6. suspicious woman

39 23 7
                                    

"Bagaimana penampilan kami?"

Drake dan Cal terdiam melihat penampilan cantik kedua wanita itu. Elwanda seperti biasa, cantik dan anggun. Ia mendandani anak perempuannya agar terlihat menawan. Thea sulit sekali didandani, anak itu memilih diurai rambutnya. Hanya Cal yang mampu membujuk kembarannya untuk dihias rambut atau wajah, meski sedikit paksaan.

Thea merasa tidak nyaman menggunakan gaun. Baju ini begitu besar untuk tubuhnya yang mungil. Lagi, Elwanda pasti merias wajahnya seperti wanita berumur atau badut di pertunjukan. Butuh kesabaran lebih untuk tidak menyentuh semua riasan di wajah. Elwanda bahkan memakainya Thea serbuk tahan lama. Sehingga, riasan ini tak akan luntur beberapa jam ke depan. Ibu sangat menyebalkan!

Cal menghampiri Thea, wajah cantik itu terlihat cemberut dan tak bersemangat. Padahal, ia baru melihat kembarannya menjadi sangat manis hari ini. Seolah melupakan semua kejadian tak menyenangkan beberapa minggu lalu, Cal mencoba menghibur Thea. Sebuah kotak kecil ia sodorkan ke hadapan gadis itu. "Gunakan ini."

"Apa itu?" Thea melirik sebal Cal. "Kau mau mengejekku karena semua riasan ini, kan?" Ia pun tak mengambil kotak tersebut dan pergi keluar rumah. Cal pasti menertawakan penampilannya. Thea ingin menangis saja, meski begitu tak akan mengubah apapun pada riasan ini.

"Menyebalkan! Cal, aku membencimu!"

Thea pergi ke halaman, ia menangis di sana. Meski semua orang menyukai riasannya, ia tetap suka natural. Sungguh risih! Tak lama Thea mendengar mendengar entakan sepatu. Tak peduli siapa yang datang, walau Cal sekali pun.

"Thea."

Gadis berambut merah itu tak menjawab panggilan Cal. Ia diam, mencoba tak peduli. Sementara, Cal duduk di sebelah kembarannya. Mereka menatap kota penuh gemerlap indah. Pagi saja sudah dibuat seindah ini, apalagi nanti malam. Wilayah peri akan bersinar sampai benua lain.

"Jangan seperti itu, Thea. Ibu sudah berusaha membuatmu secantik bunga di pagi hari." Cal mengambil sapu tangan di kantong. "Tidak perlu takut atau merasa jelek. Kau cantik hari ini."

Cal membuat Thea menatapnya. Remaja laki-laki itu menghapus jejak air mata menggunakan sapu tangan secara hati-hati. Takut merusak riasan Thea. Setelah selesai, Cal membuka kotak kecil yang tak ditanggapi gadis itu tadi. Sebuah kalung permata di dalamnya berwarna hijau daun. Cantik dan menawan.

Thea terkejut melihat benda di dalam kotak. Sungguh indah, warna kesukaannya. Cal memang tahu favorit Thea. Tanpa melawan, Cal memakaikan kalung permata di lehernya. Sungguh pas dan cantik. Bahkan, tanpa sadar Thea tersenyum lebar. "Terima kasih, Cal."

Cal menepuk pelan kepala Thea. Gadis itu sudah tersenyum kembali. Ia berdiri dan membungkuk lantas menyodorkan tangan. Layaknya pangeran menjemput Tuan Puteri di istana gemerlap, mereka berjalan menuju kendaraan pribadi milik Drake. Bukan SkyWings lagi, melainkan CarWings.

Di dalam CarWings Thea tersenyum pada Elwanda. "Terima kasih, Bu. Maaf mengatakan hal tidak baik. Riasan ini bagus, Thea suka."

"Tentu saja. Kau terlihat cantik, tidak seperti wanita berumur, tenang saja."

Thea mengangguk. Kendaraan itu dikendalikan oleh Drake. Mesin dinyalakan, kemudian terbang ke langit. Di Pusat kota terlihat cantik karena dihias sedemikian rupa menggunakan bahan alam berupa tumbuhan, air, dan kristal. Banyak sekali bunga bertebaran dan batu mulia menghiasi jalan.

Kastil Zurca ada di Fairland B, saat melintasi pembatas transparant antara dua wilayah, tubuh mereka menjadi seukuran manusia. Tidak ada proses menyakitkan saat melewati pembatas, hanya terasa aneh di tubuh, kemudian membesar secara otomatis. Mereka terpukau oleh keindahan Kastil Zurca yang terlihat mewah oleh batu mulia.

Gerbang Zurca Castle sudah nampak di depan mata. CarWings turun menuju post penjagaan, terdapat dua orang yang mengecek keaslian surat undangan. Mereka mengantre sepuluh menit sampai akhirnya berada di halaman utama. Orang-orang penting di negeri ini berkumpul, pakaian terbaik mereka gunakan untuk pamer atau sekadar menghormati Zurca baru.

