Aunur baru saja turun dari pesawat yang membawa penduduk provinsi mimpi. Aunur pun merapikan barang-barangnya lalu menyeret kopernya ke arah gedung mewah bertingkat yang baru saja jadi.
Terlihat kemeriahan dan sorak gembira orang-orang dalam pembukaan gedung baru yang akan menjadi tempat tinggal dan tempat beraktivitas mereka.
"Sepertinya pesawat terakhir sudah sampai. Saya sebagai pembawa acara mengucapkan selamat datang kepada warga yang baru saja turun. Untuk barang-barang bisa langsung diberikan pada petugas dan jangan lupa sebutkan nama agar tidak salah memberikan nama. Selamat menikmati pembukaan gedung baru sekaligus tempat tinggal baru provinsi mimpi," kata pembaca acara.
"Saya harap semua orang berkumpul di depan pintu masuk gedung karena gedung baru ini akan segera diresmikan," kata pembawa acara lagi.
Semua orang terlihat bergembira dengan acara pembukaan gedung baru. Semua orang pun bergegas pergi ke pintu masuk utama gedung. Terlihat seorang perempuan yang diyakini Aunur sebagai petinggi di provinsi mimpi dikawal dengan beberapa petugas keamanan berjas hitam. Seorang perempuan maju memberikan gunting yang nantinya akan dipakai untuk meresmikan gedung.
"Sebelum saya meresmikan tempat tinggal baru kita, ada satu berita gembira lagi. Ayo silahkan ke depan."
Seorang wanita yang tidak lain--Giany berjalan ke depan gedung dengan kondisi sehat. "Seperti yang terlihat kalau warga kita--Giany sekarang sudah sehat. Saya juga mengumkan jika kita berhasil menyempurnakan obat dari virus yang berkembang hanya saja provinsi kita masih di bersihkan dari virus yang bercampur dengan udara. Saya sebagai petinggi provinsi mimpi mengucapkan selamat pada kalian atas gedung baru. Dengan ini saya meresmikan gedung baru ini."
Semua orang yang hadir bertepuk tangan sangat meriah. Apalagi setelah mendengar telah ditemukannya obat dari virus yang mewabah. Melihat situasi yang aman, Aunur berjalan me ngendap-endap langsung menodongkan pistol ke kepala petinggi provinsi mimpi. Orang-orang pun ricuh melihat petinggi ditodong senjata api.
"Ada apa Aunur? Belgliot? Atau harus kupanggil dengan nama Balgiot," kata petinggi dengan nada tenang.
"Bajingan memang kamu! Bisa-bisa kalian menciptakan virus lalu membuat obat penawar virus tersebut seolah-olah kalian baru menemukannya. Padahal kalian memang sengaja menciptakan virus agar gedung ini bisa dibangun karena proyek ini sudah ditolak berkali-kali," kata Aunur yang langsung mundur ke belakang tanpa melepaskan pistol. Dengan tangan kirinya Aunur mengeluarkan kembali pistol di saku kirinya dan mengarahkan ke kepala petinggi.
"Sungguh yang kamu katakan sudah termasuk konspirasi besar, Balgliot. Eh harus saya panggil apa namamu? Apa nama yang cocok untuk orang yang mencuri identitas orang lain." Petinggi itu tetap tenang bahkan tertawa terbahak-bahak.
"Aunur, lepaskan dia. Kita sudah mendapatkan bukti yang kuat dan dia akan dihukum dengan hukum yang berat," kata Alby yang tiba-tiba muncul didepan. Alby berusaha meyakinkan Aunur dengan isyarat matanya hingga Aunur mengalah dan melepaskan petinggi provinsi mimpi.
"Kalian pikir akan mudah menangkap saya--Cyantika bukan tandingan kalian." Tiba-tiba keluar asap yang membuat penglihatan terhalang. Terlihat Cyantika sudah menaiki pesawat terbang bersama dengan petugas keamanannya.
"Sial, dia kabur. Andai saja kamu tidak mencegahku tadi," kata Aunur kesal.
"Tenang saja, dia tidak akan pernah bisa melarikan diri. Lihatlah didalam pesawat itu sudah ada petugas yang akan mengamankannya," kata Alby.
Aunur pun tersenyum saat melihat Cyantika berusaha memberontak saat ditangkap.
"Kakak." Seorang remaja perempuan berlari ke arah Aunur.
"Balgliot, kamu selamat kan? Kamu baik-baik saja? Maaf kakak belum bisa menyelamatkan kamu. Kakak gagal menjadi kakak yang baik untukmu," kata Aunur.
"Tidak masalah kak Aunur. Aku baik-baik saja. Ternyata aneh ya memanggil orang lain dengan nama sendiri. Sepertinya orang tua kita salah memberikan nama yang sama untuk kedua anaknya," sahut Balgliot. Mereka pun tertawa mendengar perkataan Balgliot/Aunur kecil.
Jumlah kata : 586 kata
KAMU SEDANG MEMBACA
BALGIOT
Fantasy"Belgliot!" Gadis yang lebih memilih menjadikan buku-buku didepannya sebagai penopang tidur terkejut dengan suara wanita parah baya yang memekikkan telinganya. Siapa lagi kalau bukan ibunya--Aynu. "Ibu berulang kali aku bilang jangan panggil Belglio...