan disini?" Tanya Mina.
Jeongyeon menarik pinggang Mina dan membawa gadis itu ke dalam pelukannya. Mina yang terkejut pun hanya membalas pelukan Jeongyeon.
"You good?" Tanya Mina.
"Lain kali aku akan masuk dan menemanimu." Ucap Jeongyeon sambil mengelus punggung Mina.
Mendengar itupun Mina tersenyum.
"Kau benar benar memperlakukanku seperti kekasihmu ya?" Tanya Mina.
"Memangnya kau tidak?" Tanya Jeongyeon.
"Tidak." Jawab Mina.
Jeongyeon pun melepaskan pelukan mereka.
"Kenapa?" Tanyanya.
"Karena kita hanya berpura pura pacaran." Jawab Mina tanpa dosa.
"Wow.." Jeongyeon kehilangan senyumannya.
"Terima kasih atas pengingatnya." Lanjutnya sambil menjauh dari Mina.
"Apa kau tersinggung?" Tanya Mina.
"Tidak sama sekali." Jawab Jeongyeon.
"Lalu mengapa wajahmu menunjukan seperti kau sedang kesal?" Tanya Mina.
"Aku tidak kesal." Bohong Jeongyeon.
"Yes, you're upset." Balas Mina.
"I'm not." Sangkal Jeongyeon.
"Yes you're! Just tell me what i did wrong?" Pinta Mina.
"Hey, lihatlah.. Ada piano." Jeongyeon berjalan meninggalkan Mina.
"Ugh.." Gadis itu hanya bisa memutar matanya sambil menghampiri Jeongyeon.
Perlahan jari jari Jeongyeon yang lentik menekan tuts piano dan suara indah nan merdu memenuhi ruangan itu.
"Kau pandai bermain piano." Komentar Mina.
"Ayahku mengajari saat kecil dan setiap acara keluarga, aku pasti diminta untuk bermain piano di depan keluarga besar." Jawab Jeongyeon.
"Apakah kau bisa bermain juga?" Tanya Jeongyeon.
"Aku tak bisa bermain musik." Jawab Mina.
"Lalu apa yang kau bisa?" Tanya Jeongyeon.
"Aku ikut balet sejak umur 3 hingga 12 tahun." Jawab Mina.
"Wow! Benarkah?? Kalau begitu tunjukan padaku." Pinta Jeongyeon.
"Ahh tidak, aku tidak bisa." Tolak Mina.
"Ayolah, aku ingin melihat." Jeongyeon pun memainkan lagu pengiring bagi Mina.
Dengan sedikit ragu, Mina pun perlahan menggerahkan tubuhnya mengikuti lagu. Hal itu membuat Jeongyeon begitu terkejut dan kagum dengan gerakan gerakan indah Mina. Hingga saat musik dan tarian Mina selesai, Jeongyeon memberikan tepuk tangan yang begitu meriah.
"OMG!!! Itu sangat sangat keren!! Astaga kau sangat sangat berbakat, Mina! Bagaimana bisa kau menyembunyikan bakat indah itu?!" Kagum Jeongyeon.
"Reaksimu sangat sangat meriah." Mina terkekeh.
"Yeah tentu saja! Itu sangat indah!! I loveeee it!" Jeongyeon berdiri dan mendekati Mina.
"Thank you.. Kau juga bermain piano dengan sangat baik." Mina tersenyum.
"Akan sangat keren jika kau pergi ke University of Arts dan memilih jurusan tari kontemporer setelah lulus." Ucap Jeongyeon.
"Yeah itu impianku." Ucap Mina.
"Kau pasti akan masuk. Aku yakin." Ucap Jeongyeon.
"Kau juga harus yakin, kau akan masuk universitas yang bagus dengan mulai belajar sekarang." Mina mengambil tasnya.
"Yeah, mari mulai belajar." Jeongyeon keluar bersama Mina dan membawanya berjalan menuju ke kamar asramanya.
"Kita akan belajar di kamarmu?" Tanya Mina.
"Yes." Angguk Jeongyeon sambil membuka kamarnya.
Keduanya pun masuk dan bersiap untuk belajar dengan duduk di lantai.
"Bukankah kita harus mengatur jadwal belajar kita? Eum.. Maksudku, aku tak mau mengganggumu setiap hari." Ajak Jeongyeon.
"Yeah ide bagus.. Aku ada beberapa latihan tari di hari jumat dan weekend. Sisanya akan baik baik saja." Angguk Jeongyeon.
"Baiklah, kalau begitu kita belajar 4 hari seminggu setiap pulang sekolah. Kurasa itu tak buruk." Angguk Jeongyeon.
"Kalau begitu mari mulai belajar." Ajak Mina.
"Sebelumnya, tolong jangan berekspektasi apapun mengenai diriku. Karena aku benar benar bodoh dalam matematika." Ungkap Jeongyeon.
"Aku orang yang cukup sabar, tak perlu khawatir." Mina mengangguk angguk.
Keduanya pun memulai sesi belajar mereka. Mina dengan begitu sabar mengajari Jeongyeon hingga gadis itu dapat memahami beberapa hal. Keduanya belajar hingga jam 5 sore, dan setelah itu mereka memutuskan untuk beristirahat. Saat ini Mina sedang merebahkan diri di atas kasur Jeongyeon, sementara sang empunya kasur duduk di lantai sambil bersandar.
"Kamarmu sangat sangat rapih." Komentar Mina.
"Yeah, aku orang yang cukup teratur." Ucap Jeongyeon.
"Jadi, apa yang kau rencanakan setelah lulus?" Tanya Mina.
"Aku ingin mengambil jurusan bisnis dan membuka bisnisku sendiri." Jawab Jeongyeon.
"Bukankah kedua orang tuamu sudah memiliki banyak bisnis? Apakah kau tak berkeinginan meneruskannya?" Tanya Mina.
"Aku tak ingin melakukan itu. Aku ingin membuka bisnisku sendiri tanpa bantuan kedua orang tuaku selain dari pendidikan." Jawab Jeongyeon.
Mina pun menatap ke arah Jeongyeon.
"Kau tampaknya bukan anak yang suka menuruti orang tua ya?" Tanya Mina.
Jeongyeon pun menoleh dan menatap ke arah Mina.
"Hanya ada 2 perkataan ayahku yang aku dengarkan. Yang pertama adalah rajin membersihkan rumah, dan yang kedua adalah jangan biarkan siapapun menghalangi mimpi serta keinginanku. Karena itu aku tak membiarkan siapapun menghalangiku, termasuk orang tuaku." Jawaban Jeongyeon membuat Mina terkekeh.
See you!!
KAMU SEDANG MEMBACA
Sweet Creature
FanfictionIs coming back to your ex is a great choice? Or it's just wasting your time? Find out which one Jeongyeon's pick!!