Bagian 15

2 1 0
                                    

"Mengapa kalian menuduh kak Giany mencuri!" bentak Aunur.

"Tenangkan teman kalian." Interupsi laki-laki berjas.

"Ini salah. Aku yakin kak Giany tidak meninggalkan tempat ini. Tadi malam saja aku masih-"

Auw! Auw! Aunur merintih kesakitan karena terkena batu. "Periksa di luar. Siapa orang yang sengaja melempar batu," kata salah satu laki-laki berjas pada temennya.

"Tidak ada siapa-siapa pak," kata temannya yang kembali melapor.

"Saya mohon pak izinkan saya memeriksa cctv. Saya yakin ada kesalahan. Tadi malam saya bicara dengannya masih baik-baik saja lalu mengapa dia pergi. Saya merasa ada sesuatu yang disembunyikan kak Giany," kata Aunur.

"Itu bukan urusan kami!" Dua petugas yang sedang berkeliling pun melanjutkan patrolinya.

Aunur mengejar mereka dan memohon, baru setelah itu Aunur diizinkan melihat cctv. Mereka pun pergi ke bagian cctv untuk melihat kejadian semalam.

"Pak, tolong perlihatkan rekaman cctv semalam sekitar jam 22.00 saat semua orang sudah tidur di sekitar asrama perempuan," kata Aunur.

Aunur pun melihat cctv, di cctv terlihat Giany keluar mengendap-endap dengan membawa beberapa tas di tangannya. "Sekarang kamu percaya bukan jika Giany memang melarikan diri dari sini?"

"Iya pak. Namun mengapa harus pergi diam-diam saat orang sudah tidur semua. Padahal dia bisa pergi pagi hari dan berpamitan pada kita semuanya dengan baik-baik," sahut Aunur.

"Mengapa kamu tanya padaku. Aku tidak tahu apapun."

Akhirnya Aunur meninggalkan ruang cctv dengan berbagai tanda tanya. "Mengapa di cctv terlihat kak Giany memang pergi ya," kata Aunur lirih.

"Itu karena memang awalnya dia mau pergi. Hanya saja dia tertangkap sebelum berhasil meloloskan diri dan selanjutnya kamu sudah melihatnya sendiri bukan."

Aunur mempercepat langkahnya meskipun tahu siapa orang yang menyahuti perkataannya. "Jangan ikuti aku! Jangan ganggu aku lagi!"

"Kamu marah padaku ya," tanya Alby.
Aunur diam tidak menyahuti perkataan Alby dan tetap berjalan menghiraukan kehadiran Alby.

"Percayalah padaku jika aku sama sekali tidak ikut campur tentang hal ini."

Aaa! Aaa! "Tolong, siapa saja tolong."

Aunur pun bergegas mencari sumber suara minta tolong. "Kak Giany, kamu kenapa?" tanya Aunur yang melihat kondisi Kak Giany mengenaskan.

"Jangan mendekat. Selama kami belum melakukan pemeriksaan dan memastikan apa yang terjadi maka tidak ada orang yang boleh mendekatinya." Petugas berjas hitam pun langsung membubarkan kerumunan dan membawa Kak Giany ke salah satu rumah sementara yang ada di sana.

££££

Aunur sibuk ke sana ke mari mencari orang pertama yang melihat kondisi Kak Giany. Aunur ingin mendengar secara langsung apa yang sebenarnya terjadi.

Aunur mengatur nafasnya karena lelah berlarian. Aunur tidak sabar lagi untuk mengetahui apa kebenarannya.
"Ada apa Aunur? Kamu mencariku?" tanya Myra yang masuk ke kamar.

"Iya kak. Ada yang mau aku tanyakan."

"Maaf ya kamu menunggu lama. Kamu tahu kan bagaimana sibuknya orang di provinsi mimpi. Tunggu sebentar ya aku mau cucu muka terlebih dahulu." Aunur mengangguk tanda setuju.

"Apa kamu ke sini untuk menanyakan tentang Giany?" tanya Myra yang habis pergi ke kamar mandi untuk cuci muka.

"Iya kak. Aku ingin tahu bagaimana kejadiannya. Bagaimana kakak menemukan kak Giany dengan kondisi seperti itu," sahut Aunur.

"Jadi tadi aku sedang istirahat untuk makan karena baru pulang dari lembur semalam. Kemudian aku melihat Giant minta tolong dan saat aku mendekat kondisinya sudah seperti itu. Saat aku akan membantunya pertugas melarangnya karena sistem provinsi ini," jelas Myra.

Jumlah kata : 531

BALGIOTTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang