ZT(additional parts)

40 9 8
                                    

Tuk tuk tuk

Suara ketukan pintu membuat Tamara yang tengah memasak itu harus berhenti melakukan aktivitas, cewek itu mengikat rambutnya asal lalu berjalan membuka pintu. Saat telah sampai di depan pintu, cewek itu membuka pintu dan-

"Halloo besti!" Sapa teman-temannya siapa lagi kalo bukan Deva.

"Hallo too." Sapa baliknya.

Deza tidak sendirian yang lain juga ikut, Mereka memasuki rumahnya di sambut oleh Tamara. Mereka pun duduk di sofa.

"Raaa?? Gimana hubungan lo sama Zayyan?" Tanya Deva memulai membuka topiknya.

Tamara mengangguk pelan. "Baikk, kalo lo Dev?"

"Baik jugaa raa, hmm.. Zayyan.. dimana?" Tanyanya dengan hati-hati saat menyebut nama suaminya Tamara.

Tamara tampak santai tidak ada raut wajah datar dari cewek itu. "Dia lagi turu, mungkin nanti dia bangun, udah di bangunin juga tuh anak emang dasarnya kebo." Mereka semua terkekeh.

Tamara menatap Alva yang tengah mengelus rambut anaknya yang sudah berumur 6 tahun.

Sudah setahun rumah tangga Zayyan dan Tamara. Dan Tamara yang sudah hamil sekitar 6 bulan.

"Perutnya sih Tamara udah gede aja Dev." Nova terkekeh saat melihat perut Tamara yang sudah di isi oleh anaknya mereka.

Tamara mendelik kepadanya, "Heh, Nov, wajarlah bumil gendut."

"Iya iya raa." Ujar Nova.

Nova kini sudah melahirkan anaknya yang sudah setahun. Dulu saat Nova mengidam makanan aneh. Dari rujak di kasih sate, telur di kasih rawon, es krim di kasih cabe, dll. tetapi yang memakan itu semua bukan cewek itu namun suaminya sendiri, Yap itu Daniel.

Saat mereka sedang berbicara muncullah sosok yang tadi di ghibahkan, Yap siapa lagi kalo bukan Zayyan.

Tamara mendongak keatas melihat Suaminya yang habis mandi itu. "Zayyan, sinii!!" Pekiknya.

Zayyan menyipitkan matanya lalu matanya memutar malas. "Ngapain lo kesini?"

Di sana Gevano, Daniel, Gioo dan juga teman-temannya Tamara.

Gevano menyengir. "Gue kesini karna di suruh sama istri gue,"

Daniel menyugar rambutnya. "Kalo gue karna di suruh juga sama istri gue."

Gio terdiam lalu melirik Deva. "Gue jugaa.."

Nah, kalian pasti bingung Gio dan Deva ini sudah menikah beberapa bulan yang lalu. Deva, cewek itu hamil 1 bulan. Dulu anaknya itu keguguran jadi baru bisa hamil dirinya.

Zayyan berjalan malas ke sofa lalu duduk di samping Tamara sembari memeluk pinggangnya dan menyenderkan kepalanya di pundaknya, Tamara pun mengusap rambutnya lembut.

Nova menggenggam tangan Daniel seraya menatap Zayyan, Tamara. "Lihatlah dua pasangan soswit ini.." Ujarnya hal itu membuat Daniel memutar bola matanya malas.

"Zayyan? Lo udah nyari kuliah?" Tanya Gevano.

Zayyan menatapnya. "Gak tau, gue juga masih mikirin soal kerjaan."

"Yah, lo lebih baik pilih salah satunya." Gio pun ikut berbincang dengan mereka.

Tamara mengusap rambutnya lembut, "ikut ajaa, kamu tau kan? Kuliah itu penting."

"Tapi kan sayang, aku kalo ngurusin soal kuliahan nanti yang biayain kamu rumah sama yang lain siapa?"

Tamara menghela nafasnya, "kamu kan bisa kuliah sambil kerja, yahh pasti capek si, kalo kamu kuliah sambil kerja."

Zayyan tersenyum tipis. "Aku si, masih mikir-mikir sayang, mungkin nantii."

Tamara mengangguk sembari menatap lain. "Emang kalian udah nyari?"

"Udahh" Sahut Cowok itu serempak.

Tamara mengangguk pelan. "Ohh gitu, bagus dehh ya"

Alva ikut mengangguk. "Iya Ra, tapi aku tadinya mau kuliah, cuman yang nemenin bocah ini siapa?"

Nova menolehnya. "Gue ajalah, gue jamin pasti anak lo Ama sama gue."

"Ahh, aku tidak yakin."

Nova mendelik kepadanya. "Gak yakin apanya? Gue kan bisa jagain anak lo, biar ada temennya"

"Tap-"

Gevano menyela ucapannya. "Udah. Kamu harus jagain anak kita. Titik." Alva mengangguk lesu.

"Sayang.. ngantuk." Gumam seseorang.

Mereka pun langsung menoleh ke arah sumber suara dan ternyata..

"Sih Zayyan ngigo? Haha." Gio tertawa pelan.

Tamara menggeleng pelan dengan tingkah Zayyan yang seperti anak kecil.

__ZAYYANTAMARA__

"Kita balik yak Zay, raa!" Mereka mengangguk.

Mereka pun pulang dari rumahnya Zayyan dan Tamara.

Tamara mengusap perutnya yang sudah sedikit besar. "Perut aku gendutt."

Zayyan menolehnya. "Wajarlah sayang, kan perut kamu ada dedek bayinya."

"Tapi kan nanti aku gendut gimana?"

"Yah, gak gimana-gimanalah."

Tamara cemberut. "Kamu mahh..."

Saat melihat Tamara tengah cemberut, Zayyan pun langsung mencium bibirnya melumatnya kasar. Tamara Melotot tangan mungilnya memukul dada bidangnya. Akhirnya pangutan itu lepas.

"Kamu mau aku matii!?" Tamara menatapnya garang.

Zayyan meringis pelan. "Enggak sayang, habis bibir kamu goda aku terus"

Tamara mengusap bibirnya. "Kamu udah sering deh cium Mulu, bau tau gak mulut kamu!"

"Maaf Sayangg.."

"Enggak! Kamu pokoknya sehari jadi babu aku" Tegasnya.

Zayyan membulatkan matanya. "Enggak, kamu apa-apaan sih sayang.. kan ada bibi "

"Udah, pokoknya nurut!" Sedikit berteriak dan Tegas.

Zayyan mengangguk pasrah sebenarnya ia tidak ingin tetapi demi anaknya ia iyakan, nasib gue gini amat...

~~~~~

Sampe sini yak!!

Spesial buat kaliann!!

Btw kalian komen dong! Mau di buat sequelnya enggak?

Kalo enggak, ya udah saya mau pergi dulu!

Btw cerita ini gak aku hapus, tapi kalo cerita kedua aku, aku hapus karna aku udah gak make akun ini lagi..

So.. aku pamit yak!!
Jangan kangen hwhwhw

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jun 09, 2022 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

ZAYYANTAMARA(END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang