09. Teror

21 2 0
                                    

- Annyeong yorobun -



Wattpad : @viimul_
Tiktok : @authorvin_
Instagram : @authorvin_ & @vmlyni_



- Happy reading -

⋆ ˚。⋆୨୧˚ ˚୨୧⋆。˚ ⋆

Malampun tiba, orang tua qia sudah pulang tadi siang. Dan qia sekarang berada di asramanya bersama ketiga temannya yaitu ana, asma dan qila.

" Wah minta ini boleh. " Tujuk asma mengacungkan sebuah ciki.

Qia mengangguk. " Emmm. " Dehem qia.

" Brownies buatan bunda kamu enak banget. " Binar qila yang sama seperti qia menyukai yang berbau brownies.

Ana mengangguk. " Iya enak, aku yang gak terlalu suka brownies aja jadi suka pas di mulut. "

" Iya dong buatan sapa juga. " Sombong qia.

" Mana dong mau coba. " Penasaran asma emang se wow itu?.

Qia menyodorkan brownies nya ke hadapan asma, segera saja asma memakanya. " Beneran enak nih, lain kali buka cabang toko kue. " Celetuk asma menikmati brownies itu.

" Ide bagus. " Ucap qia.

Tok tok tok

Ketukan pintu asrma qia dkk terdengar.

" Buka gih. " Ucap asma.

Qila berdiri untuk membuka pintu asrama, siapa si malam-malam ke sini.

Krett..

" Assalamu'alaikum. " Salam orang itu ketika melihat pintu terbuka.

Qila menaikan satu alisnya. " Waalaikumsalam. " Jawabnya.

Orang itu menyerahkan sebuah kotak berukuran sedang kepada qila.

" Ini saya tadi abis dari keamanan depan, katanya buat qia. " Ucap orang itu.

Qia mengambil kotak dari tangan seorang santriwati tersebut.

" Kalo gitu saya permisi. " Ucap santriwati itu pergi setelah mengucapkan ' salam '.

Qila menutup kembali pintu itu. Lalu masuk kembali dan menyerahkan kotak itu kepada qia.

" Buat kamu. " Ucap qila kepada qia, menyodorkan kotak itu.

Qia menyirit bingung. " Dari siapa?. " Tanya qia mengambil kotak itu dari tangan qila.

Qila mengangkat bahunya. " Gak tau katanya dari keamanan. "

" Mungkin dari orang tua kamu, ketinggalan. " Celetuk ana.

Asma mengangguk setuju. " Iya, coba buka. "

Qia menuruti apa yang di katakan asma, lalu membukanya perlahan.

Srett...

Qia melihat kotak itu, matanya membola kaget, tangannya menjatuhkan kotak nya dan mulai bergetar.

Deg deg deg

Jantung nya berdetak lebih cepat, nafasnya mulai tidak beraturan.

Asma, qila, dan ana terkejut dan mulai mendekat ke arah qia.

" Ada apa qi?. " Tanya asma memegang kedua pundak qia yang bergetar dan tatapan qia yang seperti kosong?.

Ana yang sadar segera mengambil kotak yang di jatuhkan qia tadi.

Ana terkejut melihat isi kotak tersebut, pantas saja. Ada sebuah figura pecah di dalamnya ada sebuah foto yang entah siapa, dan di pinggir-pinggir figura itu ada beberapa bercak darah dan ada tulisan di dalam fotonya 'Deth'. Asma, dan qila yang melihat itu segera menenangkan qia yang hanya diam mematung.

10 menit kemudian

Ana sudah membuang kotak itu, dan asma dan qila sedang mengusap-usap punggung qia yang bergetar, tapi tidak menangis.

" Hey, are you okey?. " Tanya ana dengan raut khawatir.

Qia menutup matanya menetralkan kembali detak jantungnya, ia menarik nafasnya dan menghembuskan nya kembali perlahan sambil membuka matanya perlahan-lahan.

" Okey?. " Tanya asma melihat qia sudah lumayan tenang.

Qia menghela napas lalu mengangguk. " Gak papa kok santai. " Jawab qia.

" Gimana kalo kita lapor aja ke ndalem?. " Usul qila takut kejadian ini terulang lagi.

" Gak. " Ucap qia cepat. Membuat asma, ana dan qila mengerutkan keningnya, kenapa?.

" Kenapa?. " Tanya asma.

" Gak usah mungkin itu orang iseng. " Jawab qia gugup.

Qila terkekeh pelan, merasa lucu saja. " Mana ada orang iseng, terniat sampe ada darah nya. Darah loh itu. " Tekan qila.

Qia menggeleng cepat. " Nggak jangan plis. " Ucap qia dengan muka memohon.

" Why?. " Tanya ana.

Qia terdiam menatap kosong ke arah tembok.

" Kalo orang ndalem tau pasti orang tua aku juga bakalan tau, aku gak mau buat orang tua aku khawatir. " Ucap qia memelas.

Qia tidak bodoh mengapa orang tuanya menginginkan dia masuk pesantren, agar dia aman?. Huh mereka salah besar, sedari kecil qia sudah di tuntut agar bisa bela diri tapi qia fine-fie saja selagi itu tidak menyiksanya, dan juga dari kecil qia selalu menyadari kalo dia menjadi incaran pesaing bisnis papanya, hanya qia bodo amat.

" Bukannya menasehati, tapi bagaimanapun kamu di sini tanggung jawab orang ndalem apalagi pemilik pesantren ini, bukanya lebih baik jujur aja agar kamu terlindungi. " Nasehat ana.

Qia menatap dingin ke tiga temanya. " Nggak. Aku bilang nggak ya nggak. " Ucap qia dingin penuh penekanan.

Ke tiganya menghela napas pasrah mendapatkan jawaban qia yang dingin, kalo sudah gini bagaimana lagi qia sulit di tebak dengan sifatnya yang suka berubah-ubah. " Oke fine, kita gak bakalan bilang ke orang ndalem, tapi ada satu syarat. " Ucap asma.

Qia menaikan satu alisnya menunggu pembicaraan selanjutnya.

" Kamu harus jujur kalo kamu ada apa-apa lagi, termasuk kamu kalo dapat yang tadi lagi. " Ucap asma. " Kalo nggak kita bakalan lapor ke ndalem. "

" Hm. " Dehem qia.

" gak janji. "

Setelah itu mereka pun tidur karena sudah malam, besok pagi harus bangun pagi rutinitas.

˚。⋆୨୧˚ ˚୨୧⋆。˚

Sekian terima jungkook 💍.

See you next part...

Janlup vote + comment nya...

-kuningan 28/01/2024

QIARA & RAHASIA Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang