Setelah selesai makan malam, Mina dan Jeongyeon pun mulai membicarakan masalah mereka secara lebih santai.
"Hari itu kita berjanji untuk pergi ke taman bermain bersama. Kau tidak memberitahu jika hari itu adalah hari keberangkatanmu, jadi aku kira kau terlambat. Jadi di hari yang dingin itu aku menunggu dan terus menunggu hingga taman bermain tutup. Aku kira kau akan datang, namun sampai detik terakhir aku menunggumu, kau tak pernah muncul atau sekedar menjawab telponku. Hari itu aku pulang ke rumah dengan tubuh lelah dan sakit hati. Bahkan keesokan harinya aku langsung terkena demam tinggi. Karena itu aku sangat marah dan kecewa padamu. Semua itu berubah menjadi kebencian saat seminggu kemudian kau mengabari jika kau pergi ke Korea untuk menjadi trainee. Saat itu aku menangis berhari hari dan berakhir seperti orang gila. Aku merasa begitu kehilangan dirimu karena aku sangat sangat mencintaimu. Aku tak menyangka kau orang yang seperti itu. Walaupun kau sudah menjelaskannya padaku, aku masih sangat sulit untuk mencoba mengikhlaskan apa yang sudah terjadi." Cerita Jeongyeon.
"Aku bahkan tak menyangka jika diriku baru saja membiarkan dirimu kembali masuk ke dalam kehidupanku. Namun kurasa aku harus mulai berpikir lebih dewasa. Walaupun aku tak tau apakah keputusan ini adalah keputusan yang benar, atau malah akan kembali membawaku pada sakit hati yang sama." Lanjutnya.
Mendengar itupun, Mina begitu merasa bersalah.
"Aku bahkan sangat membenci diriku sendiri karena telah menyakitimu." Mina menunduk.
"Kau takkan melakukan itu lagikan?" Tanya Jeongyeon yang membuat Mina mengangkat pandangannya.
"Kau takkan meninggalkan dan menyakitiku lagikan?" Lanjut Jeongyeon.
Mina pun segera menggelengkan kepalanya dengan air mata yang menetes ke pipinya.
"Tidak akan." Ucapnya sambil beranjak memeluk erat tubuh Jeongyeon.
"Maafkan aku Jeongyeon.. Maafkan aku..." Mohon Mina sambil menangis.
.
.
."Terima kasih makan malamnya." Ucap Mina sambil berjalan bersama Jeongyeon keluar dari rumahnya.
"Aku senang kau menyukainya." Jeongyeon tersenyum.
Mina menoleh dan menatap figur Jeongyeon dari samping.
"Hey, Jeong." Panggil Mina sambil menghentikan langkahnya.
Jeongyeon pun menoleh sambil ikut menghentikan langkahnya.
"Hmm?" Tanya Jeongyeon.
"Terima kasih telah memaafkanku dan memberikan aku kesempatan kedua." Ucap Mina sambil meraih dan mengelus tangan Jeongyeon.
"Aku hanya melakukan yang seharusnya aku lakukan." Ucap Jeongyeon sambil mengelus tangan Mina.
Keduanya bertatapan sambil saling tersenyum.
"Eum... Maukah kau datang ke acara fanmeeting ku besok? Acaranya di Seoul Gymnasium. Datanglah jam 10 pagi dan langsung pergilah ke VVIP entrance. Salah satu orangku akan menjemputmu besok. Sebutkan saja namamu pada orang yang menjaga. Aku pastikan kau bisa masuk dan bertemu denganku di back stage." Tawar Mina.
"Baiklah, aku akan datang." Angguk Jeongyeon.
"Ajak saja anak buahmu juga." Ucap Mina.
"Kurasa tidak, toko kami sudah tutup kemarin, jadi kurasa kali ini mereka harus menjaga toko." Jawab Jeongyeon.
"Baiklah, kalau begitu datanglah besok." Mina berjinjit dan mengecup pipi Jeongyeon.
"Ya, aku akan datang." Angguk Jeongyeon.
Mina pun tersenyum sebelum akhirnya memajukan dirinya untuk memeluk Jeongyeon.
"Aku sangat sangat merindukanmu, Jeongyeon." Ucap Mina.
"Aku juga merindukanmu." Jeongyeon membalas pelukan Mina.
"Pelukanmu adalah satu satunya tempat dimana aku bisa merasa begitu nyaman dan aman." Mina memejamkan kedua matanya.
"Kau akan kedinginan jika terus berada di luar begini." Ucap Jeongyeon.
"Biarkan aku seperti ini 5 menit saja." Pinta Mina.
Jeongyeon pun membiarkan mantan kekasihnya itu memeluk dirinya sambil ikut menikmati kehangatan yang Mina salurkan.
.
.
.Jeongyeon berjalan menuju pintu masuk VVIP sambil menenteng coffee cup holder berukuran besar berisi 6 buah gelas kopi di kedua tangannya. Disana ia dijemput oleh seorang staff yang sangat ramah.
"Yoo Jeongyeon?" Tanya Staff itu.
"Ne." Angguk Jeongyeon.
"Ah, aku Minseok. Aku yang akan mengantarmu ke dalam. Biar aku bawakan satu." Pria itu tersenyum sambil mengambil salah satu cup holder yang Jeongyeon bawa.
"Ah, terima kasih banyak." Angguk Jeongyeon.
"Ini, pakailah ini selama di venue." Minseok memberikan landyard bertuliskan guest kepada Jeongyeon.
"Ne, terima kasih." Jeongyeon mengalungkan landyard tersebut sambil berjalan bersama Minseok.
"Jadi kau bekerja sebagai apa disini?" Tanya Jeongyeon.
"Inilah pekerjaanku. Menjemput tamu atau keluarga member dan memastikan mereka tidak tersasar di venue." Jawab Minseok.
"Ahh, begitu yaa.." Jeongyeon mengangguk angguk.
"Semua orang disini terlihat begitu sibuk dan bekerja keras." Lanjutnya.
"Yeah, seluruh staff inti bahkan hanya tidur beberapa jam semalam. Seperti inilah kondisinya jika ada event bagi idol yang begitu populer. Kami para staff menyiapkan semuanya dengan detail agar tak terjadi kesalahan ataupun hal yang tak diinginkan." Cerita Minseok.
"Inilah ruang tunggu para member. Mina-ssi meminta untuk langsung mengarahkanmu ke sini." Minseok membuka pintu di depannya.
*Klek.
"Sudah aku bilang aku tidak mau!" Sebuah suara membuat keduanya terdiam di pintu masuk.
"Tapi kemarin kita sudah melakukan fitting untuk baju ini, Mina." Jelas sang stylist.
"Aku tidak peduli. Hari ini aku tidak mood menggunakan warna gelap, berikan aku baju dengan warna cerah!" Tolak Mina mentah mentah.
"Tapi kami tak menyiapkan baju cerah. Lagipula semua member sudah menggunakan baju mereka masing masing." Ucap sang stylist.
"Apakah ucapanku kurang jelas?" Tanya Mina.
"Tidak Mina, aku akan mencarikanmu baju yang lain." Pasrah snag stylist.
"Dasar tidak becus." Umpat Mina.
KAMU SEDANG MEMBACA
Sweet Creature
FanfictionIs coming back to your ex is a great choice? Or it's just wasting your time? Find out which one Jeongyeon's pick!!