Chapter 15

4.5K 453 22
                                    

"Zhan-ge, apa aku tidak bisa diberi kesempatan yang sama?"

Pertanyaan Yang Zi kembali teringat. Zhan sebenarnya ingin memberikan jawaban, namun tiba-tiba perempuan itu memotong ucapannya dengan meminta Zhan berpikir dahulu sebelum menjawab, dan kemudian dia lari pergi meninggalkannya dalam keheningan.

Namun, meski begitu, Zhan lebih memikirkan Yibo sekarang. Sudah dua hari, namun tidak ada kabar, baik darinya atau dari HaiKuan. Berkali-kali dia melihat ponselnya, namun tidak ada juga kabar berita yang datang.

Matanya kembali mengecek kotak P3K yang sudah dia siapkan dari kemarin-kemarin, dan sudah dia pastikan lengkap setidaknya untuk pertolongan pertama. Dia sendiri meski sedang libur, namun selalu siap-siap mode berpergian jika sewaktu-waktu Yibo membutuhkan tindakan medis lebih.

Ah, sungguh perasaan seperti ini menyebalkan. Kalau si datar itu pulang, Zhan ingin menjewer telinganya, dan memasukkan ide tentang cara memberi kabar yang baik dan benar. Dia tahu bahwa mungkin Yibo sekarang tidak sempat memegang ponsel, tapi setidaknya beritahu dia tentang bagaimana penggerebekan itu, berapa kemungkinan ada accident, atau durasinya, intinya gambaran secara umum tentang tugasnya supaya pikirannya tidak kemana-mana.

Meski dia beberapa kali membantu HaiKuan, namun Zhan tidak terjun langsung. Dia hanya menindaklanjuti temuan, untuk kemudian dia bawa ke lab sebagai penguat data.

Seperti apapun saat ini perkembangan perasaan mereka, Yibo tetap pasangannya. Tentu dia tidak ingin melihatnya terluka.

---

A Yizhan Fanfiction

Wang Yibo (Police) x Xiao Zhan (Doctor)

Romance & Friendship

Out of character

---

Jam di dinding menunjukkan pukul 21.00, namun hari ini semuanya masih tanpa kabar. Zhan bahkan sudah menelepon kantor Yibo tapi belum ada kabar pasti tentangnya. Dia sampai menghabiskan waktu untuk memasak makan malam, yang sekarang juga belum dia santap karena rasa khawatir yang sudah semakin besar.

"Halo, ibu." Zhan memutuskan untuk menelepon mertuanya, setidaknya dia bisa bertanya tentang tugas Yibo, "Apa ibu sedang sibuk? Oh, aku minta maaf karena menelepon malam-malam," Suara ibu mertuanya terdengar masih semangat dan sama sekali tidak masalah dengan telepon malamnya, "Ibu, Yibo belum pulang. HaiKuan bilang bahwa mereka sedang bertugas."

Zhan sedikit malu saat mertuanya berhasil menebak bahwa dia tengah khawatir, "Oh, apakah biasanya memang selama ini, bu? Aku sudah bertanya pada kantornya namun mereka tidak memberi jawaban pasti."

"Ya. Tidak, bu. Aku tidak apa-apa. Yibo memperlakukanku dengan baik." Telinga Zhan memerah karena malu, "Mm, nanti saat libur aku dan Yibo akan kesana." Ditengah keheningan karena menunggu jawaban mertuanya, samar-samar dia melihat dari kaca apartment mobil Yibo masuk ke parkiran. "Oh- aku melihat mobil Yibo dihalaman. Ibu, maaf aku akan menutupnya, Iya, selamat malam ibu."

Zhan segera menutup ponselnya dan berlari turun ke bawah meski bisa saja mobil tadi hanya mirip.

"Yibo!" Panggilnya langsung yang padahal dia tidak tahu siapa yang baru saja parkiran dan kini ada didepan pintu utama gedung apartment mereka.

Pintu mobil terbuka dari pintu sopir, namun itu bukan Yibo. Lelaki dengan postur cukup tinggi, kini membuka pintu penumpang, dan membawa sosok yang mirip Yibo keluar.

"Astaga!" Zhan maju kesana, membantu memapah Yibo yang sepertinya terluka dikaki kanannya.

"Zhan-ge,"

BEING A LOVETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang