Tamara berjalan santai di depan rumahnya sambil mengelilingi perumahannya itu Tamara juga memakai earphone dengan mengikuti irama musik
Backsong:bisa tanpamu-andmesh
"Akan kubuktikan bahwa ku bisa tanpamu"
"Kau memang tercipta bukan 'tuk bersamaku (oh, tapi)"
"Tapi ingatlah bahwa suatu hari nanti"
"Takkan kau temukan pada yang lain"
"Yang sangat mencintaimu lebih dariku"
Menurut Tamara lagi itu sangat bagus bagi yang galau Tamara berlari sambil memutar tubuhnya hawa yang dingin pada malam hari membuatnya senang
Tamara suka kegelapan tapi ia juga menyukai kecerahan namun kegelapan itu membuatnya senang karna menurutnya gelap itu penuh kesunyian dan kesepian sedangkan kecerahan penuh keceriaan dan kegembiraan
Tamara menatap sekelilingnya yang sepi dan sunyi tapi tidak membuatnya takut ia perempuan pemberani tidak takut dengan hal-hal berbau mistis
"Gue cinta dia, dia juga cinta sama gue"
"Dulu gue punya mantan"
"Dia..eh dia tadi kayak Raka?"
Tamara mengingat pagi tadi waktu tadi ada seseorang yang menepuk pundaknya itu seperti mirip Raka mantannya dulu tapi apa mungkin? Bahwa laki-laki itu kembali padanya?
"Perasaan gue kali ya"
"Dia..tinggal dimana sekarang?"
"Dih ngapain gue ngurusin dia ogah bet"
Tamara duduk di dekat taman padahal sekarang sudah jam 8 malam tapi gadis itu masih di luar sambil memainkan hpnya suasana juga dingin untung saja Tamara memakai hoodie jadi menghindari dinginnya malam hari
Tamara merasa bahwa seseorang duduk di sebelahnya lalu ia menoleh kepadanya dan-
"Hai apa kabar?" Tanyanya
Tamara mematung saat seseorang menanyainya ia langsung menutup HP-nya dan beranjak saat ingin berjalan seseorang mencekalnya lalu menariknya untuk duduk kembali
"Raa, di tanya di jawab dong"ucap laki-laki itu
Tamara masih enggan menatapnya. "baik" jawabnya singkat. Laki-laki itu mengangguk. "Padahal gue mantan Lo" ujarnya sambil menyandarkan tubuhnya
Tamara menatap mantannya itu. "Apalagi? Mau minta balikan?"tanyanya malas. Raka menoleh kepadanya. "Balikan? Enggak tuh siapa yang balikan, emangnya Lo mau?"jawabnya tersenyum manis
Tamara menatap Raka mengapa dirinya agak sakit jika Raka kembali di kehidupannya namun anehnya dirinya dapat kabar Raka meninggal apa mungkin ini cuman mimpinya?
Raka menepuk pipinya pelan. "Kenapa? Ada yang salah?"tanyanya.
Tamara mencubit pipinya apakah benar ini mimpinya? Tapi ini beneran tidak tidak mungkin jika laki-laki itu kembali padanya
"Hei?"
"Tamara? Lo ngeliatin gue kek belom pernah liat aja"
"Emang gue belom pernah liat Lo"ucapnya
"Kenapa?" Tanyanya. Raka mengingat kejadian tahun lalu. "Apaa..Lo tau gue meninggal?"tanyanya lagi. Tamara mengangguk. Raka terkekeh kepadanya.
"Itu gue bukan meninggal tapi koma"jawabnya seraya menunduk
"Kenapa?"
