Pagi ini, dua bus berukuran sedang sudah berjejer rapi di depan rumah Rian. Mereka akan pergi mendaki sesuai rencana minggu lalu. Tas-tas besar, peralatan masak serta tenda dan perlengkapan lain sudah siap.
"Ayo berangkat," Angga lantas berdiri, mengambil ransel lalu berjalan terlebih dahulu.
"Astaga Tio, kamu ngapain pake bawa mejikom segala?," Tian tepuk jidat, tidak paham dengan jalan pikir manusia satu ini.
"Otak kamu kalo gak dipake mending dijual aja deh," Rian menyahut, menatap datar tangan Tio yang tengah menenteng rice cooker.
"Iya juga ya, ngapain aku bawa ginian?," Tio menggaruk tengkuknya yang tidak gatal.
"Pas pembagian otak makannya dateng," Yudha melirik Tio, temannya itu memang sering bertingkah aneh.
"Ayo naik keburu siang!" dari dalam Angga berteriak.
Karena ada delapan orang, maka dalam satu bus berisi empat orang. Rombongan ini terdiri dari Tio, Rian, Angga, Tian, Bima, Haikal, Yudha, dan yang terakhir Wisnu.
Selama perjalanan tidak ada yang bersuara. Lebih baik tidur agar tenaga cukup untuk mendaki. Rencana mereka harus sudah sampai puncak gunung minimal besok.
Tio memejamkan mata, ucapan sang ibu terus berputar didalam kepala.
"Jangan pergi, perasaan ibu gak enak"
Memikirkan itu membuat Tio menjadi resah.
"Semoga tidak terjadi apa-apa, ibu sayang kamu"
"Tio juga sayang ibu," gumam Tio pelan sebelum jatuh kedalam alam mimpi.
Entah apa yang akan terjadi, perasaan yang sama juga tengah menyelimuti Rian. Pria bertubuh tegap itu melamun, menatap kosong keluar jendela. Beberapa kali menghela nafas, memejamkan mata dan berkata bahwa semua akan baik-baik saja.
⛰️⛰️⛰️
Bus berhenti disebuah tanah lapang. Dari dalam mobil, mereka dapat melihat ramainya suasana di lereng gunung. Kedai-kedai ramai di kunjungi wisatawan atau pendaki.
Angga dan yang lain turun satu persatu dengan tangan sibuk membawa barang-barang. Ini bukanlah kali pertama mereka mendaki. Dapat dibilang mereka semua sudah berpengalaman.
"Kita simaksi dulu," Angga sebagai leader memimpin menuju pos kecil. Selesai mengurus surat ijin masuk, mereka beristirahat sebentar di area Joglo 1. Di sana terdapat beberapa warung kecil, sekarang Bima sedang mengantri membeli makan.
"Permisi" suara dari belakang mengalihkan perhatian Bima. Seorang laki-laki bersama tiga orang temannya menatap Bima memelas.
"Kenapa?," Bima bertanya dengan nada datar, ia hanya bersikap waspada terhadap orang asing.
"Maaf, kalo kita duluan yang ngantri boleh gak? Temen kita udah lemes banget," salah satu dari mereka memohon. Bima melirik ke seorang pria kecil yang tengah dituntun. Merasa iba, ia mengangguk lalu berjalan mundur.
"Masnya mau naik juga?," tanya seorang pria dengan postur tubuh paling tinggi.
"Iya. Sama temen-temen, mumpung lagi liburan," jawab Bima lalu menunjuk kearah rombongan Angga yang tengah tertawa bersama.
"Wah! kalo gitu kita sama. Aku sama mereka juga mau naik. Oh iya, kenalan dulu aku Doni, ini Mahen, ini Dimas dan ini Juan," pria bernama Doni memperkenalkan diri, Bima dan Doni salin berjabat tangan.
"Aku Bima, nanti aku kenalin sama temen-temen aku juga," ujar Bima sumringah lantaran mendapat teman baru.
Selesai membeli makan, Bima membawa teman barunya untuk bergabung dengan rombongan. Angga dan yang lain menoleh, menatap penuh tanya ke arah rombongan baru di belakang Bima.
"Siapa Bim?," Wisnu menatap Doni, Mahen, Dimas dan Juan bergantian.
"Kenalin ini mas Doni, itu mas Dimas yang ini Mahen dan itu mas Juan," Bima menyebut satu persatu. "Gak usah kenalan lagi kalian. Aku udah kasih tau nama kalian tadi," potong Bima saat Wisnu hendak memperkenalkan diri.
"Berangkat sekarang gimana? Keburu siang, nanti tambah panas," ajak Tian, mereka setuju. Dengan cekatan mulai berjalan masuk kedalam jalur pendakian.
Pemandangan disini sangat indah, hamparan rumput tinggi di sekitar jalan setapak. Jalan menuju pos 1 masih panjang, sekitar 1 jam lagi.
Di barisan paling depan Angga memimpin sebagai leader dan guide, dibelakang ada Doni sebagai sweeper. Langit biru tampak cerah, matahari bersinar terik, semangat mereka membara. Namun tanpa mereka sadari, awan hitam muncul dari balik gunung.
Berdoalah untuk keselamatan mereka semua.
°°nama karakter baru°°
• Taeil as Tian
• Johnny as Doni
• Taeyong as Tio
• Yuta as Yudha
• Doyoung as Dimas
• Jaehyun as Rian
• Jungwoo as Juan
• Mark as Mahen
• Haechan as Haikal
• Winwin as Wisnu
• Kun as Angga
• Lucas as Bima
• Renjun as Rendi
• Jaemin as Jaka
• Jeno as Juna
• Jisung as Johan
• Chenle as Dito
• Ten as Tegar
• Hendery as Derry
• Xiaojun as Arjun
• Yangyang as Yoga
KAMU SEDANG MEMBACA
Merapi [NCT]
Mystery / Thriller[BEBERAPA CHAPTER DI PRIVATE. FOLLOW DULU BARU BISA BACA!!] Semula hanya sebatas acara naik gunung untuk mengisi liburan musim panas. Tapi, semua menjadi berantakan ketika bertemu empat lelaki asing, yang mengatakan bahwa ada siluman pemangsa manus...