Bagian 14

3 2 0
                                    

Satu minggu sudah berlalu. Alby dan Aunur menjalankan aktivitas masing-masing sesuai dengan aturan di sana.

Aduh! Aunur menoleh melihat tidak ada orang tapi menemukan kertas diremas.

Temui aku seperti kemarin

Setelah membaca itu Aunur pun paham siapa pengirim pesan--siapa lagi kalau bukan Alby. Seperti malam itu Aunur pun menemui Alby di tempat yang sama.

"Kamu merasa aneh tidak?" Aunur menggelengkan kepala tanda tidak tahu.

"Jangan berteriak, lihat dan dengarkan!" Aunur pun melihat kemana arah Alby melihat.

Seorang wanita yang familiar bagi Aunur berlari sedangkan ada seorang perempuan dan laki-laki yang mengejarnya. "Aku tidak mau! Aku tidak mau! Kalian menghancurkan mimpiku dan hidupku!"

Tak lama berselang beberapa orang laki-laki berjas ikut mengejar. "Itu kesalahanmu sendiri. Mengapa malah kamu menyalahkan kita untuk kegagalanmu."

"Ini semua salahmu!" Wanita itu menatap laki-laki didepannya lalu menyerangnya.

"Lepaskan aku! Lepaskan aku! Tuhan tidak akan mengampuni kalian! Bisnis yang kalian jalankan tidak akan diridoi tuhan. Kalian membangun mimpi dengan menghancurkan mimpi orang lain." Wanita itu berusaha berontak tapi langsung ditangani oleh laki-laki berjas hitam.

"Kak Giany," kata Aunur lirih. Dengan gesit Alby langsung membawa Aunur pergi.

"Tidak ada orang di sini. Tetap waspada dan jangan sampai ada orang yang tahu tentang ini." Samar-samar Aunur mendengar perkataan mereka sampai dia tidak sadarkan diri.

£££££

"Kamu sudah bangun? Maaf aku terpaksa membuatmu jatuh pingsan," kata Alby.

Aunur masih berusaha mengendalikan dirinya dari rasa sakit karena tindakan tiba-tiba Alby. "Ada apa sebenarnya? Mengapa kak Giany dikejar-kejar?" tanya Aunur.

"Aku masih belum bisa memastikan. Namun yang aku tahu kalau ini bukan hal kecil. Giany tahu sesuatu tentang mereka dan dia tidak menyetujuinya makanya dia dikejar-kejar. Itu baru pendapat sementara," jelas Alby.

"Kamu mengajakku ke sana. Bagaimana mungkin kamu tidak tahu apa-apa tentang kejadian tadi," bentak Aunur.

"Sstt, jangan keras-keras. Percayalah, aku sungguh tidak tahu apa-apa. Tadi aku memintamu melihat karena mencurigai ada sesuatu dan firasatku benar. Apalagi setiap malam, setiap penjaga selalu mengecek tiap kamar secara detail. Jika tidak ada apa-apa mereka tidak mungkin seperti itu," sahut Alby.

"Aku tidak mempercayaimu setelah apa yang terjadi. Aku yakin jika kamu juga ikut campur dalam hal ini." Aunur pun meninggalkan Alby dalam keadaan marah.

££££

Setelah berhasil mengendap-endap masuk lagi, Aunur langsung memejamkan matanya untuk tidur. Pertemuannya dengan Alby menyita waktu tidurnya sehingga dia harus segera tertidur agar tidak mengantuk besok.

Aunur yang masih mengantuk menggeliat ke sana kemari. Berusaha menutupi telinganya dari suara bising yang ada di kamarnya.

"Lapor petugas sekarang juga!"

Aunur menatap teman-teman sekamarnya yang terlihat sedih. "Ada apa?" tanya Aunur pada Mara.

"Bacalah sendiri," jawab Mara sambil menyerahkan sebuah surat.

Maaf teman-teman aku harus pergi meninggalkan kalian semua. Aku rasa di sini memang bukan tempatku. Terlalu banyak masalah dalam hidupku sehingga aku memutuskan untuk pergi dari sini. Meninggalkan kalian untuk selamanya tapi tidak perlu khawatir karena aku akan menjaga diriku sendiri.

Salam manis
Giany

"Cek apa ada barang yang hilang. Terutama barang-barang berharga. Jika sampai 24 jam tidak ada laporan maka masalah ini selesai sampai di sini," kata petugas laki-laki berpakai hitam.

Jumlah kata : 510 kata

BALGIOTTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang