ZT

23 11 10
                                    

"Siapa yang di operasi?"

Deva dan Gio terkejut saat seseorang bertanya itu saat ia menoleh...

"ALVA??" Teriaknya serempak.

Alva terpijak kaget saat mereka meneriaki namanya. "Iyah, ini aku Alva, kenapa kalian? Kaget?." Deva dan Gio mengangguk.

"Ohh, aku tadi bingung aja sama kalian gerak-gerik kalian bikin aku penasaran jadi yah aku deketin deh, eh pas mau hampirin kalian bilang soal operasi-operasi gitu."

Deva tersenyum kikuk sedangkan Gio berusaha untuk tidak gelagapan.

"Tadi gue cerita sama Gio soal teman gue gitu, jadi yah gue bilang ke dia temen gue operasi."

Alva mengangkat kedua alisnya. "Temen? Temen kamu bukannya Zayyan yah? Emang punya temen selain Zayyan?"

Deva mengangguk cepat. "Iya, punya!! Namanya itu.. sih Udin yah sih Udin." Gioa yang berasa di sampingnya itu tengah menahan tawanya sedangkan Alva terlihat kebingungan Dengan arah pembicaraannya.

"Udin? Namanya aneh." Alva beralih menatap Gio yang mengulumkan senyumannya untuk menahan tawanya. "Kenapa kamu Gi? Lucu emangnya?"

Tawanya Gio pecah saat Alva menatapnya polos dan Deva menatapnya lugu. "Lo berdua Hahahaha," sela tawanya. "Ngakak anjirr, kenapa coba ada manusia yang lugu dan polos hahaha." Sisa tawanya.

Deva dan Alva saling berpandangan lalu menatap Gio cowok itu yang seperti sudah tau apa yang di lakukan mereka itu pun ia menutup kedua telinganya.

"DASAR GIOYONO!!!!"

__ZAYYANTAMARA__

Seorang laki-laki yang berbaring di brankar rumah sakit itu sembari memegang kepalanya yang masih sedikit pusing.

"Pusing," Gumamnya.

Laki-laki itu menengok kesamping di Sana ada segelas air putih ia pun mengambilnya dan meneguknya habis.

"Legaa" Gumamnya lagi.

Laki-laki itu tiba-tiba saja teringat sesuatu ia pun mengambil handphone-nya lalu mencari no seseorang dan menelponnya untung saja telponnya itu di angkat oleh orang yang ia sayang.

"Hallo? Ini siapa?"

Laki-laki itu–Zayyan yang tersenyum tipis mendengar suara kekasihnya itu.

"Ini.... Gue..."

"Zayyan???"

"Ini... I-"

Tiba-tiba saja kepalanya seperti di benturkan di tembok dan itu membuatnya sedikit kesakitan ia pun menjatuhkan handphonenya.

"ARGHHH!!!"

Suara teriakan itu membuat Tantenya–Cleo memasuki ruangannya lalu memanggil dokter.

"DOKTER!!"

Dokter itu langsung menghampirinya bersama suster lalu memeriksa keadaan Zayyan dokter itu menghela nafasnya dan menatap Cleo.

"Tumornya sudah semakin parah dan itu harus segera melakukan operasi jika tidak nyawa pasien akan semakin bahaya."

Cleo terkejut lalu menatap Zayyan yang masih memegang kepalanya. "Dok? Apa operasi itu akan membuat ponakan saya koma?"

"Saya tidak tahu, jika tuhan memberikan kesempatan maka pasien tidak akan koma."

ZAYYANTAMARA(END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang