Aunur duduk dan bawah pohon rindang. Berusaha memikirkan bagaimana caranya agar bisa masuk ke provinsi mimpi. Bagaimana pun Aunur tidak boleh gegabah, tidak boleh ada orang yang harus berkorban untuk dirinya.
"Nak, tolong jangan pergi." Dua orang laki-laki dan perempuan paruh baya terlihat sedang berdebat dengan seorang pemuda.
"Iya nak. Kami tidak melarangmu pergi hanya saja kondisi sekarang tidak tepat. Ada virus yang sedang melanda dan mulai menyebar dari satu provinsi ke provinsi lain. Hal yang terpenting jika kamu keluar dari provinsi ini maka tidak bisa kembali lagi. Kabarnya setelah provinsi kepercayaan kini virus menyebar juga ke provinsi mimpi apalagi di provinsi itu banyak orang yang bukan penduduk asli," nasehat laki-laki paruh baya. Aunur kira mereka adalah orang tua pemuda itu.
"Percaya padaku, Pak. Aku akan kembali dengan keadaan sehat dan membuktikan jika mimpiku bisa tercapai. Setidaknya di sana mereka akan membantuku untuk sukses. Aku berjanji akan menjaga diri untuk tidak tertular virus dan kembali saat virus mereda," sahut pemuda itu.
Terlihat kedua orang tua pemuda itu berat melepaskan kepergian anaknya. Meski berat mereka tetap membiarkan anaknya mengejar mimpi. Mereka juga memberikan bekal untuk anaknya pergi ke provinsi lain--provinsi mimpi.
Aunur yang mengetahui pemuda itu akan pergi ke provinsi mimpi, diam-diam Aunur mengikutinya. Aunur berusaha mencuri informasi agar dia juga bisa masuk ke provinsi mimpi. Tiba-tiba sang pemuda membereskan barang-barangnya dan berjalan dengan cepat. Aunur pun segera mengikuti pemuda itu dengan hati-hati tapi tiba-tiba pemuda itu menghilang. Aunur yang tidak tahu jalan berusaha mencari tahu ke mana pemuda itu pergi. Namun tiba-tiba ada yang memiting tangannya dari belakang. Aunur terkejut ternyata yang melakukan adalah pemuda itu.
"Jangan harap kamu bisa berbuat buruk padaku. Aku lebih pintar, cerdas dan gesit dari yang kamu kira. Katakan apa maumu? Kamu mau barang-barangku atau uangku? Jawab!" bentak pemuda itu.
"Aku tidak tahu caranya pergi ke provinsi mimpi makanya aku mengikutimu apalagi setelah tidak sengaja mendengar kamu juga akan ke sana," sahut Aunur. Aunur hanya bisa berharap pemuda di depannya mempercayainya.
"Kamu tidak tahu cara masuk ke provinsi mimpi?" tanya pemuda itu yang hanya dibalas dengan gelengan. Kemudian pemuda itu melepaskan piringannya membuat Aunur bernafas lega.
"Kamu percaya denganku?" tanya Aunur.
"Aku tidak punya pilihan lain bukan selain untuk mempercayaimu. Namun ingat jika kamu berbohong akibat yang kamu terima akan lebih berat dari yang kamu kira. Ngomong-ngomong apa mimpimu?" tanya pemuda itu.
"Aku memiliki banyak mimpi sampai bingung mau mewujudkan yang mana namun itu dulu. Sekarang mimpiku hanya untuk mendapatkan obat untuk ayahku yang sedang terkena virus yang sedang melanda beberapa provinsi sebelum aku kehilangannya," jawab Aunur sambil menundukkan pandangan untuk menutupi air matanya yang mulai berjatuhan.
"Aku akan membantumu tapi kamu juga membantuku."
"Membantu menemukan obat virus?" tanya Aunur yang dibalasi anggukan pemuda itu.
"Sebenarnya aku sedang dalam misi khusus untuk menemukan obat virus ini karena dari penyelidikan ada yang sengaja membuat virus untuk dilepaskan dan semoga kamu bisa dipercaya," jawab pemuda itu dengan bisik-bisik.
"Aku sedang menyelidiki provinsi mana yang melakukannya karena virus ini dibuat agar provinsi itu bisa memimpin karena memiliki obatnya," kata pemuda itu lagi.
Jumlah kata : 516 kata
KAMU SEDANG MEMBACA
BALGIOT
Fantasy"Belgliot!" Gadis yang lebih memilih menjadikan buku-buku didepannya sebagai penopang tidur terkejut dengan suara wanita parah baya yang memekikkan telinganya. Siapa lagi kalau bukan ibunya--Aynu. "Ibu berulang kali aku bilang jangan panggil Belglio...