Hari ini Sean berangkat sekolah seperti biasa. Hanya yang membedakan ia memakai jaket hodienya. Hal itu membuatnya menjadi pandangan banyak orang. Yah, mereka melihat Sean semakin keren dengan stylenya hari ini.
"Pagi kak Sean," sapa beberapa adek kelas saat ia lewati.
"Hm," hanya itu balasan dari Sean bahkan remaja itu tidak tersenyum sama sekali. Beberapa ada yang heran dengan tingkah laku Sean. Mereka menyadari perubahan sikap Sean yang sedikit lebih dingin itu.
"Bro! Tuh Sean datang, biasanya lo cari ribut sama dia," kata Zidan sembari menepuk bahu Gerald.
"Diem lo semua," balas Gerald sinis membuat mereka heran.
Gerald bahkan tidak menoleh kepada Sean sedikitpun. Namun yang membuat semua heran, kala Gerald tidak menoleh justru Sean yang menghampirinya.
"Wih! Kesambet apa tuh anak sombong deketin lo Gerl?" Tanya Davin tidak percaya dengan pemandangan didapannya.
Sementara Gerald hanya diam saja, ia melirik namun tidak berniat menatap remaja yang tengah mendekat itu. Ia masih dalam posisinya, duduk dengan kedua tangan yang ia masukkan kedalam saku sweater hodinya. Penampilan Gerald hampir tidak ada bedanya dengan Sean sendiri.
"Weh! Tumben anak emas ngehampiri kita," kata Farel menatap Sean remeh.
"Gerl!" Panggil Sean saat sudah tepat dihadapan Gerald.
"Dipanggil Gerl," kata Zidan menyenggol bahi Gerald.
"Keknya Gerald-"
"Lo semua diam! Gue cuma mau bicara sama Gerald!" Tekan Sean seketika membuat mereka diam dengan atmosfir yang ditimbulkan Sean.
'Kenapa Sean jadi seperti ini? Tidak mungkin jiwa dominannya keluar hanya karena dia jadi seme sekali? Atau Sean memang iblis?' Batin Gerald yang hanya diam.
"Gerl! Jangan pura-pura tuli," kata Sean masih dengan sabar.
"Ck, apa?" Balas Gerald dengan tampang malasnya.
"Gue mau bicara," kata Sean dan Gerald menatapnya dengan malas.
"Disini bisa?" Tanya Gerald kembali.
Sean hanya menghela nafas, ia merogoh sakunya dan mengeluarkan beberapa lembar uang berwarma merah.
"Uang ganti bensin kemarin. Gue gak suka hutang," kata Sean menyerahkan uang itu dihadapan Gerald.
"Sudah gue bilang free!" Kata Gerald menolaknya namun Sean tetap memaksanya hingga memasukkan dengan paksa pada saku sweater Gerald.
"Sudah gue bilang kalau gue gak suka hutang," balas Sean sinis.
"Dan... sampain salam gue pada sahabat cewek lo. Berkat dia kemaren, hubungan gue dan cewek gue lebih baik."
Sean mengakhiri pembicaraan dan segera menuju ke kelas. Tidak menghiraukan tatapan beberapa siswa yang bingung melihat interaksi Sean dan Gerald.
Sementara Gerald sangat terkejut saat Sean mengatakan ceweknya? Sean memiliki pacar? Tidak! Ini mustahil, itu tidak akan pernah terjadi!
KAMU SEDANG MEMBACA
Sean Algarel
Novela JuvenilIni kisah hidup gue, Sean Algarel yang sangat aneh. Kenapa aneh? Gara-gara ucapan gue, hidup gue yang sudah rusuh semakin rusuh. Disini gue juga bingung nentuin genre cerita gue sendiri. Ini kisah cinta atau kisah pencarian jati diri atau kita perba...