Tekan bintangnya!
Udah?Happy reading🥰🥰🥰
•••••••••
"Nata!" sapa Bella dengan heboh saat dirinya baru memasuki kelas. Namun, cewek yang di panggilnya itu tidak bereaksi sama sekali.
"Lo kenapa?" tanya Bella. Nata tetap memandang lurus ke depan tanpa meliriknya sedikitpun.
"Ta?" Bella heran, tidak biasanya gadis itu mendiaminya seperti ini.
"Ta, kok respon lo gitu sih? Gue udah bisa masuk sekolah tau,"
"Terus?" sahut cewek itu dingin.
"Lo kenapa sih, Ta? Nggak biasannya lo kayak gini?" tanya Bella.
"Tanya sama diri Lo sendiri. Yang buat gue berubah, itu Lo sendiri!" kata Nata sambil mendorong tubuh Bella menggunakan telunjuknya.
"Gue? Gue kenapa?"
"Lo—Pembohong! Munafik! Dan gue nggak mau punya temen penyakitan kayak Lo!" kata Nata. Bella speechless. Saking terkejutnya dengan ucapan yang di lontarkan Nata, dia sampai tidak bisa bereaksi apa-apa.
"N–nata, lo—"
"Mulai sekarang, lo bukan teman gue lagi!" setalah mengatakan itu, Nata langsung pergi meninggalkan kelas. Bella tidak tinggal diam, ia segera bangkit untuk menyusul gadis itu.
"Ta! Nata berhenti!" Bella berhasil menghentikan Nata. Nata membuang muka. Dia sudah muak dengan Bella.
"Ta, Lo kenapa jadi gini? Kalau gue ada salah gue minta maaf sama Lo. Tapi, bisa jelasin kenapa Lo jadi berubah gini sama gue?"
"Bisa minggir nggak? Gue mau lewat," kata Nata ketus.
"Enggak, Ta. Lo harus jelasin ke gue dulu,"
"Minggir dari hadapan gue!" bentak Nata. Kini, seluruh pasang mata yang ada di koridor menatap keduanya dengan tatapan bertanya. Mereka ingin tau penyebab kedua orang yang berstatus sahabat itu bertengkar.
"Ta—"
"Minggir, atau gue kasih tau ke orang-orang kalo Lo udah nikah dan punya penyakit gagal ginjal," bisik Nata di telinga Bella.
Bella di buat terkejut lagi, dari mana Nata tau semuanya?
Bella terpaksa menyingkir, tapi Nata tiba-tiba kembali mendekatkan kepalanya ke telinga Bella.
"Sahabat macam apa Lo? Bahkan gue nggak tau apa-apa tentang lo. Lo anggep apa gue selama ini? Gue baru tau, kalo gue nggak ada artinya buat Lo."
"Selamat! Lo udah berhasil nyembunyiin semuanya. Dan lo juga berhasil mutusin persahabatan kita." kata Nata kemudian pergi dari hadapan Bella.
Air mata Bella kembali luruh. Ia tidak menyangka kalau reaksi Nata akan begini. Dia menyesal tidak berterus terang pada gadis itu.
"Gue nggak selamanya ada di sini, Ta. Kenapa kita harus berantem?" lirih Bella.
Bella mengusap air matanya. Ia tidak boleh menangis, semenyakitkan apapun nantinya ia harus tetap bahagia, ada atau tidak adanya Nata, ia harus bisa biasa saja.
"Gue nggak boleh sedih-sedihan mulu. Gue harus bisa cari solusi biar Nata nggak marah lagi. Bukannya malah nangis dan ngabisin waktu,"
Bella menghembuskan nafas panjangnya lalu berjalan menuju kelas.
Tak berselang lama, bel masuk berbunyi. Nata pun kembali ke kelas. Dia berjalan ke bangkunya. Bella tersenyum dan memberinya lewat. Namun, Nata hanya mampir untuk mengambil tas dan duduk di bangku kosong yang terletak setelah dua bangku dari tempat Bella duduk.
KAMU SEDANG MEMBACA
BELVANNO (End✓)
Teen Fiction"Kenapa kemarin gue harus ketemu Lo!" tanya Vanno dengan galak kepada gadis di depannya. "Ya mana gue tau," jawab gadis itu bodo amat. "Tanggung jawab. GUE GAK MAU JADI SUAMI LO!" "Lah, gue juga gak mau jadi istri om-om kayak anda," balas gadis itu...