Raka menoleh. "Kakak gue pengen gue mati raa dan itu menyebabkan gue koma karna dia berusaha buat gue mati"
Tamara menatap serius
"Gue binggung raa seandainya gue gak buat orangtua gue meninggal pasti semua fine-fine aja"
"Setelah kejadian 6 tahun lalu kakak gue ngebentak gue ngusir gue terus selalu adu domba sama gue"
"Setiap gue pulang sekolah gue selalu di hajar, mana lagi hajarnya itu gak main-main"
Raka menoleh."dia juga selalu bilang Lo anak pembawa sial gak seharusnya gue hidup" ucapnya meneteskan air matanya
Tamara mengusap pundaknya ia tau bahwa Raka anak broken home tapi ia juga tidak bisa benci kepadanya dulu ia juga seperti itu namun berubah karna zayyan yang membuat ibunya berubah
"Gue milih tinggal sendiri di apartemen dengan hasil kerja gue sendiri"
"Lo tau?, Gue koma karna di tabrak mobil kakak gue sendiri raa, bayangin Ra bayangin coba seandainya Lo jadi gue gimana rasa sakitnya"
"Hiks gue tetep tegar di hadapan semua orang meskipun hati gue retak hiks"
Tamara yang semakin tidak tega pun memeluknya untuk menyalurkan rasa kekuatan hatinya Raka memeluknya erat karna Raka tidak miliki pelukan hangat dari orangtuanya maupun kakaknya
"Raa makasih udah meluk gue"ucapnya tersenyum ketir dan melepaskan pelukannya
Tamara mengangguk. "Lo yang kuat ya gue yakin seratus persen Lo bisa hidup sendiri tanpa ada kakak Lo yang jahat sama Lo"ujarnya tersenyum tipis
Raka pun tersenyum kecil."iya raa gue yakin gue pasti bisa" semangatnya seraya mengusap air matanya
Tamara mengangguk."emang kematian orang tua Lo ada hubungannya sama Lo?"tanyanya
Raka menatap kearah lain. "Iya waktu itu gue lagi jalan-jalan Ama orangtua gue tiba-tiba ada mobil truk saat itu gue mau nolongin orangtua gue eh kakak gue narik tangan gue untuk keluar". Raka menghela nafasnya. "Saat di bawa rumah sakit orangtua gue meninggal tapi kenapa yang di salahin gue kakak gue malah nyalahin gue padahal gue mau bantuin tapi kakak gue bilang Lo anak pembawa sial, Lo goblok ya jadi orang mamah sama papah meninggal karna Lo Raka!!, sejak itu gue di benci Ama dia"jelasnya sambil menggenggam tangannya sendiri
Tamara menatapnya sendu ia tidak menyangka seorang Raka punya trauma sejak kecil sering di pukuli di bentak oleh kakaknya itu ia tidak kebayang rasa sakitnya seperti apa
Raka menoleh. "Udah jangan kasihanin gue, gue baik-baik aja" ujarnya tersenyum ketir. Tamara menggeleng."Lo gak baik-baik aja kaa.." kata Tamara meneteskan air matanya
Raka melihat itu langsung mengusap air matanya ia tidak mau jika Tamara mengkasihaninya karna menurutnya ia terlihat lemah jika di kasihanin Tamara gadis kuat sama seperti mamahnya tapi ia tidak membantah untuk membuat Tamara kembalinya biarkan Tamara punya masa depan sendiri ia yakin jika zayyan laki-laki baik
Raka juga mengingatnya untuk hati-hati dengan zayyan entah kenapa ia ingin bilang seperti itu ia yakin zayyan tidak akan pernah menyakitinya
Seseorang sedang memakai hoodie dan kacamata hitam yang sedang memantau mereka dari kejauhan lalu menatap mereka heran
"Dia Raka?,Mantannya Tamara?" Tanyanya pada diri sendiri
Tidak lama mobil laki-laki itu melajukannya meninggalkan mereka yang sedang mengobrol
Siapa yah itu?
Komen ya siapa dia, dan vote oke
KAMU SEDANG MEMBACA
ZAYYANTAMARA(END)
Teen Fiction•DESKRIPSI DI GANTI KARNA TIDAK SESUAI DENGAN ALUR CERITA! Menurut Tamara Zayyan itu adalah hidupnya dan mengubah hidupnya yang dulunya gelap menjadi cerah Menurut Zayyan Tamara itu adalah mengisi hatinya yang kosong Kisah mereka berawal dari Tama...