Seorang gadis kecil berlarian sambil tertawa dan sesekali memutarkan badannya agar gaunnya mengembang.
"Balgiot siap?" tanya Aynu melihat putrinya yang gembira sekali.
"Aounuor bu," sahut Aunur kecil.
"Saya siap." Terlihat ayah Aunur menghampiri anak dan istrinya.
"Siap ... siap ... siap!" Mereka pun tertawa melihat tingkah putri kecil mereka.
Lampu yang terpasang sepanjang jalan membuat malam gelap semakin semarak. Orang-orang berlalu lalang untuk berfoto-foto di spot yang disediakan atau mampir ke stand makanan maupun barang. Aunur kecil begitu gembira bisa melihat kemeriahan pasar malam bersama kedua orang tuanya. Diperbatasan provinsi yang dipilih akan diadakan pasar malam yang diikuti perwakilan dari setiap provinsi. Setiap provinsi selain menjual produk atau jasa juga mengedukasi anak-anak tentang prinsip setiap provinsi. Edukasi disampaikan lewat media yang dipilih yang tentunya dikreasikan sesuai dengan kreativitas masing-masing provinsi.
"Balgiot tunggu di sini ya, ibu mau beli minum dulu." Aunur kecil memperhatikan ibunya yang membeli minuman di suatu stand. Dimana stand tersebut membiarkan orang-orang membuat minumannya sendiri, membayar sendiri dan mengambil kembaliannya sendiri.
"Ibu, pencualnya kok tidak ada?" tanya Aunur kecil.
"Ini namanya stand kepercayaan sayang. Orang-orang didik untuk saling mempercayai satu sama lain. Harus amanah dan jujur jadi apa yang kita minum atau makan akan berkah nantinya." Aunur kecil hanya menatap ibunya sambil memakan permen kapas kesukaannya. "nanti kalau kamu sudah dewasa akan mengerti."
Aunur kecil diajak orang tuanya melihat pementasan yang merupakan kolaborasi semua provinsi.
Dalam pementasan seni diperlihatkan jika orang yang sedang bekerja keras meraih mimpinya lalu terpuruk saat mimpinya tidak tercapai. Selanjutnya diperlihatkan saat orang-orang sudah tidak lagi mempercayai satu sama lain sehingga provisi pun hancur lebur. Kemudian diperlihatkan seorang anak yang berusaha mendapatkan cinta tapi gagal. Baru ditampilkan saat orang putus asa tidak mendapatkan kasih sayang dari orang-orang disekitarnya.
Kelima orang itu duduk berdekatan dengan diberi jarak lalu bermonolog yang sama. "Jika tidak ada lagi mimpi, kasih sayang, cinta, kepercayaan bahkan hati sendiri lalu aku harus bagaimana?" Seorang kakek keluar sambil membawa tongkat untuk berjalan.
"Orang bisa bermimpi tapi jika tidak ada mimpi apa lagi yang kamu harapkan? Orang bisa mencintai tapi jika cinta berubah menjadi benci maka apa yang akan kamu lakukan? Orang bisa menginginkan kasih sayang tapi jika tidak mendapatkannya lalu kamu mau apa? Orang bisa saling mempercayai tapi jika kepercayaan pudar lalu apa yang akan dipertahankan? Orang juga bisa mengikuti kata hati/nurani tapi apa kata nurani selalu tepat? Benar tidak menjamin itu tindakan yang benar dan salah bukan berarti selalu saja tentang salah langkah."
"Pahamilah anak muda, jika tidak ada lagi mimpi, kepercayaan, kasih sayang, cinta maupun nurani masih ada tuhan. Tuhan yang memberikan semuanya maka jika tuhan mengambilnya, itu berarti Tuhan ingin kamu hanya melihat-Nya," kata Kakek itu lagi.
Semua orang bersorak untuk mengapresiasi penampilan mereka. Aunur kecil pun bersorak gembira menyaksikan pentas seni.
Aunur teringat bagaimana bahagia dan damai dulu sebelum virus ini menyebar. Aunur tersenyum miris menyaksikan warga yang selalu mengutamakan prinsip saling mempercayai kini tega berbuat seperti ini. Membiarkan orang sakit sampai mati bahkan tidak mengurus mayatnya sampai membusuk. Bahkan tega membakar rumah warga tetua provinsi hanya karena disinggahi oleh orang asing.
Jumlah kata : 513 kata
KAMU SEDANG MEMBACA
BALGIOT
Fantasy"Belgliot!" Gadis yang lebih memilih menjadikan buku-buku didepannya sebagai penopang tidur terkejut dengan suara wanita parah baya yang memekikkan telinganya. Siapa lagi kalau bukan ibunya--Aynu. "Ibu berulang kali aku bilang jangan panggil Belglio...