TIDAK BERPIJAK DI BATU YANG SAMA

232 62 2
                                    




Sampai di rumah kediaman keluarga minho, sana segera masuk ke dalam kamarnya. Dahyun memerintahkan pada kedua rekannya untuk menjaga sana di depan pintu kamar wanita ini.

Sementara dahyun memutuskan untuk memeriksa tiap sudut rumah.

Langkahnya terhenti saat ia sampai di gudang rumah itu. Lalu mengucapkan kata sakral untuk kembali ke masa depan.

"Lorong Waktu," ucap dahyun

Seketika lubang hitam itu muncul di hadapannya. Dan tanpa takut-takut lagi dahyun segera memasukinya. Lalu langsung keluar di tempat yang ia tuju, kamar rawat dahyun di masa depan.

Lubang itu menghilang dan dahyun pun mulai melangkahkan kakinya mendekati tubuhnya yang masih saja tak berdaya.

Ia teringat ucapan dokter yang menanganinya kemarin, jika kesempatan dahyun untuk hidup sangatlah tipis.

Peluru itu memang tidak mengenai jantung dahyun, namun berhasil membuat jantung itu terluka. Hanya keajaiban lah yang bisa membuat dahyun hidup kembali.

"Apa aku bisa menciptakan keajaiban itu untuk kita hyun?" tanya dahyun lirih, ia berdiri di sisi ranjang dan menatap nanar tubuhnya sendiri.

Perhatian dahyun teralihkan saat pintu kamar rawatnya di buka oleh seseorang dan saat dahyun menoleh ternyata yang datang adalah seorang perawat. Wanita yang terlihat seusia dengannya.

"Tuan, anda disini rupanya," ucap perawat itu lalu masuk ke dalam sana.

"Pintu kamar ini jangan di kunci Tuan, apalagi jika anda sedang tidak berada di ruangan ini," jelas perawat itu lagi, terdengar seperti sebuah perintah.

Ya, yang dahyun ingat ia memang mengunci pintu kamar ini sebelum pergi ke masa lalu. Namun sepertinya perawat wanita ini yang membukanya.

Dahyun tidak menjawab dengan suara, ia hanya menganggukkan kepalanya.

Lalu melihat perawat itu yang mulai memeriksa kondisi dahyun di atas ranjang, juga mengganti kantung infus yang sudah habis.

"Nona, boleh aku meminta tolong?" tanya dahyun membuat perawat itu mengangkat kepalanya dan balas menatap dahyun

"Jika ada seseorang yang mencari pasien bernama Kim Dahyun jangan beri tahu orang itu tentang dahyun."

Mendengar itu sang perawat mengerutkan dahinya.

"Kami tidak miliki keluarga, kami hanya hidup berdua di dunia ini. Dan jika ada orang yang mencari kami, orang-orang itu hanya memiliki niat yang jahat," jelas dahyun lagi, makin membuat perawat itu bingung.

"Saya mohon," pinta dahyun sungguh-sungguh.

Hingga akhirnya membuat perawat itu menganggukkan kepalanya kecil.

Dahyun tidak tahu apa yang bisa terjadi padanya disini saat ia kembali ke masa lalu. Bisa saja takdir yang ia ubah di masa lalu membuat nyawanya di masa depan jadi terancam. Entah itu suho ataupun orang lain.

Setelah perawat itu pergi, dahyun pun memutuskan untuk pergi juga. Ia kembali ke masa lalu dan masuk ke gudang penyimpanan di rumah keluarga minho

Melanjutkan langkahnya menyusuri tiap sudut rumah ini dan menyatakan jika keadaannya aman.






000



Di markas suho.

Setelah menemui dahyun di kampus anak perempuan minho. Dahyun memutuskan untuk mendatangi suho. Bagaimanapun selama ini suho adalah seseorang yang selalu ada untuknya. Dahyun tak ingin melupakan itu dan membuat hubungan mereka merenggang.

Masuk ke dalam ruangan suho, dahyun langsung mendapatkan tatapan tajam dari bosnya itu.

"Jangan mempermainkan aku hyun," ucap suho dengan suaranya yang dingin.

Sebelum menjawab dahyun menarik dan menghembus napasnya pelan.

"Yang menelpon mu tadi bukan aku suho, tapi orang itu. Orang yang aku katakan padamu menyerupai aku."

Suho diam dan mendengarkan semua cerita dahyun

Tawa pecah suho langsung menggema di ruang bawah tanah ini. Sama seperti dahyun dulu, suho juga mendengarnya hanya seperti sebuah bualan.

"Kau bisa menertawakan aku suho, tapi sekarang aku mempercayai dirinya," jelas dahyun membuat tawa suho menghilang seketika.

Tatapan keduanya beradu, tatapan dalam yang artinya mereka sudah tidak berpijak di batu yang sama.


















Jangan lupa vote

[END] Time PassageTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang