ZT

21 13 2
                                    

Hari ini Tamara pulang ke rumahnya ia sudah lama tidak pulang ke rumahnya semenjak 3 Minggu yang lalu padahal cuman jatuh dari tangga tetapi mengapa lama sekali ia di rawat namun ia tidak sendirian ada zayyan menemaninya sejak ia jatuh sampe ia pulang Laki-laki itu menjaganya sampe ia sembuh sweet banget sih

Saat ini zayyan sedang menyetir mobilnya sebelumnya ia meminjam mobil gevano tapi ia kembalikan kepada temannya itu dan ia menyuruh gio untuk membawakan mobilnya kemarin

"Kenapa liatin aku?"tanya zayyan melirik sekilas. Tamara menggeleng kepalanya. "Enggak tadi cuman liatin pemandangan sebelah kamu"jawabnya bohong

"Jangan bohong"

"Enggak"

"Aku tau kok kamu bohong"

"Enggak zayyan"

"Bohong"

"Enggak sayang"

"Gak mempan"

"Siapa yang gombalin kamu"

Zayyan mendengus kesal. "Ngalah lebih baik, daripada gue malu" ujarnya pelan tapi masih di dengar Tamara

Tamara hanya ketawa dalam hati sebenarnya ia iseng kepadanya yah meskipun untuk lucuan saja habisnya zayyan fokus nyetir giliran dirinya tidak di perhatikan

Zayyan melirik tangan Tamara yang ganggur lalu mengambil dan menggenggam tangannya Tamara yang tadinya menatap jendela sebelah menoleh kearahnya dan menatap tangannya

Tamara tersenyum lebar menatap tangannya di genggam zayyan lalu menatap jendela seandainya jika ia dan zayyan memang di satukan ia akan mengagumi laki-laki itu karna sifatnya yang dingin dan cuek itu membuatnya merasa beruntung ia berdoa kepada Tu...

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Tamara tersenyum lebar menatap tangannya di genggam zayyan lalu menatap jendela seandainya jika ia dan zayyan memang di satukan ia akan mengagumi laki-laki itu karna sifatnya yang dingin dan cuek itu membuatnya merasa beruntung ia berdoa kepada Tuhan agar ia bisa bersama kekasihnya sampe zayyan melamarnya dan menikahinya

"Ya tuhan semoga aku bisa bersamanya sampe suatu saat maut memisahkannya"batinnya sambil memejamkan matanya

Akhirnya mereka sampe di rumahnya Tamara zayyan menoleh kepada Tamara yang masih memejamkan matanya apa Tamara tidur? Zayyan ingin membangunkannya tapi ia tidak enak kepada Tamara akhirnya ia memutuskan untuk menggendongnya ala bridal style saat sampe di rumahnya ia memencet bel rumahnya muncullah perempuan cantik seperti mamah tirinya

"Eh ini kenapa Tamara?"tanya mamah tirinya-pevita dan mempersilahkan zayyan untuk masuk

Zayyan tersenyum tipis."tidur anak ya Tante".jawabnya. "Tan?.. Tamara ya mau di taroh mana?"lanjutnya

Pevita tersenyum ramah. "Bawa aja di kamarnya ya di atas tuh yang namanya TAA itu kamarnya, dan manggil mamah aja ya biar akrab"ujarnya

Zayyan menatap mamah tirinya bingung namun ia menggangguk saja lalu menaiki kamarnya Tamara saat sampai ia membuka tamatnya dan menaruh Tamara di kasur ia pun mencopot sepatunya dan menarik selimut sampai leher

Zayyan beranjak dari pinggiran kasur namun tangannya di cekal saat ia melihat siapa yang mencekalnya ternyata Tamara yang sedang bergumam tidak jelas mungkin sedang bermimpi zayyan pun terkekeh menatapnya tangannya terangkat menyingkirkan rambutnya dari wajahnya

"Gimana kalo gue suatu saat ninggalin Lo?, Lo sama siapa ntar raa?"

"Jika gue pergi ninggalin Lo, terus selamanya gimana?"

"Gue minta sama Lo ya, jika gue pergi atau lupa sama Lo, Lo harus bisa datang ke gue"

Zayyan menatap tamara sendu rasanya ia tidak mau kehilangan gadisnya tapi jika takdir memisahkannya gimana? Apakah ia siap kehilangannya? Atau jika Tamara hilang dari hidupnya? Zayyan menghilangkan pikiran itu lalu beranjak dan melepaskan cekalannya zayyan berjalan keluar dari kamarnya

Zayyan menuruni tangga matanya mengarah kepada Pevita mamah tirinya Tamara Pevita tadinya menatap tv lalu berganti menatapnya tersenyum manis Dan menyuruh zayyan untuk mendekatinya

Zayyan menatapnya tersenyum tipis dan duduk di sebelahnya. "Ada apa ta- eh mah"tanyanya hampir keceplosan memanggilnya Tante. "Kamu mencintai Tamara ya?"tanya Pevita

Zayyan mengangguk dan senyum yang tidak pudar. "Iya mah" jawabnya. Pevita mengusap puncak rambut zayyan. "Mamah tau kamu mencintainya, jangan sampe kamu ninggalin dia ya?"ujarnya seperti perintah

Zayyan bingung ingin jawab iya atau tidak karna jika suatu saat takdir memisahkannya ia bisa apa?

"Zayyan?" Ujar Pevita yang belum dapat jawaban dari zayyan

Zayyan menundukkan kepalanya. "Mah.. belum tentu zayyan menjaga Tamara selamanya karna zayyan bukan tuhan yang bisa menentukan pilihannya tapi zayyan yakin pasti zayyan akan tetap menjaga Tamara" ucapnya meyakinkan

Pevita menatapnya lalu tertegun dengan cara bicara zayyan yang dewasa dan memiliki kesopanan ia sebelumnya tidak pernah tau jika Tamara mempunyai pacar ia juga tau dari Cherly kakak tirinya

Jika Kalian bilang sejak kapan Pevita damai dengan Tamara itu sejak kemarin namun Tamara masih belum bisa menerimanya tapi sifat Pevita sudah berubah sejak ia berumur 16 tahun

"Kamu ternyata bisa membedakan mana cinta dan hati"

Pertanyaan Pevita membuat zayyan bingung maksudnya apa? Zayyan tersenyum kaku. "Mah..cinta itu di ibaratkan seperti tali yang tetap nyambung walau banyak yang ingin memotongnya tapi tetap bertahan nyambung sedangkan hati itu tumbuh seperti kita jatuh cinta pada pandangan pertama tapi belum tentu dia cinta bisa di bilang sekedar hati jadi kita saling mencintai bukan saling suka mah.." jawabnya tersenyum tipis

Pevita sangat tersentuh kepada zayyan meskipun laki-laki ini ia ingin laki-laki itu mengubah kehidupan Tamara yang gelap menjadi cerah

"Meskipun Tamara banyak banget rintangannya dan punya kehidupan suram dan gelap pasti zayyan yakin dia pasti bisa melewati semuanya sendirian tanpa membutuhkan seseorang di sampingnya"

"Jika seandainya zayyan gak di samping Tamara, zayyan yakin Tamara bisa mencari pengganti zayyan meskipun hatinya tidak rela..mah"

Seseorang yang berada di depan pintu kamarnya itu menutup mulutnya ia tidak menyangka zayyan mengatakan hal itu kepadanya ia tidak bisa menahan tangisannya

Zayyan menatap Pevita. "Mah...saran zayyan..Tamara butuh kasih sayang seorang ibu dia ingin sekali di elus dan di peluk..mah zayyan minta satu semangatin Tamara, Tamara sayang sama mamah tapi dia gengsi ngelakuin itu jadi zayyan minta sayangin dia seperti anak kandung mamah sendiri"sarannya. "Mah..zayyan pulang yaa"ucapnya beranjak dari tempat duduk lalu berjalan pulang kerumahnya

Pevita mematung saat mendengar kata-kata zayyan yang seperti menyindirnya ia juga merasa bersalah mengapa dirinya tidak tau sesungguhnya mengapa zayyan tau segalanya sedangkan dirinya tidak

"Tamara maafin mamah"ucapnya sambil menangis

ZAYYANTAMARA(END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang