10. Siapa pelakunya?

43 3 0
                                    

- Annyeong yorobun -



Wattpad : @viimul_
Tiktok : @authorvin_
Instagram : @authorvin_ & @vmlyni_



- Happy reading -

⋆ ˚。⋆୨୧˚ ˚୨୧⋆。˚ ⋆

Sudah dua minggu di hitung dari kejadian qia di teror. Dan selama dua minggu juga terhitung sudah mendapatkan tiga kali qia mendapatkan teror yang sama, yang pertama saat bersama ke tiga temannya dan yang ke dua dan ke tiga tanpa temanya bahkan tidak ada yang tahu bahwa qia di teror lagi.

Qia tidak pernah cerita kepada ketiga temannya dia hanya bungkam, takutnya mereka akan melaporkan ke orang-orang yang ada di ndalem.

Dan selama itu juga qia menyelidiki siapa yang meneror nya selama ini tanpa sepengetahuan semuanya.

Sekarang qia berada di lapangan utama melihat orang-orang yang sedang latihan silat, santri putri maupun putra.

Sementara ketiga temannya entah kemana, qia tidak tahu. Dari pada ia gabut mending menonton ke lapangan sepertinya seru!.

" Dor!. "

Qia terlonjak kaget. " YA!. " reflek qia.

Qia menatap tajam siapa yang mengkagetkanya, orang itu yang di tatap tajam hanya menyengir tanpa dosa.

" Asma?!. " Delik qia menghela napas.

" Hehe, miane. " Ucap asma menelungkupkan tangannya.

" Lagi lihat gus khair ngajar, ya. " Ucap asma melihat ke arah lapangan.

Qia baru sadar bahwa yang mengajar silat itu adalah gus khair dan ustad agam untuk mengajar laki-laki. Tapi untuk putri ada lagi pengawas perempuan.

Asma duduk di sebelah qia.

Qia menggelang. " Nggak. " Jawab qia.

" Emmm, bohong. "

" Lihat aja tuh yang nonton banyak yang lihat gus khair, mereka rela panas-panasan biar liat gus khair ngajar. Bahkan ada yang ikut silat karena gus khair yang ngajar. "

Qia melihat sekelilingnya ternyata benar kebanyakan yang nonton dari santri putri.

Qia menghela nafas. " Terserah. " Jawab qia, ia dari tadi hanya berfokus pada pikirannya yang melayang-layang siapa pelaku yang meneror nya hingga tidak memperhatikan sekitarnya, ya qia juga tergolong bodo amattan pada sekitar nya, tapi jangan salah walaupun bodo amatan qia itu terkadang perhatian juga.

" Terus lagi ngapain bengong aja, diliatin dari tadi, ada masalah?. "

Qia mengeleng. " Gabut aja mau ngapain. " Jawab qia.

" Eh! Ya. Katanya kamu bisa silat kenapa gak ikutan eskul silat aja?. "

" Tau dari mana?." Tanya qia bingung, perasaan qia tidak pernah cerita deh.

" Hehe.. Dari bunda kamu, waktu itu aku ngobrol sebentar. "

" Jadi kenapa gak ikutan eskul silat? Padahal kata bunda kamu, kamu pernah ikut sampe pernah ke internasional ya kan? Korea Selatan ahh... impian aku itu ke negara gingseng. "

Qia mengangkat bahunya acuh. " Males. "

" I'm shock. " Jawab asma bisa-bisanya.

" Padahal udah internasional pasti udah jago, ajarin dongg. " Canda asma terkekeh pelan.

Qia mengangguk. " Iya, nanti. "

Mata asma berbinar ia kan cuma bercanda tapi bolehlah. " Kapan?. " Tanya asma.

" Kalo gak males. " Jawab qia dengan kekehan.

Asma mendengkus kesal. " Males mulu heran, gimana majunya. " Gerutu asma.

Qia terkekeh kecil mendengar gerutuan asma.

" Kamu kan ikut eskul silat, kenapa gak ke sana?. " Tanya qia heran.

" Hehe... Tadi alesan pengen ke toilet. " Tapi emang bener kok tadi asma ke toilet, tapi setelah dari toilet asma melihat qia yang terduduk di bawah pohon rindang di tepi lapangan yang sedang melamun, ia takut qia ke surupan apa lagi di bawah pohon yang besar -ngeri kali.

" Asma?!. " Ucap pengawas putri yang mengajar silat, yang tak jauh dari mereka.

" Balik ke barisan. "

Asma yang mendengar itu segera berdiri. " Duluan ya qi. " Ucap asma lalu berlari ke arah lapangan.

Qia mengangguk. " Iya, Hati-hati. " Jawab qia.

Qia kembali melihat gerakan-gerakan silat itu. Sekali-kali ia terkekeh kecil karena melihat asma yang menggerutu salah melulu apa lagi sangat panas cuacanya woilah.

Qia melihat itu sampai selesai eskul, karena ia gak tau mau ngapain.

Mulai dari jam 14.30 - 16.10 sehabis pulang sekolah.

" Ciee, nungguin ya. " Ucap asma.

Qia menggeleng. " Gak. Gabut aja mau ngapain jadi di sini aja. "

" Alah bohong. "

" Serah. "

" Udah kan ayo balik ke asrama. "

***

" Gus hari ini ke bagian ngajar kan?. " Tanya agam.

" Iya kenapa?. " Jawab khair.

Agam tak tau ia hanya nanya saja.

" Nggak papa si, saya cuma nanya aja. " Jawab agam tersenyum kikuk.

Khair mengangguk. " Kalo gitu saya permisi mau ke lapangan anak-anak pasti udah nungguin. " Ucap khair melihat jam di tangannya.

Agam mengangguk. " Iya gus. "

Khair berjalan menuju lapangan, setelah sampai ia mengumpulkan orang-orang yang mengikuti eskul silat.

" Baris yang rapih, sebelum kita melakukan kegiatan baca do'a terlebih dahulu. " Intruksi khair.

Mereka langsung saja baris dengan rapih dan membaca doa terlebih dahulu.

" Saya mau lihat dari dasar dulu, coba kalian lakukan. " Intuksi khair tegas.

" SATU. " Ucap semuanya mengangkat kakinya sebelah ke atas.

" Tahan. " Ucap khair tegas melihat satu persatu.

" Luruskan. " Khair berkeliling membenarkan satu per satu yang salah.

" Lanjutkan. "

" DUA. " Khair mengangguk tidak ada yang salah.

" TIGA. " Dan seterusnya..

Khair mengangguk-angguk mengawasi semuanya dengan teliti.

" Istirahat lima menit lalu lanjutkan. " Ucap gus khair.

Khair melihat sekeliling banyak yang nonton mereka. Tapi pandangannya terdiam pada satu titik yang sedang melamun tidak mempedulikan sekitar.

" Ada apa dengan dia?. Dan kenapa perasaan ku selalu saja ... Huh ada yang aneh. "

⋆ ˚。⋆୨୧˚ ˚୨୧⋆。˚ ⋆

Annyeong gimana² seru/ nggak?

See you..

Next?

Janlup vote + comment nya...

-kuningan 4/02/2024

QIARA & RAHASIA Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang