Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
kali ini Joseon benar-benar tak bisa berkutik, aktivitas perdagangan di dermaga mereka di tutup paksa . bukan cuma warga yang tertekan, namun juga pemerintahan mereka..
Raja Jaehyun mengadakan rapat hampir setiap hari, namun sampai saat ini belum menemui titik terang. ketidak sepahaman antara menteri bagian kiri sangat menentang para menteri bagian kanan untuk menyarakankan setujui saja kehendak Qing, menyerah agar ekonomi lekas membaik. namun bagi menteri bagian kiri, jika mereka membuka perdagangan untuk wilayah lain selain Tiongkok.. pengaruh keagamaan sangat akan masuk ke negeri mereka dan akan mengubah beberapa ideologi bahkan percampuran budaya .
"bukan kah karna karna itu lah kenapa Joseon tidak pernah meluas? mengingat negeri Tiongkok yang membesar luas dikarenakan perdagangan yang tidak kenal kepercayaan, mereka berlabuh bahkan ke arah nusantara.. berdagang di sana, serta menikah yang sedikit banyak akan ada percampuran budaya di sana, seharusnya itu juga bukan menjadi sebuah ancaman bagi kita Jeonha..." ucap salah satu menteri bagian kanan
namun kini perwakilan dari menteri kiri menginterupsi
"Nusantara memang banyak berkepercayaan kepada Buddha, namun mereka juga memiliki kepercayaan pada seseorang bernama Muhammad dari bangsa arab yang dipercaya utusan Tuhan.. ideologi ini sangat bertentangan dengan kepercayaan kita bahwa Raja adalah keturunan Tuhan.. jika rakyat kita terpengaruh oleh mereka, dinasty kita di prediksi akan runtuh karena bagi Muhammad.. manusia harus diperlakukan sama, tidak ada kasta budak bagi nya.. agama itu sama beracun nya dengan Ortodoks dan Khatolik" itulah yang di ucap perwakilan menteri bagian kiri
bagi Jaehyun itu ada benar nya, namun mengingat kini mereka berhadapan dengan siapa.. segalanya terasa sangat berat dan sulit.. di tambah Pangeran Jeno yang kini menjadi target amukan Kaisar Qing.. Pangeran Donghyuck yang ternyata juga mencintai Huang Renjun semakin membuat mereka pelik .
terlihat sang Pangeran bungsu kini mengambil beberapa kudapan dan makanan dari dapur istana lalu menaruhnya di sebuah tempat yang terlihat seperti ransel kuno .
'dasar Raja yang bodoh! kalau seperti ini rakyat akan mati kelaparan' batin nya
Donghyuck tidak tahan dengan jeritan rakyat di depan gerbang istana yang telah berlangsung dua hari ini, mereka berunjuk rasa untuk perbaikan ekonomi.. sumber mata pencaharian mereka yang berdagang seketika lumpuh bahkan yang membuat mereka tidak aman adalah berkeliaran nya prajurit Qing di penjuru Joseon . itulah kenapa kini Pangeran Donghyuck memutuskan untuk pergi ke Beijing untuk menemui Kaisar Qing secara langsung dan mendiskusikan kembali titik terang dari masalah ini..
berdiam diri seperti Pangeran Jeno, akan sangat tidak berguna.. pikirnya .
"kau yakin Donghyuck-ah?" Doyoung menatap sang anak khawatir, mengingat Beijing bukan lah tempat yang dekat
"kita tidak bisa egois eomma.. kita mungkin mendapat makan yang cukup dan penjagaan yang ketat di dalam istana, tapi bagaimana dengan rakyat diluar sana? istana bahkan tidak mengeluarkan sedikit makanan untuk sekedar memberi rasa iba.." mendengar ucapan sang anak membuat Doyoung tak bisa berkutik, anak nya yang dikenal memiliki sifat kekanakan bahkan mampu berpikir kritis kali ini