17. Jujur

82 15 8
                                    

"Sean? Itu Sean Algarel bukan?" Seorang perempuan yang tengah berjalan sendirian di mall memincingkan matanya saat melihat orang yang ia kenal.

"Sean? Dengan perempuan?" Tanya Zea bingung. Ia tidak pernah melihat perempuan itu disekolah. Lalu siapa dia? Karena penasaran akhirnya ia memilih untuk mengikuti mereka.

"Sikapnya manis banget sama cewek itu?" Tanya Zea yang masih membuntuti dengan bingung.

Ia segera membuka ponselnya untuk sekedar memotret atau video apa yang Sean lakukan. Entah ia merasa itu akan berguna suatu hari nanti.

"Sebenarnya Sean itu suka cewek atau cowok sih?" Tanya Zea bingung.

"Tapi kenapa dia menggoda Gerald jika suka cewek? Dia tidak punya saudara seingatku." Zea masih mengikuti mereka.

Ia tambah kaget saat meihat Sean menyuapi dan tertawa pada gadis dihadapannya. Namun ia harusnya dapat memanfaatkan momen ini untuk menghancurkan hubungan Sean dan Gerald bukan? Ah! Itu ide yang bagus.

Dan jika cewek itu adalah pacar Sean? Zea memiliki ide, tujuannya disini bukan hanya ingin menghancurkan hubungan Sean dan Gerald. Ia lebih ingin menghancurkan sosok Sean Algarel yang selalu mendapat kesempurnaan lebih dari pada orang lain.

Sebagai laki-laki, Sean terlalu sempurna. Entah bagaimana Zea bisa memiliki dendam dengan lelaki sempurna yang menyebabkan sahabat sekaligus orang yang ia sukai menjadi terobsesi pada laki-laki sempurna itu.

 Entah bagaimana Zea bisa memiliki dendam dengan lelaki sempurna yang menyebabkan sahabat sekaligus orang yang ia sukai menjadi terobsesi pada laki-laki sempurna itu

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Drrtt...

Ponsel Sean bergetar, ia segera melihat siapa yang memanggilnya. Derisa? Untuk apa?

"Honey, Derisa meneleponku. Aku angkat sebentar ya," kata Sean dan tentu saja langsung mendapat anggukan dari Azora.

Sean segera berdiri dan menuju tempat yang sepi. Sementara Azora hanya menghela nafas dan kembali memakan makanannya.

"Permisi."

Azora mengangkat kepalanya. Ia kaget melihat seorang gadis cantik yang sangat imut. Apa ada anak SMP nyasar ketempat ini?

"Iya? Maaf siapa?" Tanya Azora bingung.

"Oh, maaf menganggu. Tadi aku tidak sengaja melihat kamu duduk dengan Sean. Sekarang anaknya kemana ya?" Tanya Zea seolah celigak-celiguk menoleh kesana-kemari.

"Sean sedang mengangkat telepon. Kamu mengenalnya?" Tanya Azora bingung, ia mulai menilai gadis ini. Sungguh cantik dan imut, apakah ia pacar Sean? Tidak mungkin bukan seorang seperti Sean tidak memiliki pacar diluaran sana? Apa ia akan dilabrak pacar suaminya?

"Hehehe, begini... maaf aku cuma ingin menyapa sebenarnya. Sebenarnya siapa yang tidak kenal Sean, satu SMA Dirgantara tau lah. Dia kan most wanted sekolah, lagi pula ia siswa berprestasi akademik atau non akademik. Eh! Aku ini teman Sean, namaku Zea," katanya memperkenalkan diri.

"Oh... Azora," balas Azora ramah. Ia tidak menyangka jika Sean sangat berbakat sekali di sekolah. Ia semakin merasa bersalah, pasti rasa bangga kedua orang tua Sean hancur karena dirinya.

Sean AlgarelTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang