16 : Tingkah Yoga

422 78 22
                                    

"Apinya kekecilan bego! Kapan matengnya kalau gitu", Tio tepuk jidat melihat kelakuan Doni. Pasalnya laki - laki dengan tubuh paling tinggi itu tidak becus menghidupkan kompor portabel sejak tadi.

"Sabar dulu cok, gue baru sekarang pake kompor beginian" ujar Doni terlihat serius dengan kompornya.

"Terus kalau biasanya lu naik, masak pake apaan? Pake imajinasi?" sahut Tian yang sibuk memotong sayur - sayuran.

"Golongan tinggal makan gue mah" seketika Tio memasang ekspresi julid. "Beban regu"

"Johan! Bisa bantu gue racik bumbu? biar cepat selesai" Johan hanya mengangguk, menyanggupi permintaan Tian.

Sedangkan Rian, ia sedang pergi ke tenda Tegar, mengajak mereka makan bersama. Kini, beberapa jarak dari tenda Tio. Rian terlihat datang bersama lima orang pria yang ia bantu tadi sore.

"Duduk dulu mas, ditunggu sebentar ya. Kayaknya masih agak lama" ujar Rian. Tegar mengangguk, "Gak papa mas, aduh, malah kita jadinya ngerepotin gini"ujarnya tidak enak.

"Enggak ngerepotin, kita seneng bisa dapet temen baru" kata Rian sebelum pergi membantu Tio dan Doni.

"Mereka siapa?" tanya Tio begitu Rian sudah duduk disebelahnya.

"Rombongan yang gak bisa bikin tenda tadi sore" jawab Rian. "Oh iya lupa! kalian belum kenalan ya" lanjut Rian, ia berdiri lalu menghampiri rombongan Tegar.

"Mas Tegar, ini temen - temen gue belum kenal sama kalian. Ayo kenalan dulu, biar makin akrab" ajak Rian.

"Halo mas, kenalin gue Tegar, leader yang sering diacuhkan"

"Gue Dito selaku sponsor dari pendakian mereka semua"

"Kalau gue Derry yang paling ganteng"

"Gue Arjun yang paling waras disini"

"Gue Yoga yang suka jadi babu"

Tio berdiri disusul Doni, mereka semua saling berjabat tangan.

"Gue Tio, koki disini, yang lain gak punya bakat. Bisanya tinggal makan"

"Gue Doni, sering disuruh - suruh buat bawa logistik"

Tio dan Doni kemudian diam, mereka sama - sama menatap kearah Johan. Johan sendiri? Ia sama sekali tidak terusik dan masih asik membantu Tian menyiapkan bumbu - bumbu.

Tian yang sadar segera menyenggol lengan Johan. Johan tersentak kecil, "Kenapa mas?" tanyanya menatap Tian datar.

"Itu, ada temen baru. Kenalan dulu, fokus banget lo sama bumbu dapur" kata Tian dengan gesture mata mengarah pada Tegar dan kawan - kawan.

"Johan" hanya satu kata, setelahnya Johan acuh dan melanjutkan tugasnya. Tian menghela nafas, ia menyatukan kedua telapak tangannya. Membuat gesture meminta maaf kepada Tegar karena sikap Johan.

"Duduk lagi mas, masak - masaknya baru mau dimulai. Maklum, mereka emang suka ngaret" kata Tio di hadiahi tatapan sengit Doni.

"Kita bantuin ya mas, gue gak enak. Masa cuma tinggal makan, kebetulan gue juga bawa bahan makanan dari tenda", Tegar mendekat ke tempat Tio dan Doni.

Mereka bertiga kemudian memulai memasak makan malam dibantu Rian juga. Sisanya mengobrol bersama Tian. Malam ini, mereka semua menjadi akrab satu sama lain. Semua terlihat senang, tapi hanya satu orang yang terlihat menatap bengis ke arah Tian.

Rian yang kebetulan tengah memandang ke tempat Tian mengernyitkan dahinya. Ia mendapati Yoga memandang tidak suka ke pada—

Kenapa dia ngeliatin Johan kayak gitu?

Cukup lama acara memasak, akhirnya sup ayam, ikan dan tempe goreng sudah jadi.

"Ayo makan, ayo makan" kata Tio sambil menata makanan di atas matras.

Mereka semua lantas berkumpul, mengambil sendok dan piring plastik. Menikmati makan malam dengan pemandangan indah gunung Merapi. Saat Yoga hendak mengambil tempe, tidak sengaja tangannya bersentuhan dengan tangan Johan.

Dengan kasar Yoga mengambil air dan membasuh area tangan yang berkontak fisik dengan Johan. "Jauh - jauh lo dari gue, najis" kasar Yoga, kemudian ia bangkit dari duduk pindah ke sebelah Rian.

Johan hanya diam, menatap tanpa ekspresi ke arah Yoga.

"Yoga kenapa? Kok gitu sama Johan? Johan ada salah?" tanya Tio, ia sampai mengentikan makan setelah melihat perilaku Yoga.

"Kalian kenapa bawa dia?" tidak menjawab pertanyaan Tio. Yoga justru mengajukan pertanyaan, ujung matanya melirik Johan.

"Karena dia temen kita" jawab Tio, cukup merasa aneh dengan pertanyaan Yoga.

"Bukan. Dia bukan temen kalian" setelah itu Yoga berdiri, melenggang pergi kembali ke tenda rombongan Tegar.

Tegar panik, sikap Yoga yang tampak tidak sopan membuat Tegar buru - buru meminta maaf. "Maaf mas maaf, dia emang kadang suka gak jelas"

"Gue susul dia dulu ya, kalian disini sebentar" kata Tegar pada ketiga temannya yang lain.

Tegar berlari kecil menyusul Yoga, Arjun melirik Johan sekilas. Ia menarik nafas, "Keceplosan deh itu anak" bisik Yoga pada Derry, yang sejujurnya dapat di dengar Rian.

Kenapa mereka ini?

⛰️⛰️⛰️

"Gue udah bilangan kan sebelumnya, jangan terang - terangan kalau lo gak suka sama dia", Tegar berucap kesal. Yoga tidak bergeming, ia sibuk dengan MP3nya.

"Yoga! Jangan batu deh, gue tau dia bukan manusia. Tapi dia gak mengancam keselamatan Rian dan temen - temennya" Tegar masih berusaha berbicara dengan Yoga.

"Siapa yang bisa jamin kalau dia bukan ancaman? Kalau iblis ya tetep iblis, tempatnya bukan disini!" Tegar mengusap wajah frustasi, lelah berbicara dengan Yoga.

"Pokoknya dia harus diusir, sebelum semuanya terlambat"

Yoga yang keras kepala lebih sulit ditangani daripada tingkah gila Derry dan Arjun yang sampai membakar dua tenda beberapa minggu lalu.

































***
halo semua apa kabar? semoga sehat ya. aku mau ngucapin selamat Hari Raya Idul Fitri bagi yang merayakan. maaf telat banget ngucapin karena baru sempet pegang handphone lagi 😭🙏

tahun ini dapet berapa THR'nya? banyak? dibuat beli apa aja tuh? hehehe

maaf baru update lagi ya 🙏 ada masalah sedikit kemarin kemarin. semoga suka ya sama chapter ini.

happy reading 💓
***

°°nama karakter baru°°

• Taeil as Tian
• Johnny as Doni
• Taeyong as Tio
• Yuta as Yudha
• Doyoung as Dimas
• Jaehyun as Rian
• Jungwoo as Juan
• Mark as Mahen
• Haechan as Haikal
• Winwin as Wisnu
• Kun as Angga
• Lucas as Bima
• Renjun as Rendi
• Jaemin as Jaka
• Jeno as Juna
• Jisung as Johan
• Chenle as Dito
• Ten as Tegar
• Hendery as Derry
• Xiaojun as Arjun
• Yangyang as Yoga

Merapi [NCT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang