Selamat Membaca 👋
Bacanya jan baper ye, puasa pada lu 😂"Siapa??? Siapa tadi Pak namanya???"
"Dimas. Dia bilang teman kamu waktu SMA."
"Dia ngomong apa sama Bapak?" panikku.
"Cuma nanya kamu tadi ke mana, Bapak jawab lagi jalan sama Aksa. Terus udah deh pulang dia."
"Cuma nanya itu? Nggak nanya apa-apa lagi Pak?"
"Eh, dia bilang mau dateng lagi besok karena mau ketemu kamu. Ada yang mau diomongin sih katanya." jelas Bapak.
Astaga... Dimas. Kenapa kamu senekat itu sih, hah??? Aku tau Dimas masih memiliki perasaan yang sama denganku. Tapi kenapa harus ketemunya sama Bapak? Dan besok lagi???
"Emang dia sahabat kamu? Seinget Bapak, kamu kayaknya belum pernah ceritain Dimas sama Bapak. Cuma Putri sama Ujang aja kan yang sering kamu ceritain? Atau Bapak lupa ya..."
"Oh, anu... Innez baru kenal sama Dimas beberapa hari sebelum kelulusan. Jadi ya gitu deh Pak." jawabku panik.
"Kok kamu nggak kenalin sama Bapak sih? Putri sama Ujang kamu kenalin. Walaupun cuma sebentar, namanya temen ikatannya kuat loh. Jangan kamu sia-siain temen yang baik."
"Hehee... iya Pak. Kapan-kapan Innez kenalin deh." jawabku grogi.
Lihat Dim, aku bahkan nggak bisa nganggap kamu teman dihadapan Bapak. Ironis bukan?
Menjelang malam, tiba-tiba badanku demam karena flu. Entahlah, mungkin semesta memberi karma padaku. Padahal cuaca hari ini cukup panas. Bahkan Bapak heran melihatku. Harap-harap cemas karena enam hari lagi menuju hari pernikahan.
Paginya, Bapak mengetok pintu kamarku yang masih terkunci.
"Nak. Masih nggak enak ya badannya? Itu di depan ada teman kamu si Dimas dateng."
Memang aku masih tidak enak badan. Namun, saat mendengar Dimas mataku langsung segar. Bukan karna senang, tapi panik.
Datang lagi??? segitunya kamu Dim..."Bilang aja Pak, Innez lagi sakit. Puyeng banget kepala Innez kalo kebanyakan ngomong." teriakku di dalam kamar.
"Yaudah, Bapak bilangin."
Fiuhhh... apa aku harus berterima kasih dengan penyakitku? Karena hari ini aku diselamatkan oleh flu. Setidaknya aku tenang hari ini. Tapi besok? Aku tau, Dimas tak semudah itu dikalahkan.
Sesuai perkiraan, besoknya Dimas datang lagi. Namun, aku tetap memberi alasan melalui Bapak kalau aku masih sakit.
Pantang menyerah, setiap hari Dimas datang ke rumah. Tapi lagi-lagi alasanku sedang sakit.
Yaa... memang masih sakit...Sampai di mana hari kedua menjelang pernikahan Dimas datang lagi. Kali ini aku benar-benar tidak bisa mengelak karena Bapak sudah lelah dengan memberi jawaban yang itu-itu saja.
"Nak, Bapak tau kamu masih flu. Tapi udah nggak demam lagi kan? Bapak malah nggak enak Dimas datang terus mau jenguk, tapi kamu nya malah nggak mau. Coba kasih sedikit waktu aja buat Dimas jenguk, kesian." pinta Bapak.
"Yaudah Pak. Nanti Innez keluar."
Apa lagi sekarang permintaan Dimas? Aku hanya menuruti permintaan Bapak karena pikirku terlalu banyak aku berbohong melalui Bapak.
Saat aku keluar kamar dengan pakaian hoodie tebal, Dimas sudah di depan pintu menungguku. Aku langsung mengajaknya untuk berbicara di depan pagar rumah dengan keadaan pasrah.
"Nez, kamu masih sakit? Aku udah kasih ke Bapak jeruk kayak kemaren." cemas Dimas.
Hah!? Jangan-jangan selama aku sakit, bukan Bapak yang beliin aku jeruk?
"Dim, kamu mau apa lagi sih dateng? Masih belum cukup penjelasan aku?"
"Iya aku tau kalo kamu mutusin aku karena mau nikah kan? Tapi kamu nggak ngasih aku kesempatan buat nanya..."
"Nanya apa?" potongku.
"Kenapa kamu mau nerima pernikahan itu? Jelas-jelas kita masih status pacaran Nez. Terus, cowok itu. Kamu nggak pernah cerita-cerita sama aku. Kamu pasti nggak kenal kan sama dia? Putri bilang cowok itu satu sekolah sama kita. Tapi, why??? Kok bisa kamu iya-iya aja sama cowok yang nggak kamu kenal sebelumnya?"
Yaa... aku tau. Dimas berhak bertanya karena dia sebagai korban bukan?
"Oke. Kamu tanya kenapa? Aku ngelakuin ini semua karena Bapak. Tapi Bapak nggak pernah maksa. Ini karena kemauan aku sendiri. Masalah kenal enggaknya sama cowok itu, kamu nggak perlu tau Dim."
"Jadi ini perjodohan? Pure perjodohan?" tanya Dimas.
"Iya." tegasku.
"Oke. Aku ngerti. Tapi Nez, aku masih sayang sama kamu. Perasaan aku ke kamu itu nggak semudah itu hilang. Aku tau, kamu juga punya perasaan yang sama kan? Kamu bisa batalin pernikahannya Nez dan jujur sama Bapak."
Perih. Kenangan selama dua tahun masih terekam jelas dipikiranku. Dan orang yang bersamaku selama dua tahun itu sekarang berdiri dihadapanku dan menanyakan perasaanku. Air mataku sedikit demi sedikit mulai keluar.
"Dimas! Please... aku ngelakuin ini semua juga buat kamu. Ini semua emang semendadak itu, tapi ini bener-bener yang terbaik buat kamu. Aku nggak mau lebih jauh lagi ngejalanin ini karena kamu pasti lebih sakit lagi. Aku emang seegois itu Dim. Kamu nggak pantes dapet modelan kayak aku."
Sakit sekali. Dadaku sesak dibuatnya. Sambil menangis, aku berbalik badan dan pelan-pelan melangkah. Tiba-tiba Dimas memelukku dari belakang. Hangat, bahkan lebih hangat dari pelukan sebelumnya.
"Nggak Nez. Kamu nggak egois. Kamu cuma pengen ngebahagian Bapak kamu. Cuma itu. Aku bangga punya kamu."
Dimas bejalan ke depan, lalu menghadapku dan perlahan memegang pundakku dengan tersenyum.
"Jadi kamu maunya gimana sekarang Nez?" tanya Dimas.
"Aku nggak tau Dim. perasaanku campur aduk. Aku nggak bisa ngelak kalo aku masih sayang sama kamu. Tapi di sisi lain, pernikahan nggak bisa aku batalin." jawabku pelan.
Dimas hanya terdiam melihatku. Aku hanya menunduk sambil berusaha menghentikan tangisku. Namun, pikiranku teringat apa yang diucapkan Aksa sebelumnya. Nerima Dimas balik? Apa boleh sekarang? Aksa begitu beraninya memiliki langkah yang tegas. Sedangkan aku? Kenapa aku jadi iri dengannya sekarang...
"Dim, kamu masih mau ngelanjutin hubungan ini?"
"Ya pasti Nez. Nggak ada alasan buatku untuk putus." tegas Dimas.
"Kalo gitu kita tetep pacaran?"
Memang sudah gila aku...
"Terus pernikahannya? Kamu batalin?"
"Nggak. Aku tetep ngelanjutin acara pernikahannya, tapi aku nggak akan pernah nganggep hal itu serius."
***
Pada happy nggak nih Innez balikan ama Dimas? Atau pada ngeship sama Aksa?
Btw thnks ya bagi kalian yang udah support sampai sejauh ini... kalian luar biasa 😁👍
See u di hari Rabu 👋
KAMU SEDANG MEMBACA
KEPENTOK JODOH [ON GOING]
RomanceSINOPSIS!!! Tarisha Innez Pratiwi, siswi SMA yang memiliki perjalanan hidup yang mengharuskan dirinya menerima perjodohan dengan seorang cowok nakal bernama Dwi Aksa Byakta. Mereka satu sekolah dan satu angkatan, namun tidak mengenal satu sama lain...