BELVANNO || Chapter 9

2.3K 246 14
                                    

Hallo hai.......

Up lagi nih....
Gimana hari kalian hari ini? Menyenangkan kah?

Jangan lupa tinggalin jejak kalian ya.....

Happy reading🥰🥰

▪️▪️▪️

"Sejak kapan ya tinggi badan bisa turun? Dua puluh tahun gue hidup di bumi, nggak pernah tuh denger istilah TB turun?" tanya Vanno pada dirinya sendiri.

"Kak Vanno!" suara seseorang memanggil dirinya membuat Vanno menoleh dan menemukan Bella yang sudah rapih dengan tas kecil yang tersampir di bahu kananya. Kelihatanya gadis itu akan pergi.

"Mau kemana sore-sore gini?" tanya Vanno, matanya masih meneliti gadis itu dari atas sampai bawah.

"Mau main ke kantor papa,"jawabnya sambil mengulas senyum tipis.

"Sendiri?" tanya Vanno lagi.

"Iya."

"Ngapain ke kantor papa? Nggak nanti aja pas orangnya di rumah, ntar lo ganggu lagi di sana,"

"Gue udah sering kali main ke sana. Lagian gue nggak akan ganggu kok," kata Bella.
"Gue pergi ya,"

"Mau gue anter?"

"Nggak usah, gue bisa sendiri,"

"Yaudah Hati-hati,"

"Jangan nungguin gue pulang, jangan kangen, ja-"

"Nggak usah kepedean,"sergah Vanno cepat membuat Bella tertawa.

"Dadaaaaaa,"

***

Bella menutup wajahnya dengan masker saat dirasa beberapa orang kantor memandangnya. Bella paling tidak suka di perhatikan seperti ini. Apalagi tadi ada yang mengenalinya dan menyuruh beberapa orang minggir untuk memberinya jalan. Bella tidak suka sikap terlalu berlebihan karyawan kantor kepada dirinya.

Bella masuk ke dalam lift untuk menuju ke dalam ruang kerja papanya. Niatnya tadi dia ingin lewat tangga darurat saja. Tapi, dia tidak mau kecapek an sebelum pergi ke rumah sakit, yang ada nanti jadwalnya di tunda lagi.

"Eh, kak Bella ya?" tanya seorang wanita cantik, sekretaris papanya.

"Iya,"

"Kok udah lama nggak ke sini, kak?" tanyanya dengan ramah.

"Hehe.... Baru sempetnya sekarang mbak, soalnya Bella sibuk banget," katanya. Sibuk apanya? Bahkan dia tidak ada kerjaan sama sekali selain sekolah.

"Oh... Mau ketemu pak Tama?" tanyanya.

"Iya, papa ada mbak?"

"Ada, lagi di dalam. Mau saya antar?" tawarnya.

"Nggak usah mbak, saya sendiri aja," tolak Bella halus.

"Yaudah, kalo gitu saya permisi dulu ya kak," pamitnya, Bella hanya bisa mengangguk sebagai jawaban.

"Sore, Pa."

Tama yang sedang sibuk dengan laptopnya refleks menoleh ke arah pintu ruangannya yang terbuka. Matanya menyiratkan keterkejutan saat netranya mendapati Bella berdiri dengan senyum manis diambang pintu.

BELVANNO (End✓)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang