21. Instruction

7 3 0
                                    

Cal terbangun, setelah tersambar listrik. Beberapa menit ia mencoba menyesuaikan padangannya yang terasa memburam. Ketika semua terlihat jelas, jantung Cal berdegup kencang melihat Di tengah membentuk panah cahaya, mengerah pada kembarannya.

“Tidak!”

Thea terkejut saat Cal sudah melesat, kemudian mendorongnya hingga membentur batang pohon. Saat membuka mata, ia melihat kembarannya memegang pedang air. Benda itu meski terbuat dari air, mampu menggores sesuatu, saat ini Cal tengah mengarahkan mata pedang pada leher Di. “Cal! Berhenti!”

“Kau lihat? Meski kubunuh atau lukai sedikit saja, kembaranku tidak akan membiarkannya, Di. Kau boleh bertindak seenaknya, hanya saja untuk melukai Thea … kau harus berpikir dua kali!” Cal menggores pedangnya di leher Di. “Sebaiknya kau jaga adikmu, Da. Kelakuannya sungguh meresahkan.”

Sebelum Thea sampai di tempat Cal berdiri, sistem simulasi telah runtuh, kemudian menjadi area sekolah kembali. Ia yakin jika lingkungan sekitar sudah melihat kejadian tadi. Thea tidak peduli, kesehatan Cal lebih penting karena sempat tak sadarkan diri tadi.

Thea menghampiri kembarannya. “Kau sudah tidak apa-apa? Apa masih ada yang sakit? Perlu perawatan?”

“Kau harus lebih berhati-hati. Jika pesan Ibu adalah mengharuskanmu berbaik hati pada orang lain, maka gunakan instingmu untuk melihat kebaikan secara alami atau buatan.” Cal mengusap kepala Thea. “Jika nyawamu melayang, maka kubunuh siapa pun yang melakukannya. Jangan terluka, Cal ingin menjaga Thea sesuai pesan Ibu.”

Tanpa sadar, Thea menangis. Ia hanya ingin menjalankan pesan Elwanda agar ibunya tenang. Meski sulit, mencoba bukan hal yang salah. Mungkin, cara Thea menjalankan pesan Elwanda, di mata Cal salah. Terlalu baik mengakibatkan kebaikan itu menjadi bumerang, sehingga mudah dimanfaatkan oleh orang lain.

“Cal baik-baik saja. Thea bagaimana?” Ia mengusap air mata kembarannya. “Jangan menangis, ya? Malam ini kita bongkar semua rekaman yang kau buat di penjuru rumah.”

Gadis itu tersenyum mengingat rencana malam ini, mereka akan mengungkap suara aneh itu. Serta beberapa hal lainnya yang mungkin saja ikut terekam. Ia harap, ada titik terang sehabis ini. keduanya pun berjalan menuju pinggir lapangan.

Tanpa keduanya sadari, seseorang memperhatikan dari jarak jauh. Menarik!

☠☠☠

Cal dan Thea saling melirik saat meihat Da dan Di seolah menjauh, Kakak-adik itu tidak lagi mengganggu kembar Talavir. Terlihat mencurigakan, tetapi cukup menguntungkan karena Cal dan Thea bisa melancarkan asiknya malam ini.

Mox berupa lebah kecil sudah Thea siapkan di beberapa tempat malam ini, hasil penjualannya membuat ia mampu membeli bubuk ajaib. Cal juga ikut membantu dengan menyiapkan hewan perekam cadangan di luar rumah. Ketika suara aneh itu mulai tak terdengar, Cal membuat pelindung anti suara yang diajarkan Mr. Olyver. “Water Protector.”

Gumpalan air membesar seriring berjalannya waktu, kemudian membentuk lapisan transparan yang menempel di dinding. Kini, kamar kembar Talavir seperti berada di dalam air karena pelindung tersebut. Thea pun segera mengeluarkan Mox berbentuk bulat. Di dalam benda itu, terdapat  inti sihir sebagai perekam gambar dan suara, dibantu bubuk ajaib berfungsi memberi kapasitas agar inti sihir tidak kehabisan daya tampung. Sehingga, rekaman dapat diambil sebanyak mungkin.

Thea mengeluarkan inti sihir, benda itu seperti hologram saat menampilkan rekaman. Pertama, ia akan memutar bagian kamar Da dan Di. Setelah menunggu hampir satu jam, tidak ada hal aneh, kecuali rencana pembunuhan untuk kembar Talavir. Ternyata, Di sudah berencana untuk menyelakai Thea. Sedangkan, Da ingin merebut posisi Cal sebagai peringkat utama.

[Journey to Escape Death] - [Fairland] [TAMAT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang