CHAPTER 19

4.8K 428 74
                                    

Zhan memandang Yibo dengan ganas. Matanya menyipit kesal saat dia baru bangun setelah dibuat terkapar. Apalagi saat Yibo tersenyum tipis seperti tanpa dosa.

"Selamat pagi,"

"Apa kau manusia?!" Semprot Zhan menggumankan kata pertama.

Ingatannya melayang pada malam-malam dia 'dihajar'. Yibo benar-benar tidak melepaskannya dan membuatnya berteriak merintih mendesah sepanjang malam.

"Aku sudah bilang berhenti, mengapa kau tidak dengar?!" Protesnya melampiaskan.

"Aku hanya menuruti permintaanmu untuk lebih cepat dan lebih dalam."

"YIBO DIAM!"

---

A Yizhan Fanfiction

RATE M (18+) untuk penyebutan kata-kata tidak senonoh.

Wang Yibo (Police) x Xiao Zhan (Doctor)

Romance & Friendship

Out of character

---

Zhan pundung dipojokan saat dia ingat bagaimana kalimat-kalimat tidak senonoh keluar dari mulutnya saat hubungan intim mereka tengah berjalan.

"Ahhh, lebiih cepaath aah lebiih dalam!"

"Yibo- yibo-nggh- yaah disana-ahh disana!"

"Suka-aahn aku suka, aah-"

APA - APAAN ITU SEMUA?!

Belum saat dia bergerak memutar pinggulnya, membuat penis Yibo menari disana, mengaduk-aduk perut dan titik prostatnya dan membuat Zhan menggelinjang terangsang.

AAAAARRRGGH!

Zhan merasa otaknya benar-benar kotor sekarang!

Matanya memandang tiap sudut villa dan ingat bahwa mereka telah melakukannya dimana saja. Seminggu mereka berbulan madu, dan setiap hari penuh dengan kegiatan iya-iya.

Memang, dia juga menikmati, tapi kan Zhan malu jika ingat dengan apa yang sudah dia desah dan teriakan juga bagaimana gerakan mereka ketika mereka saling tertaut erat.

"Kau kenapa?"

Suara baritone meluncur bersamaan pelukan Zhan terima, "Mengapa kau terlihat biasa saja?"

"Aku senang." Yibo mengecup pelipis Zhan, "Terimakasih."

"Kau senang melihatku terkapar?" Ucap Zhan yang suaranya teredam dalam pelukan.

"Terkapar tidak pakai apapun."

"Yibo, kau mesum!"

Yibo tidak menjawab, namun dalam pelukan itu dia merasakan bagaimana bahu Yibo bergetar karena tertawa pelan.

---

Karena pekerjaan mereka berdua yang sama-sama tidak support untuk cuti panjang, menjadikan honey moon mereka tidak terlalu lama. Ijin seminggu sudah merupakan hal yang langka. Apalagi untuk Zhan yang setelah menikah memang mengambil beberapa cuti untuk kepentingan keluarga.

Untung saja sebelum ini dia sangat jarang mengambil cuti, jadi tidak menjadi bahan omongan. Memang, cuti adalah haknya, namun bekerja di pelayanan publik terutama di rumah sakit, kepentingan bersama tetap didahulukan.

Lagipula bukan hanya Zhan yang jarang cuti, teman-temannya pun rata-rata juga sama. Makanya dia 'tahu diri' untuk tidak terlalu banyak mengambil cuti, kecuali keadaan mendesak, dan-ehm- saat-saat seperti kemarin.

BEING A LOVETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang