Closer

575 106 8
                                    

Sudah 4 bulan semenjak Mina menjadi tutor sekaligus kekasih pura pura Jeongyeon. Semenjak saat seluruh sekolah tau mengenai hubungan keduanya, begitu banyak orang yang sakit hati mengetahui berita tersebut. Namun tak ada yang berani untuk mengungkapkan kemarahan mereka kecuali beberapa orang yang tak begitu takut dengan Jeongyeon. Salah satunya adalah gadis yang sekarang sedang mencoret coret meja Mina bersama dengan teman temannya.

"Hahahaha ini sangat menyenangkan." Ucapnya sebelum membuang sampah ke atas meja Mina dan pergi meninggalkan kelas yang masih kosong itu.

Beberapa saat kemudian, disaat para penghuni kelas mulai berdatangan, mereka kerap mengerubungi meja Mina.

*Drap drap drap.

Mina yang hari itu berangkat lebih telat karena menunggu Jeongyeon pun hari itu datang dengan senyuman menghiasi wajahnya.

"Hahahaha berhenti, Jeong!" Tawa Mina saat Jeongyeon menjahilinya.

"Masuklah duluan, aku ingin berbicara dengan Jean." Ucap Jeongyeon.

*Klek.

Saat masuk ke dalam kelas, semua mata tertuju kepada Mina. Gadis yang selama 2 bulan ini mulai berubah menjadi lebih terbuka dengan orang orang dan menjadi lebih ceria pun mulai kehilangan senyumnya begitu melihat kondisi mejanya.

"Bitch!"

"Stupid ghost girl!"

"Mati saja kau!"

"Get lost!!"

Tulisan tulisan itu membuat mata Mina perlahan tergenang air mata.

*Klek.

"Good mor- eoh?" Jeongyeon yang baru masuk pun terkejut melihat meja Mina.

"What the fuck?!" Kemarahan Jeongyeon tak tertahankan.

Mina pun berbalik dan pergi begitu saja keluar kelas. Sementara itu Jeongyeon menatap kesekeliling satu persatu mencari siapa yang melakukan hal itu kepada sang kekasih.

*Klek.

Pintu kelas kembali terbuka.

"Jeong, apa yang terjadi pada Mina- eoh?" Jean pun menghampiri Jeongyeon dan menatap meja Mina yang penuh sampah.

Jeongyeon pun berjalan ke belakang kelas dan mengambil tempat sampah. Dengan penuh emosi ia membuang sampah sampah itu dan membersihkan meja Mina dengan sapu tangan yang ia bawa.

"Mengapa kau repot repot menghapusnya?" Sebuah suara yang amat Jeongyeon hafal pun menghentikan kegiatannya.

"Apakah kau yang melakukan ini, Nayeon?" Tanya Jeongyeon.

"Fufufu tentu saja." Jawabnya santai.

Jeongyeon pun membalikan badannya dan berjalan ke arah Nayeon.

"Mengapa? Apakah Mina pernah mengganggumu?" Tanya Jeongyeon dengan wajah seriusnya.

"Memangnya tidak boleh?" Nayeon melipat kedua tangannya di depan dada sambil menatap Jeongyeon dan menyeringgai.

Jeongyeon terdiam dan mengangguk angguk seolah paham.

"Bad idea, miss Im." Komentar Jean sebelum kembali membersihkan meja Mina.

Jeongyeon pun berjalan ke arah meja Nayeon dan menendangnya hingga terbalik begitu juga dengan kursinya.

"Kau gila?!" Marah Nayeon.

Jeongyeon mengambil tas Nayeon dan melemparkannya keluar jendela.

"APA YANG KAU LAKUKAN?!!" Kaget Nayeon.

"Memangnya tidak boleh?" Jeongyeon mengembalikan perkataan Nayeon.

"APA KAU TAU SIAPA AYAHKU?!" Tanyanya.

"Kenapa? Ibumu tidak memberitahumu?" Balasan Jeongyeon membuat satu kelas terkekeh dan menggeleng geleng.

"Awas saja kau, Yoo Jeongyeon!!" Ancam Nayeon.

*Greb.

Nayeon terkejut saat Jeongyeon mencengkram kerah bajunya.

"Lakukanlah apa yang ingin kau lakukan. Mengadulah pada ayahmu yang kaya raya itu dan katakan padanya bahwa tasmu dilempar dari jendela setelah mencoret coret meja seorang siswi dan menaruh sampah ke atasnya. Mengadulah seperti anak kecil dan merengeklah padanya supaya ayahmu yang kaya raya itu membantumu menyelesaikan masalah yang kau buat sendiri. Setelah itu Mina dan aku akan terancam skors dan teman Mina yang tak terlihat akan datang setiap malam ke mimpimu hingga kau gila." Ucapan Jeongyeon membuat Nayeon ketakutan hingga air mata menggenang begitu saja di matanya.

Setelah itu Jeongyeon melepaskan cengkramannya.

"Ya, hantu itu nyata. Tapi kau sungguh tak ingin melihat wujud mereka, bukan? Kau akan pipis dicelana jika melihat mereka." Jeongyeon menepuk nepuk pundak Nayeon sebelum pergi keluar kelas.



.
.
.



"Sudah kuduga kau disini." Mendengar suara yang familiar membuat Mina menoleh.

"Mejamu sudah bersih jika kau mau kembali ke kelas." Lanjutnya.

"Mari akhiri ini." Ajak Mina.

"Tidak mau." Tolak Jeongyeon.

"Kumohon, Jeongyeon.." Pintanya dengan air mata yang perlahan jatuh.

Jeongyeon pun mendekatkan dirinya untuk memeluk Mina.

"Selama 4 bulan terakhir, aku banyak melihat hal hal baru yang belum pernah aku lihat sebelumnya. Aku sangat senang bisa melihatmu bergaul dan tertawa lebih banyak. Karena itu aku takkan melepaskanmu begitu saja hanya karena seseorang berusaha merenggut senyummu. Selama orang orang seperti itu masih ada untuk merenggut senyummu, selama itu juga aku akan selalu ada di sisimu untuk menjadi orang yang memastikan senyuman itu kembali." Ucap Jeongyeon.

Mendengar itupun Mina menangis di pelukan Jeongyeon.

"Kau layak untuk bahagia seperti yang lainnya, Mina. Kau layak untuk menerima cinta dan kasih sayang dari orang lain." Lanjutnya.

Setelah lebih dari 20 menit, Mina pun perlahan melepaskan pelukannya dan menatap kedua mata Jeongyeon.

"Hey, Jeongyeon.." Panggilnya.

"Hmm?" Sahut Jeongyeon.

"Aku rasa aku tidak lagi merasa berpura pura dalam hubungan ini." Ucap Mina sambil menunduk malu malu.

Mendengar itupun Jeongyeon tersenyum dan meraih wajah Mina agar menatap kedua matanya.

"Kalau begitu kita tak perlu berpura pura lagi sekarang." Ucapnya sebelum mencium bibir Mina.

*Cup.

Mina pun mengalungkan kedua tangannya ke leher Jeongyeon dan perlahan membalas lumatan yang gadis itu berikan.






























Sweet CreatureTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang