"Hah.... Sean kemana ya? Sudah jam dua belas tidak pulang-pulang. Dihubungi juga tidak dijawab!" Kata Azora bingung hingga mondar-mandir didepak kos-kosan. Ia khawatir jika suaminya itu kenapa-napa. Padahal biasanya ia pulang dari restoran jam setengah sepuluh. Namun hingga jam dua belas malam, remaja itu belum menunjukkan tanda-tanda pulang.
"Hei... kenapa malam-malam diluar? Nanti masuk angin loh."
Azora terkejut mendengar sebuah suara, ia melihat Arga yang baru saja keluar kamar dan duduk di kursi depan.
"Menunggu Sean, dia belum pulang," jawab Azora yang masih setia melihat jalanan.
"Oh, anak remaja pulang diatas jam segini memang wajar sih," balas Arga pelan.
"Eh, nama kamu benar Azora? Azora Belia anak fakultas psikologi semester akhir?" Tanya Arga dan Azora mengangguk.
"Tahu dari mana?" Tanya Azofa ditujukan untuk dari mana Arga tahu jika dia mahasiswa semester akhir.
"Tanya temen-temen, gue anak manajemen," balas Arga dan Azora hanya mengangguk.
Mata Azora kembali melihati jalanan yang sepi.
"Em... lo bagaimana bisa nikah sama bocah SMA itu?" Tanya Arga penasaran.
"E... privasi," balas Azora dan Arga tersenyum kecil.
"Sorry, gue merasa aneh saja kok kalian menikah. Secara usia dan dia masih SMA," Balas Arga namun Azora hanya diam.
"Lebih baik lo masuk saja deh Az. Nanti masuk angin, kalau suami lo pulang dia juga pasti langsung datang. Postif thinking aja, dia sibuk atau lagi ketemu keluarganya?" Kata Arga mencoba menenangkan Azora karena wajah wanita itu sangat khawatir.
"Mungkin... tapi tidak mungkin bukan Sean pulang tanpa panggilan Andrian? Atau memang sedang ada urusan penting?" Tanya Azora entah pada siapa.
"Yah setidaknya khawatirkan dirimu dulu. Kasihan jika sampai kalian sakit," kata Arga membuat Azora segera menatapnya.
"Kalian?" Tanya Azora dan Arga langsung terdiam.
"Ma–maksud gue, lo sama suami lo. Sudah sana masuk, gak baik cewek diluar malem-malem. Gue disini peringatin lo masih baik," kata Arga kemudian segera masuk kembali menuju kamarnya.
Azora menatap Arga dengan bingung. Namun ada baiknya ia mengikuti nasehat Arga. Pasti nanti Sean akan langsung masuk jika pulang.
"Semoga kamu baik-baik saja Sean," kata Azora kemudian masuk menuju kamarnya walau didalam ia tetap menunggu dan tidak bisa tidur.
"Ahh, I like your babyhh..." desah Sean yang saat ini tengah mempercepat gerakannya.
"Ahhh Seaahhh moreehhh..." Gerald yang berada dibawah juga tidak dapat menahan desahannya. Ia sudah tidak peduli siapa yang menjadi dominan. Yang ia inginkan hanyalah Sean malam ini.
KAMU SEDANG MEMBACA
Sean Algarel
Novela JuvenilIni kisah hidup gue, Sean Algarel yang sangat aneh. Kenapa aneh? Gara-gara ucapan gue, hidup gue yang sudah rusuh semakin rusuh. Disini gue juga bingung nentuin genre cerita gue sendiri. Ini kisah cinta atau kisah pencarian jati diri atau kita perba...