Ace of Diamond © Yuji Terajima
.
.
.
"Selamat pagi, sayang."
.
.
.
Terusik. Di pagi hari yang entah jarum pendeknya menunjuk ke arah berapa, Sawamura Eijun merasa sangat terganggu. Oleh karena itu, ia mencoba membuka kedua matanya. Ia merasakan sesuatu yang hangat di bawahnya—yup, siapa lagi kalau bukan si kekasih, dengan nakalnya mengulum bendanya, yang tengah berdiri tegak?
"Miyuki Kazuyaaa," Sawamura merengek, mendongakkan kepalanya dengan agak pasrah. Hal ini selalu saja terjadi ketika ia menginap di apartemen si pemain baseball profesional muda ini. Miyuki, kekasihnya, tak pernah membangunkan dirinya dengan cara yang normal.
"Hm?" Tanpa rasa bersalah, Miyuki membalas. Menjulurkan lidahnya dan bergerak di seluruh penisnya. Sesekali mengecup ujungnya. Sawamura mendesis lagi tatkala Miyuki kembali melahap bendanya—membuat empunya refleks mencengkram rambut moccha Miyuki sembari mengerang tak karuan.
"K-kazuya, kau..."
Diafragma Sawamura bergerak naik turun ketika ia hampir berada di klimaksnya. Namun tiba-tiba, si catcher itu mengeluarkan penisnya dari mulutnya. Yap, terlalu tiba-tiba. Padahal, Sawamura sudah berada pada puncaknya.
Dengan mata berkaca-kaca yang memancarkan ketidaksetujuan, Sawamura memandang si kekasih. Miyuki hanya menyeringai kecil. Mulai mengecup perutnya, mengangkat bajunya ke atas—tetapi tidak sepenuhnya melepas.
Oh, rupanya Miyuki ingin bermain 'penuh' di pagi hari.
"Mnhh..."
Sawamura melenguh tatkala dadanya dipijat halus. Yang lainnya dicium, dijilat, juga sesekali digigit—agresif sekali olahragawan yang satu ini. Membuat Sawamura yang baru setengah sadar hanya bisa mendongak parah, menikmatinya.
Hingga ciumannya berpindah di lehernya, Sawamura mendongak. Mulutnya terkekeh, sedangkan kedua tangannya menarik punggung Miyuki. Kedua kakinya menarik pinggul Miyuki pula, merasakan milik si kekasih yang sudah mengeras.
"Hahaha... Sialan kau, Kazuya. Cepat masukkan dan selesaikan."
Namun tampaknya, Miyuki masih tak berhenti menggodanya. Mulutnya dikunci-dilumat dengan halus. Sawamura memberantakkan rambut cokelatnya sebagai bentuk protes, tetapi tak digubris. Lidah Miyuki masuk ke dalam mulutnya, mengobrak-abrik isinya. Menghisap lidahnya.
"Mhnn..." Sawamura membalasnya, mencoba melumat mulutnya. Sawamura dapat merasakan betapa ereksinya penis Miyuki yang tubuhnya melekat erat ke arahnya. Tangan Miyuki tak berhenti menggoda dan menyentuh dirinya—dadanya, perutnya, paha dalamnya. Gerakan yang memprovokasi, tetapi tak segera memuaskannya.
"Kazuya, ayolah," Sawamura mengomel di tengah ciumannya.
Ciuman itu akhirnya dilepaskan. Tanpa keraguan, Miyuki menggerakkan bendanya—masuk ke dalam hingga membuat Sawamura serasa melayang. Bibir Sawamura menggumamkan nama yang disayang, merengek di tengah orgasmenya.
"Eijun..." Miyuki berbisik penuh penekanan, mencium daerah leher hingga telinga. Tangan Sawamura menekan belakang kepala Miyuki, mempererat jarak mereka. Begitu pula kedua tangannya yang melingkar di balik punggungnya.
"K-Kazuya, aku akan datang!"
Sawamura memekik, refleks menjatuhkan air matanya bersamaan dengan jeritan kenikmatannya. Mereka berpelukan semakin erat. Lalu, Miyuki datang di dalamnya tak lama kemudian.
Kepala Miyuki jatuh di atas pundak Sawamura. Napas mereka beradu, tak beralih dari posisi sebelumnya. Cukup lama berada di posisi yang sama. Sampai akhirnya, Miyuki akhirnya mengeluarkan miliknya.
Ia bangkit, menyibak rambut coklatnya. Meraba nakas meja dan mengenakan kacamatanya. Manik hazelnya terlihat begitu indah. Bibir merah ranumnya mendarat di atas dahi si kesayangan yang masih tergeletak di atas kasur.
"Selamat pagi, sayang."
Suara seraknya menyapa. Sawamura menggerutu pelan melihat senyum tak berdosa milik Miyuki. Sawamura memeluk tubuh polos Miyuki, menyembunyikan rona di kedua pipinya di atas dada bidangnya. Tempat yang paling aman baginya dari seluruh tempat di dunia ini.
"Selamat pagi, catcher sialan."
"Aw. Jahat sekali, mulutmu."
"Kazuya memang sialan. Bisa nggak bangunin aku dengan cara yang normal aja?"
"Aku hanya menenangkan little Eijun yang bangun di pagi hari, kok. Kamu harusnya beterimakasih padaku."
"BIGGIE KAZUYA JUGA BANGUN, 'KAN?! Jangan hanya mengatasnamakan penisku dalam sex barusan!💢"
"Tentu saja dia bangun. Aku pria yang sehat, Eijun."
Begitulah Miyuki Kazuya dan Sawamura Eijun menjalani pagi yang normal di akhir pekan. Dimulai dengan morning sex dadakan, sapaan selamat pagi, dan disusul dengan menyalahkan penis satu sama lain.
《Good Morning, Dear-END》
...
Ide random tentang pagi hari yang muncul di sore hari, akhirnya jadi cerita yang ketik selama 7,5 menit ini wkwkwk.
Aku lagi ga bisa mikirin plot yang berat, jadi up ginian dulu, deh. Mohon dimaklumi ya, saya baru selesai ujian. 😌
KAMU SEDANG MEMBACA
MiyuSawa Short Story
Short StorySepenggal kisah Miyuki Kazuya dan Sawamura Eijun. ⚾ ~~~~~ ⚠️BL story ❗Cover © my art.