- Annyeong yorobun -
•
•
•
Wattpad : @viimul_
Tiktok : @authorvin_
Instagram : @authorvin_ & @vmlyni_
•
•
•
- Happy reading-⋆ ˚。⋆୨୧˚ ˚୨୧⋆。˚ ⋆
Satu bulan berlalu...
Sudah satu bulan berlalu qia berada di pesantren ini. Dan semuanya terlihat baik-baik saja. Qia juga merasa senang dengan teman-temannya.
Hari ini adalah hari weekend alias minggu, jadi tidak ada kegiatan apa pun. Semua santri di bebaskan tapi sesuai aturan. Ada yang pulang ke rumahnya karena lumayan dekat, ada yang diam di pesantren dan ada beberapa yang di jenguk. Seperti qia yang di jenguk oleh papa dan bundanya.
Dan sekarang qia berada di ndalem bersama umi dan kedua orang tuanya.
" Gimana kabar kamu qia?. " Tanya sarah sambil mengelus kepala qia yang terbalut kerudung hitam.
Qia tersenyum. " Allhamdulilah, aku baik-baik aja kok bun. " Jawab qia.
" Alhamdulillah kalo gitu. " Ucap sarah merasa lega.
Tok
" Assalamu'alaikum. " Salam gus khair yang sepertinya sudah dari luar.
Semuanya menoleh ke sumber suara. " Waalaikumsalam. " Jawab semua yang ada di sana.
Gus khair tersenyum biasanya kalo ada yang menjenguk pasti di depan ada ruangannya tapi kok?.
" Sini dulu gus. " Panggil umi farah ketika melihat siapa yang baru saja datang.
Gus khair segera mendekat ke arah umi farah. Umi farah mengkode agar gus khair duduk. Gus khair yang mengerti segera saja duduk di kursi single samping umi farah.
" Kenalian ini khair, waktu itu kalian gak sempet ketemu dia kan." Ucap umi farah kepada sarah dan adam.
" Gus ini orang tua, qia sekaligus sahabat umi waktu jaman SMA. " Perkenalkan umi farah kepada gus khair.
Khair mengangguk ke arah tua qia sambil tersenyum tipis, di balas senyuman kedua orang tua qia.
" Saya titip anak saya ya, kalo bandel hukum aja gak papa kok. " Canda adam melirik qia yang sudah mendengkus kesal. Sangat lucu.
Qia melotot lucu. " Aku gak bandel ya. " Ucap qia menggebungkan pipinya kesal. Bukanya menyeramkan malah membuatnya sangat lucu.
" Fttttt. " Tahan tawa farah, adam dan sarah merasa lucu akan tingkah qia, sementara khair yg tidak sengaja melihat qia tersenyum tipis sangat tipis hingga tidak terlihat.
Adam mencubit pipi qia gemas sudah lama ia tidak menjaili anaknya itu. " Iya-iya gak bandel. " Ucap adam terkekeh pelan.
Terlahir sebagai anak tunggal membuat qia sedikit manja kepada kedua orang tuanya, hingga lupa di sana ada umi farah dan gus khair.
Qia di perlakuan itu malu sendiri, selama di pesantren satu bulan ini qia tidak pernah menunjukkan sifat manjanya itu. Hanya sifat mandiri, pendiam tidak banyak bicara, dan pasrah.
" Oh ya bunda bawain makanan ringan buat kamu, dan juga kue brownies buatan bunda. " Ucap sarah mengalihkan pembicaraan, karena melihat pipi qia yang semakin memerah malu.
Qia yang mendengar brownies langsung matanya langsung berbinar.
" Bentar ada di mobil, tadi belum sempat di bawa, papa ambil dulu ya. " Ucap adam di angguki sarah dan qia.
Sambil menunggu qia dan sarah berbincang tentang kesehariannya di pesantren, tanpa mempedulikan di sana ada umi farah dan gus khair.
Beberapa menit kemudian adam kembali dengan empat buah paper bag.
Adam menyerahkan empat paper bag itu ke arah sarah.
Sarah mengambilnya lalu memberi kan tiga buah paper bag ke qia dua paper bag isi snack dan dua paper bag isinya brownies, tapi yang satu laginya sarah berikan ke umi farah yang berisi brownies buatannya.
Drtt, drtt, drtt
Getar suara handphone, entah milik siapa.
Qia menaikan satu alisnya, melihat ke arah sarah.
Sarah yang di lirik anaknya itu, segera mengeluarkan handphone nya.
Qia menyirit bingung itukan? Handphone nya?.
Memang sebelum ke pesantren qia lupa membawa handphone nya jadinya tertinggal deh, tapi ia menitip ke bundanya kalo mau jenguk dia bawa handphone nya buat komunikasi biar bisa tanya-tanya kabar.
" Ini handphone kamu, gak tau dari dua hari yang lalu nomor itu selalu saja menghubungi mu. " Ucap sarah menyerahkan handphone itu kepada qia.
Qia menerima handphone itu, menyirit bingung tidak mengenali nomor siapa itu. " Coba kamu angkat, waktu itu pernah bunda angkat tapi gak ada suara apa-apa. "
Qia mengangguk mengangkat telepon itu. " Hallo. " Ucap qia tidak ada jawaban di sebrang sana.
" Kalo gak ada kepentingan saya tutup. " Ucap qia lagi.
Setelah menunggu beberapa menit.
PRENGGG...
Deg
Suara seperti kaca pecah yang nyaring di telinga qia.
" Mati. " Ucap di sebrang sana dengan suara sangat pelan dan serak, tetapi masih bisa di dengar oleh qia.
Deg, deg, deg
' mati ' maksudnya apa?.
Tut.
Telpon itu mati seketika.
" Ada apa?. " Tanya sarah melihat anaknya khawatir.
Qia yang sedang melamun tersentak. " Ah gak tau salah sambung kali. " Ucap qia mencoba tenang.
" Aneh. " Batin seseorang.
⋆ ˚。⋆୨୧˚ ˚୨୧⋆。˚ ⋆
Segitu dulu ya
See you next part...
-kuningan 20/01/2024
KAMU SEDANG MEMBACA
QIARA & RAHASIA
General Fiction[ ⚠ Don't copy my story ⚠ ] Qia, Zainnara qiara tunisa ia seorang anak tunggal yang di incar oleh pesaing bisnis ayahnya. Ayah dan bundanya sudah tau bahwa anaknya dalam bahaya mengirim anaknya untuk bersekolah di pesantren saja. Tapi keadaannya te...