Selamat Membaca 🙃👍
Dua hari lalu setelah bertemu dengan Dimas, akhirnya kami memutuskan untuk kembali berpacaran. Dan hari ini, adalah hari pernikahanku. Hari yang mengubah segalanya."Gimana Bu make up nya? Masih kurang tebal?" tanya perias.
"Cukup. Iya kan Innez?" tanya Ibu Aksa.
"Iya Bu." Aku tersenyum.
"Kamu nggak usah gugup ya. Santai aja. Nanti kalo ada apa-apa, Ibu bantuin."
Gugup? Bahkan aku tak menyangka akan sesantai ini. Alasannya? Entahlah. Apa karena aku meremehkan pernikahan ini?
Acarapun dimulai dengan pernikahan secara adat Sunda, lalu dilanjutkan dengan rentetan acara sampai pada resepsi pernikahan di sebuah ballroom hotel. Tamu yang diundang tidak begitu banyak. Hanya keluarga jauh dan beberapa kenalan disekitar daerah saja. Ini merupakan saran dari Bapak agar pernikahannya digelar dengan sederhana.
Hal yang membuat air mataku banjir adalah saat acara sungkeman. Tak pernah sekalut ini.
Ditambah Bapak berbisik padaku, "Anak gadis Bapak sekarang udah jadi istri yah sekarang... Tapi sampai kapanpun kamu tetap menjadi putri kecil di mata Bapak. Inget pesan Bapak, jaga kehormatanmu untuk suamimu."
Tangisku makin pecah. Bukan karena perkataan Bapak yang membiusku, tapi aku takut apakah bisa aku memegang perkataan Bapak.
Selama acara, aku sedikit terpukau dengan acting Aksa. Bagaimana tidak, dia begitu penurut dan selalu tersenyum kepada tamu undangan. Tapi dia buka artis yang handal.
Sesekali, Aksa membuang mukanya setelah tersenyum, lalu melirik arah jam setiap saat. Aku tau, dia ingin acaranya segera berakhir. Sama sepertiku, tapi bukankah seorang artis harus bisa menahan emosinya?
Dan yang paling aku takutkan adalah malam setelah acara pernikahan. Semua keluarga sepakat untuk mem-booking kamar hotel untukku dan Aksa.
DAN INI SUDAH MALAM. HELP!!!"Mana kunci pintunya?" tanya Aksa sambil menyodorkan tangan.
"Emm... kayak nya ketinggalan di lobby. Aku ambilin bent..."
"Nggak usah. Biar aku telpon aja orangnya. Tunggu di sini." potong Aksa.
SIAL! Cuma alasan doang aku... ALASAN. Kerjasamanya kek ngulur waktu biar nggak cepet-cepet masuk. Nggak peka banget ini orang.
Pegawai hotel datang, lalu Aksa memutar kunci dan langsung masuk dengan berjalan cepat. Dia memhempaskan badannya di kasur dan menutup matanya dengan satu lengan.
"Gila, capek banget gila. Acara apaan berjam-jam nggak ada berhentinya."
Aku hanya melihatnya, lalu mengambil baju ganti dengan niat untuk mandi. Bisa dibayangkan betapa lengketnya kulit memakai baju nikahan? ieuww...
"Mau ke mana lo?" tanya Aksa.
"Mandi."
"Eh, bentar. Boleh nggak gue duluan?"
"Lagian kenapa sih lo pake acara baring-baring segala." jawabku ketus.
"Kan gue nanya, kalo nggak mau ya udah."
"Iya... iya. Udah, buruan sana."
Sambil menunggu, Aku memainkan HP dengan posisi berbaring di kasur yang masih menggunakan baju pengantin. Sesekali, membalas pesan dari Putri dan Ujang.
Tak terasa 15 menit berlalu, dan tiba-tiba Aksa berdiri di samping kasur yang hanya menggunakan celana piama panjang tanpa baju.
"Eh... Buruan mandi. Kenapa jadi asik main HP?"
KAMU SEDANG MEMBACA
KEPENTOK JODOH [ON GOING]
RomanceSINOPSIS!!! Tarisha Innez Pratiwi, siswi SMA yang memiliki perjalanan hidup yang mengharuskan dirinya menerima perjodohan dengan seorang cowok nakal bernama Dwi Aksa Byakta. Mereka satu sekolah dan satu angkatan, namun tidak mengenal satu sama lain...