"Kalian harus bersama. Jangan berpencar, di sini begitu ramai. Cal, kau jaga Thea," pesan Drake.

Cal mengangguk. "Baik, Ayah."

Tuan dan Nyonya Talavir pergi menuju sekelompok orang dewasa. Cal dan Thea minggir ke taman bunga berada. Di sana di sediakan tempat duduk dan berbagai jenis makanan. Ukuran remaja seperti mereka, cukup banyak di sini. Bahkan, murid Fair Academy sebagian berada di tempat ini.

Thea duduk, kemudian mencicipi kue berbentuk unik di hadapannya. Rasa lembut dan manis menyapa indra perasa, seketika ada keinginan untuk membuat kue lembut itu bersama Elwanda. Tanpa sadar, Thea makan dengan menyisakan noda di bibir. Ia terlalu asik dengan sejumlah makanan manis di sini.

"Kau makan, tetapi berantakan sekali, ya," sindir Cal.

Gadis itu mengelap bibirnya, tetapi sudah ada Cal yang melakukan. Kembarannya mengusap bibir Thea yang penuh krim menggunakan sapu tangan. Remaja itu tertawa kecil melihat Thea begitu lucu.

"Terima kasih, Cal."

Remaja laki-laki itu mengangguk singkat. Ia mengambil buah dan memakannya. Tidak perlu takut belum dicuci karena keamanan makanan sudah dipastikan sebelum disajikan oleh pelayan di sini. Cal melihat teman-temannya sedang berkumpul. Tentu ia ingin ikut, tetapi Thea tidak bisa ditinggal.

"Kau pergi saja ke sana," tunjuk Thea pada segerombolan laki-laki, teman-teman Cal.

Setelah menghabiskan satu buah, ia beralih memakan kue manis berbentuk bulan. "Nanti kau sendiri. Ingat pesan Ayah, kan?"

Thea tersenyum. Kembarannya suka sekali seperti itu. Selalu menjaga amanat yang diberikan oleh Drake, meski menentang keinginannya sendiri. Beruntung sekali ia mempunyai saudara seperti Cal.

"Seterah kau saja. Jangan salah diriku jika nanti kau menyesal tak menghampiri mereka," balas Thea sembari tersenyum.

Cal mengamgguk singkat. "Bukan masalah."

Penobatan Zurca baru segera dilaksanakan. Waktu menunjukkan pukul sepuluh tepat, suara alat musik sebagai pengantar mulai terdengar di penjuru Fairland B dan S. Seluruh peri dibagi menjadi dua, yaitu di pusat kota Fairland S dan Zurca Castel. Kecuali, peri lain yang bekerja sesuai kekuatannya seperti peri air, mereka membuat patung air dan mempertahankannya sampai Zurca baru membekukan patung itu.

Cal dan Thea berlari kecil menuju tempat penobatan di dalam kastil. Mereka melihat Calon Zurca menyayat tangannya, hingga mengeluarkan darah. Mahkota diteteskan darah tersebut dan bersinar terang. Seketika mahkota tersebut terpakai otomatis ke kepala Zurca baru. Ia pun mengambil bubuk ajaib yang sudah disediakan pelayan, kemudian menggunakan kekuatannya untuk membuat pelindung untuk negeri ini.

Bubuk ajaib berterbangan di seluruh penjuru negeri, kekuatan Zurca baru membuat bubuk itu melapisi wilayah peri seperti perisai transparat. Hal itu akan melindungi ranah ini saat diserang oleh ras lain. Setelah seluruh wilayah terlapisi, bubuk ajaib berubah menjadi cahaya lantas turun ke tanah, kemudian berubah menjadi hadiah untuk tiap peri.

Cal dan Thea menggapai dua bubuk ajaib yang berubah menjadi cahaya, kemudian membentuk hadiah. Mereka tersenyum lantas membukanya bersama. Seluruh peri membuka hadiah tersebut. Negeri Fairland bersinar terang akibat bubuk yang berubah menjadi cahaya indah, menyinari bagian terdalam tanah itu.

"Kau dapat apa, Cal?" tanya Thea antusias.

Cal memperlihatkan gelang air. "Agak aneh, tetapi ini cukup membantu."

Saat Thea ingin memperlihatkan hadiahnya, perasaan gadis itu seolah dihantam palu. Ia sampai bersipuh dan menjatuhkan hadiah. Ada sesuatu di ruangan penobatan, energi sihir yang begitu pekat serta suram. Thea berusaha mencari energi tersebut. Ia mendapati seorang wanita cantik berambut hitam tengah menghampiri kedua orang tuanya. "Ayah. Ibu. Jangan deketin wanita itu. Kumohon."

☠☠☠

[Journey to Escape Death] - [Fairland] [TAMAT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang