Happy reading yak❤️
******
"Makasih ya, pak."ucap Bella saat dirinya turun dari motor bapak bapak yang dipaksa untuk mengantarnya tadi.
"Ngapain kesini mbak? Ini jalanan sepi banget loh,"kata bapak bapak itu heran.
"Tadi kata temen saya Suami saya kecelakaan disini pak." Jawab Bella sambil mengedarkan mata kesekeliling jalan. Tapi tidak ada siapa-siapa. Bahkan tidak ada orang yang lewat sama sekali. Dan, jalan ini terlihat kurang pencahayaan meski ada beberapa lampu yang dipasang untuk menerangi jalan tersebut.
"Temen embak ngeprank kali? Coba ditanyain lagi?"Bapak bapak tadi tidak tega meninggalkan Bella di jalanan sepi dengan keadaan kebingungan seperti ini. Ia jadi mengurungkan niat ngopinya gara-gara Bella. "Daripada mbaknya bengong nggak yakin, mending saya anterin lagi ke tempat tadi. Bahaya kalau mbaknya saya tinggal sendirian di sini."
"Em..... Tapi tadi bener kok pak, dijalan Kamboja bilangnya."Bella masih mengeyel. Ia takut jika Bertha benar namun ia yang tidak bisa menemukan Vanno jatuh dimana. Atau jangan jangan Vanno sudah diantar orang ke rumah sakit.
Apa dia menelfon Fani saja? Ah tapi dia tidak mau membuat wanita itu khawatir.
"Apa kak Bertha bohongi gue ya? Tapi buat apa?"
"Bel?"panggil seseorang yang berhasil menyadarkan Bella dari lamunannya. Bella juga bapak bapak tadi melihat ke sumber suara. Dan Bella mendadak lega ketika menemukan Sabian berjalan ke arahnya.
"Ini suaminya mbak?" Tanya bapak bapak tadi.
"Enggak pak. Ini temen saya."kata Bella.
"Oh... Yaudah kalo gitu saya tinggal dulu ya mbak."karena dirasa Bella sudah tidak lagi sendiri. Akhirnya bapak bapak tadi memutuskan untuk meninggalkan keduanya.
"Makasih ya pak, udah nganterin saya."ucap Bella yang diangguki bapak bapak tadi.
"Kak Sabian ngapain disini?" Tanya Bella kepada Sabian.
"Mau cari Vanno. Tadi kata Bertha dia jatuh disini. Tapi gue cari cari dari tadi nggak ada. Bahkan sepi banget disini. Nggak ada tanda tanda ada orang sama sekali."jawab Sabian.
"Apa kita berdua dibohongi ya kak?"tanya Bertha mengeluarkan isi pikirannya.
"Gue sempet mikir gitu tadi. Tapi, dia buat apa ngelibatin gue juga?"tanya Sabian, karena setahunya Bertha hanya bermasalah dengan Bella, bukan dengan dirinya.
"Ih, mana dingin lagi."gumam Bella sambil menyilangkan tangan didepan dada untuk memeluk diri sendiri.
Sabian tersenyum kecil, lalu melepas jaketnya dan memakaikannya di tubuh Bella. Bella memandang Sabian dengan ekspresi kaget, tapi tak urung ia menerima jaket itu dan merapatkanya di tubuhnya.
"Kita cari kemana ya kak? Kalaupun jatuh dan nggak bisa bangun harusnya kelihatan di sisi jalan. Tapi ini nggak ada sama sekali. Disini juga nggak ada jurang, mana mungkin hilang."
"Masalahnya hape Vanno juga nggak aktif." Kata Sabian menimpali.
"Apa kita balik aja ya kak?"
KAMU SEDANG MEMBACA
BELVANNO (End✓)
Teen Fiction"Kenapa kemarin gue harus ketemu Lo!" tanya Vanno dengan galak kepada gadis di depannya. "Ya mana gue tau," jawab gadis itu bodo amat. "Tanggung jawab. GUE GAK MAU JADI SUAMI LO!" "Lah, gue juga gak mau jadi istri om-om kayak anda," balas gadis itu...