Sweet

700 101 5
                                    

*Klek.

Jeongyeon membuka pintu kamarnya dan melihat Mina yang sudah menyiapkan sarapan di meja makan.

"Good morning." Sapa Mina.

"Hey.." Dengan langkah gontai, Jeongyeon berjalan menghampiri mantan pacarnya itu.

"Bagaimana tidurmu?" Tanya Mina sambil menyusun makanan di meja.

*Cup.

Jeongyeon mengecup singkat pipi Mina sebelum berbalik dan berjalan pergi ke kamar mandi.

"Aku bermimpi buruk." Jawab Jeongyeon.

Mina yang sedikit terkejut dengan perlakuan Jeongyeon pun hanya terkekeh.

"Kau sadarkan kau baru saja bersikap manis padaku?" Tanya Mina.

"Memangnya ada apa dengan itu? Kau juga sering begitu." Acuh Jeongyeon.

"Dasar tsundere." Mina menggeleng geleng.

Keduanya pun sarapan bersama pagi itu. Mereka saling mengobrol walaupun sebagian besar percakapan di dominasi oleh Mina. Hingga saat ini Jeongyeon masih belum bisa kembali ceria seperti biasanya. Sikapnya cenderung berubah tak seperti dulu.

"Apa rencanamu hari ini?" Tanya Mina.

"Diam di rumah." Jawab Jeongyeon.

"Haish membosankan." Cibir Mina.

"Kalau begitu temani aku untuk datang ke red carpet acara sebuah brand fashion beberapa hari lagi." Pinta Mina.

"Bukankah kau bilang kalau kau libur seminggu kedepan?" Tanya Jeongyeon.

"Ini bukan pekerjaan, aku di undang untuk datang karena pemilik brand fashion ini adalah salah satu kenalanku." Jawab Mina.

"Lalu kenapa aku harus ikut? Kenapa tak mengajak pacarmu saja?" Tanya Jeongyeon.

"Oh ayolah, pacarku sedang berada di luar negri." Bujuk Mina.

"Aku akan terlihat seperti asistenmu jika mengikutimu nanti." Malas Jeongyeon.

"Kalau begitu berjalanlah di sampingku, jangan mengikutiku dari belakang. Aku butuh lengan untuk di pegang." Bujuk Mina.

"Apakah kau tak bisa membaca situasi? Saat ini aku terlihat seperti mayat hidup. Pergilah ajak orang lain, aku sedang depresi." Tolak Jeongyeon.

"Aku cuma mau dirimu." Paksa Mina.

Mendengar kalimat itupun dalam hati Jeongyeon mulai menimbang nimbang walau di luar terlihat kesal.

"Mengapa harus aku?" Tanya Jeongyeon sambil berjalan menjauh dari meja makan.

"Hanya kau yang aku inginkan untuk menemaniku datang ke sana." Jawab Mina.

"Omong kosong. Jujurlah saja kalau alasannya karena aku adalah pilihan terakhirmu." Jeongyeon masih menarik ulur.

"Haish kau ini sangat menyebalkan.." Mina pun berjalan mendekati Jeongyeon dan menarik tangannya.

Setelah Jeongyeon menatapnya, ia mengalungkan kedua tangannya dan mulai mencium bibir Jeongyeon. Karena begitu terkejut, Jeongyeon hanya dapat terbelalak sambil memegang pinggang Mina.

"Rasa cintaku pada bambam perlahan hilang begitu aku kembali bertemu denganmu. Ntah mengapa aku selalu cemburu saat melihatmu dekat dekat dengan siapapun, jadi aku rasa aku telah kembali jatuh cinta padamu. Karena itulah aku memutuskan hubunganku dan bambam yang juga sudah tak sehat. Aku tak peduli dengan perasaanmu, tapi saat ini aku mau menjadi egois dan menklaim dirimu menjadi miliku." Ucap Mina.

Mendengar itupun Jeongyeon perlahan terkekeh.

"Apa yang lucu?" Tanya Mina.

"Kau yang lucu." Jawab Jeongyeon sambil menjauhkan dirinya dari Mina.

"Huh? Apakah kau benar benar takkan membalas perasaanku?" Tanya Mina.

"Apakah kau sangat menginginkannya?" Tanya Jeongyeon.

"Ya, tentu saja! Aku menyadari bahwa hanya dirimu satu satunya yang dapat membuat diriku jatuh begitu dalam!" Angguk Mina.

"Baiklah kalau begitu. Saranghae." Ucap Jeongyeon tanpa ekspresi.

"Permaiman apa yang sedang kau coba mainkan sekarang??" Tanya Mina.

"Kembali kepada mantan itu seperti membaca buku yang sama. Aku sudah tau endingnya akan seperti apa." Jawab Jeongyeon.

"Aku sudah berubah Jeongyeon." Mina menekankan.

"Baiklah, good for you." Puji Jeongyeon.

"Lalu? Kau takkan memberikan aku kesempatan?" Tanya Mina.

"Mina, disini sudah tak ada dirimu." Jawab Jeongyeon sambil menunjuk ke hatinya.

"Aku tak peduli, akan aku buat kau tergila gila padaku!" Acuh Mina.

"Kau hanya membuang buang waktu." Jeongyeon terkekeh.

"Yoo Jeongyeon saranghae!!" Pekik Mina.

"Aku tak peduli dengan perasaanmu dan penolakanmu, pokoknya aku akan menyiapkan baju untukmu! Kau harus datang ke acara itu bersamaku dan aku akan mengatakan kepada seluruh media bahwa kau adalah milikku!" Lanjutnya.

"Hey apakah kau punya nomor Sana? Aku rasa aku mulai menyukainya, dia sangat cantik." Tanya Jeongyeon.

"YOO JEONGYEON MENYEBALKAN!!!" Marah Mina yang berhasil membuat Jeongyeon tertawa.



.
.
.





Setelah seharian kebersamaan mereka penuh dengan adu mulut, sore ini keduanya menjadi lebih tenang setelah memutuskan untuk duduk di taman belakang bersama sama. Dengan posisi Mina yang bersandar pada Jeongyeon dan Jeongyeon yang mengelus kepala Mina.

"Ayo akuilah kalau kau juga masih mencintaiku." Bujuk Mina.

"Berhentilah, aku sudah lelah." Pinta Jeongyeon.

"Takkan sampai kau mengungkapkan perasaanmu dengan ikhlas." Tolak Mina.

*Greb.

Jeongyeon meraih sisi wajah Mina dan setelah itu melumat lembut bibir wanita di depannya.

"Cinta itu diungkapkan dengan tindakan, bukan dengan kata kata." Ucap Jeongyeon.

"Cih, omong kosong." Mina tersenyum bahagia sambil menatap kedua mata Jeongyeon.

"Malam ini aku mau cuddling denganmu diatas kasur." Lanjutnya sambil mengelus leher Jeongyeon.

"Terserah saja." Acuh Jeongyeon sebelum kembali melumat lembut bibir Mina.


Sweet CreatureTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang