02. my home my school

66 4 0
                                    

-Annyeong yorobun-



Wattpad : @viimul_
Tiktok : @authirvin_
Instagram : @authorvin_ &  @vmlyni_



-Happy reading-

⋆ ˚。⋆୨୧˚ ˚୨୧⋆。˚ ⋆

Setelah 2 minggu berlalu. Qia memutuskan untuk menuruti keinginan bunda dan papanya, tidak salah kan untuk mencoba hal baru. Memasuki pesantren?.

Disinilah qia sekarang dengan kedua orang tuanya menghadap sebuah bangunan yang lumayan cukup besar. Ini adalah sekolah barunya dan juga tempat tinggal barunya. Suasana yang sejuk, asri masih banyak pepohonan yang berindang, dan juga cuaca yang sangat mendukung tidak panas dan tidak dingin.

" Ayo masuk. " Ajak adam kepada qia dan sarah.

Qia dan sarah mengangguk mengikuti adam yang ada di depannya. Hingga tiba di sebuah rumah yang sangat mencolok, sepertinya rumah ini pemilik pesantrennya.

Tok tok tok

" Assalamu'alaikum. " Ucap adam sembari mengetuk pintu itu.

Krett

Pintu terbuka nampak lah seorang pria. " Waalaikumsalam. "

" Ada keperluan apa ya?. " Tanya pria itu.

" Saya ingin bertemu kyai rahman ada?. " Jawab adam.

Pria itu mengangguk. " Ada silahkan masuk. " Ucap pria itu membuka lebar pintunya.

Adam, sarah dan qia pun masuk mengikuti pria yang ada di depannya.

" Silahkan duduk biar saya pangilkan dulu. "

Mereka bertiga mengangguk dan duduk di kursi yang di sediakan.

Beberapa menit kemudian kelurlah seorang pasangan yang seumuran dengan adam dan sarah.

" Kalian?!. " Ucap seorang pria yang seumuran dengan papa qia.

Adam tersenyum tipis berdiri langsung saja menjabat tangan pria itu Abdul Rahman al-hakim pemilik pesantren ini dan juga sekaligus sahabatnya sendiri zaman smanya dulu.

" Apa kabar?. " Tanya adam tersenyum.

" Alhamdulillah baik. " Jawab rahman.

Mereka pun kembali duduk sambil berbincang-bincang.

Tuk tuk, srek...

" Silakan di minum. " Ucap seorang gadis memberikan beberapa cangkir teh dan camilan di toples.

Sarah tersenyum. " Terima kasih. " Ucapnya di angguki gadis itu.

" Duduk disini dulu ning. "  Ucap umi farah istri dari rahman.

Gadis itu menurut dan langsung duduk di sebelah farah.

" Abangmu kemana ning?. " Tanya umi farah pada gadis itu.

" Tadi katanya ada urusan sebentar di luar. " Jawab gadis itu.

Umi farah mengangguk mengerti.

" Qia kenalin ini anak bungsu umi namanya isyara hidayatul al-hakim panggil aja ara tapi santri-santri di sini selalu bilang ning ara. " Ucap umi farah memperkenalkan anaknya.

Ara tersenyum ke arah qia, di balas anggukan dan senyuman qia.

" Ara ini qia katanya dia mau mondok di sini, kamu ajak dia ke asrama yang kosong itu, lalu ajak keliling pesantren biar tau. " Suruh umi farah kepada ara.

Ara mengangguk. " Iya umi. Ayo qia. "

Mereka berdua berdiri lalu berjalan keluar dari ndalem berjalan menyusri koridor-koridor pesantren menuju asrama yang akan di tempati oleh qia.

" Ini asrama kamu, di dalamnya ada tiga orang di tambah kamu jadinya empat orang. Tapi mereka kayaknya lagi keluar deh. " Jelas ara kepada qia.

Qia mengangguk-angguk tanda mengerti akan ucapan ara.

" Jangan canggung bawa santai aja, aku gak ngapa-ngapain kok. " Canda ara sambil tertawa melihat qia yang agak canggung dengannya.

Qia tersenyum lalu mengangguk.

" Kita langsung aja keliling aja yuk, biar koper kamu simpan dulu di sini. "

Qia mengangguk, lalu menyimpan kopernya di sebelah lemari yang di tujukan oleh ara.

" Ayo. " Ajak ara, qia mengikuti arah jalan ara yang ada di sampingnya sambil melihat kanan kirinya.

" Sebelah sana. " Tujuk ara. " Sebelah barat itu area asrama laki-laki yang di halang tembok gak boleh ada yang melewati batas itu, kalo ada... ada kosekuensinya kecuali ada keperluan mendadak dan mendesak yang mengharuskan kita melewati tembok itu. " Jelas ara sambil berjalan di ikuti qia di sampingnya.

" Dan kamu lihat itu. " Tujuk ara kepada bangunan yang seperti sekolahan, qia mengangguk.

" Gedung itu tempat untuk belajar dari mi-mts-aliyah masing-masing nya terpisahkan. "

" Seperti yang kamu lihat yang sebelah kiri itu mi di tengah mts dan sebelah kanan itu aliyah dan di sampingnnya lagi itu kantor untuk para guru yang mengajar. "

" Sebenarnya masih banyak lagi ada lapangan utama, aula, taman belakang, dan mesjid utama. Kamu bisa lihat lihat aja. "

Qia mengangguk mengerti karena setiap depannya ada tulisannya.

***

Setelah berputar-putar melihat pondok pesantren ini, qia merasa kagum karena semua fasilitas ada di pesantren ini.

Bahkan di perbolehkan bawa hp untuk mempermudah pembelajaran, tapi hp itu tetap di awasi. Penggunaan hp hanya di gunakan saat pembelajaran tertentu dan juga hari libur yaitu minggu. Dan selebihnya di titipkan ke keamanan asrama masing-masing.

Disinilah qia dan ara di bawah pohon rindang meneduh dari panasnya terik matahari maklum sudah mulai siang.

" Wah, kalo gitu bisa betah di sini. " Ucap qia, ternyata tidak semenyeramkan yang ia kira.

Ara tersenyum. " Harus dong!. "

Qia tersenyum membalas senyuman ara. " Kalo ada apa-apa bisa langsung bilang aja ke aku, umur kita juga gak beda jauh cuman cuma dua tahun. " Ucap ara terkekeh.

" Siap. " Jawab qia.

"Assalamu'alaikum." Ucap seseorang di belakang qia dan ara. Qia dan ara pun menoleh kearah sumber suara.

" Waalaikumsalam. " Jawab keduanya.

" Maaf ning mengganggu, itu tadi di panggil umi sama qia katanya. " Ucapnya menunduk sopan.

" Oh iya, makasih ya. " Jawab ara.

Santriwati itu mengangguk. " Iya sama-sama ning, kalo gitu saya pamit, permisi ning. " Ucap santriwati itu lalu pergi setelah mengucapkan salam, meninggalkan qia dan ara.

⋆ ˚。⋆୨୧˚ ˚୨୧⋆。˚ ⋆

Gimana yorobun menurut kalian nyambung gak ya?

Janlup vote+comment nya...

-kuningan 18/12/2023

QIARA & RAHASIA Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang