09. Pertama Kali Ngekos

114 26 3
                                    

"Az, maafkan aku... membuat hidupmu rumit," kata Sean yang saat ini mengendarakan mobilnya tanpa tujuan.

"Justru aku yang meminta maaf Sean. Karena aku kamu jadi seperti ini. Kamu bermusuhan dengan Papa kamu. Kamu kehilangan segalanya."

Azora sangat merasa bersalah. Bagaimana semuanya dimulai? Kenapa ia bisa bertemu Sean? Hingga berakhir dalam hubungan yang rumit.

Andaikan ia tidak datang di pesta itu. Andai ia tidak berniat mengakhiri hidup. Ia tidak akan bertemu Sean bukan? Kenapa takdir begitu rumit dan cepat?

"Sssttt. Ini memang pilihanku. Lagi pula cepat atau lambat Algarel akan memberikanku pilihan. Dan... aku tidak mungkin akan melewatinya nanti sendirian," kata Sean mengambil tangan Azora yang berada dipaha gadis tersebut. Ia menggenggam telapak tangan istrinya.

"Mari kita lewati ini bersama-sama Sayang," kata Sean dengan lembut.

Azora menunduk, wajahnya tersipu. Mungkin saat ini wajahnya sudah memerah. Ia belum pernah berada diposisi seperti ini dengan laki-laki. Seanlah laki-laki pertama yang dekat dengan Azora selain keluarganya. Dan, apakah ia sudah jatuh cinta kepada pria itu dalam waktu sedekat ini.

"Aku merasa aneh, biasanya aku tipe orang yang memiliki ego besar. Namun, entah kenapa saat bersamamu keegoisanku menghilang. Aku tidak menggodamu Az, aku berkata jujur."

"Terlepas dari apapun kadang kita dapat merasa nyaman pada orang tidak dikenal," balas Azora.

"Bisa kamu membuatku nyaman istriku? Aku orang yang sedikit... liar," kata Sean dengan sedikit seriangaian menghiasi wajah tampannya.

"Tentu, suamiku?" Azora berkata dengan ragu.

Sean menghentikan mobilnya dipinggir jalan. Ia menatap Azora sepenuhnya.

"Kamu sangat menggemaskan, aku tidak menyangka kamu lebih tua dariku 5 tahun," kata Sean mengusap surai Azora.

"Yah! Harusnya kau menghormatiku," kata Azora saat Sean merusak tatanan rambutnya.

"Baik-baik, kakak istri?" Tanya Sean membuat wajah Azora semakin masam.

Sean tertawa melihat wajah Azora tersebut, kemudian mencubit pelan hidungnya. Ia tidak pernah segemas ini kepada lawan jenis. Azora perempuan satu-satunya yang membuat Sean merasa jatuh kedalam lautan cinta.

Setiap menatap Azora, selalu saja ada yang menggelitik dalam diri Sean. Ia pernah mengatakan jika menyukai perempuan yaitu sepupunya bukan? Tetapi, perasaan itu tidak sama jika ia bersama Azora. Sean berasa benar-benar dirumah.

Sementara Azora yang mendapat perlakuan tersebut kesal dan bahagia dalam waktu bersamaan. Ia tidak mengira akan merasa nyaman dengan remaja yang jauh lebih muda darinya.

Saat ini Azora masih belum bisa menebak isi hati Sean. Apakah pria itu benar-benar mencintainya. Tapi untuk sekarang, Azora akan berusaha untuk bahagia.

Lagi, Sean sangat berbeda dengan kebanyakan laki-laki. Sebagai mahasiswa jurusan psikologi, Azora tahu sedikit berbagai macam karakter manusia bahkan pria. Namun hanya Sean yang tidak dapat ia tebak.

Laki-laki itu sangat jujur kepadanya, seolah tidak memiliki rasa gengi, egois, ataupun arogan. Sikapnya yang terbuka dan jujur membuat Azora nyaman. Tidak semua laki-laki dapat berbicara, bercanda, bahkan mengungkapkan isi hatinya seperti Sean.

Namun disisi lain, Sean dapat berubah 180° sangat mengerikan dari sisi satu ke yang lain. Laki-laki itu dapat menjadi seseorang yang tidak tersentuh.

Sampai saat ini Azora masih sangat bingung dengan Sean. Namun sebisa mungkin, ia menikmati masa-masa bahagia seperti ini.

Sean AlgarelTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang