Kalau ditanya kenapa bisa Jihoon mengajak pulang gadis kelahiran 1 agustus itu, jawaban nya adalah karena Jihoon tak sengaja mengatakan nya.
Sudah menjadi angan angan Jihoon untuk pulang berdua bersama gadis yang sedang ia dekati itu, tapi bukan kah ini begitu cepat ?
Kalau kata bunda Jihoon, setiap hal harus dilakukan langkah demi langkah tak boleh melewatkan satu langkah nanti hasil nya tak memuaskan.
Dan Jihoon sudah berusaha menahan ajakan nya, namun hati dan otak nya tak bisa diajak bekerja sama.
"Mau ku antar pulang ?" Tanya Jihoon, pemuda itu benar benar ingin menampar mulut nya namun ia harus terlihat santai dan biasa saja.
Tentu saja Chaewon terkejut dengan tawaran yang baru saja Jihoon berikan, "Maksud nya ?"
Jihoon meringis kecil, tentu saja Chaewon akan terkejut ! Ini terlalu tiba tiba dan tak seperti yang Jihoon susun dan rencanakan.
"Jika tak mau tak masalah" Jawab Jihoon, jawaban yang payah namun hanya ini yang pemuda itu punya untuk sebuah jawaban.
Chaewon tampak berpikir, gadis itu tampak menimang keputusan nya, seperti nya Tingkat keberhasilan Jihoon sedikit meningkat.
"Baiklah aku mau" Jawab Chaewon setelah hampir 5 menit bergulat dengan pikiran nya sendiri.
Percayalah, jika didepan nya bukan seorang Kim Chaewon, mungkin Jihoon sudah loncat dan mengakatan "yes" berkali kali.
~~~~
Jihoon dan Chaewon sudah sampai di depan halte bus, gadis disebelah nya tentu saja mengerut kan kening nya.
"Ku kira kau bawa motor atau semacam nya" Ujar Chaewon, bukan, Chaewon bukan gadis pecinta harta tapi bukan nya ini sedikit....aneh ?
Jihoon sebenarnya juga sedang merutuki dirinya dalam hati, kenapa tadi ia tak bawa motor atau tak pinjam motor milik Yoshi ?
Sudahlah, semua nya sudah terlanjur. Jadi buat apa di sesali ?
"Eh, bukan nya kau setiap hari pulang naik bus ?" Pertanyaan aneh, namun ini demi sebuah sangkalan agar dirinya tak begitu memalukan.
Chaewon mengangguk.
"Kalau begitu kita naik bus saja ! Akan lebih hemat dan praktis" Ujar Jihoon semangat, lalu pemuda itu melangkah duluan.
Chaewon mengikuti langkah Jihoon dari belakang, mengekori pemuda itu dari mengisi saldo uang elektronik nya dan mengantre untuk masuk kedalam Bus.
Dan akhirnya Jihoon dan Chaewon sudah sampai di dalam bus, bus yang biasa Jihoon dan Chaewon naiki.
"Bukan nya bus kita berbeda ?" Tanya Chaewon.
Jihoon sedikit mengambil senyum nya, ia belum cerita jika sebenarnya Bus mereka sama, "Sebenarnya bus kita sama" Jawab Jihoon.
Chaewon mengangguk, bagi nya Jihoon adalah pemuda aneh yang membuat Chaewon selalu berpikir tentang perilaku nya yang absurd dan tak punya kejelasan.
Waktu sudah menunjukan pukul lima sore, Chawwon bangkit dari duduk nya setelah menekan tombol penanda pemberhentian nya.
Gadia itu tak lupa berterimakasih dan sedikit membungkuk kepada Jihoon, "Terimakasih atas bantuan nya, lagi" Ujar Chaewon lalu gadis itu segera pergi dan turun dari Bus.
Jihoon tak melepas atensi nya dari gadis bermarga Kim itu, sampai saat bus kembali menancapkan gas nya dan punggung Chaewon hilang.
Tak sadar Jihoon menyunggingkan senyum yang sedikit lebar, membuat sekitar nya hampir mengira Jihoon gila, untung tampan.
Jihoon mengambil jurnal bersampul biru laut didalam tas nya dan mulai menggoreskan tinta nya, menikmati pemandangan dari dalam bus sambil mengingat kembali wajah Chaewon yang ia tatap dari dekat.
Cahaya senja yang menyinari wajah gadis itu membuat Jihoon kembali tersenyum.
Jika Jihoon diminta untuk menjelaskan lewat sepatah kata, hari ini adalah Senja yang istimewa.
KAMU SEDANG MEMBACA
Third person point of view ✅
FanfictionChaewon si pengamat dan Jihoon si penulis Start : 26 Maret 2022 End : 28 Mei 2022