SATU BULAN BERLALU

259 50 3
                                    

1 bulan berlalu, selama itu juga dahyun mengurung dirinya untuk mencari ingatan yang hilang, tapi sebanyak apapun dia mengingat dahyun tetap tidak pernah menemukan ingatannya.

Semua kebutuhannya terpenuhi dari banyaknya uang yang ia punya hasil dari 10 tahun menjadi pembunuh bayaran.

Dan mina adalah wanita yang mengurus semua kebutuhannya.

Awalnya mina berulang kali kabur, namun dahyun selalu berhasil menangkapnya kembali.

Akhirnya mina pasrah, kini ia dan dahyun bagai pelayan dan Tuannya. Dahyun bahkan memberi upah kepada mina untuk semua yang sudah perempuan itu lakukan.

Bahkan membayar mina lebih mahal dari gajinya sebagai seorang perawat.

Rumah dahyun yang dulu seperti kuburan kini sudah disulap menjadi rumah pada umumnya.

Dan hanya ditempati berdua oleh dahyun dan mina

"Tuan!" pekik mina, ia berulang kali mengetuk pintu kamar dahyun dengan buru-buru.

Dahyun yang masih tidur pun benar-benar merasa terganggu dengan suara berisik itu.

Dengan marah dahyun pun bangun dan membuka pintunya dengan kasar.

"Bisakah kau diam!" pekik dahyun tepat di wajah mina, wanita ini sontak terkejut bahkan langsung mundur satu langkah.

"Maaf Tuan_"

"Maaf apa! kau tidak lihat ini jam berapa! ini masih jam 6 pagi!" bentak dahyun lagi, namun mina yang sudah biasa mendengar teriakan itu hanya menulikan telinganya. Ia kabur pun akan tetap kembali dahyun rangkap, itu karena dahyun merasa mina adalah kunci dari semua masa lalunya yang hilang.

"Maaf Tuan, tapi di depan banyak orang dan mereka semua menakutkan."

"Apa maksudmu! bicara yang jelas!"

"Maaf Tuan, saya tidak bisa menjelaskannya lebih baik anda lihat sendiri."

Dahyun mengeram kesal makin lama mina semakin berani menjawab semua ucapannya.

Maka dengan langkah penuh kekesalan, dahyun pun mulai menuju ruang tamu, mengintip dari balik gorden apa yang sedang terjadi di halaman rumahnya.

Benar kata mina, banyak sekali orang berkerumun di halaman rumahnya, dan penampilan orang-orang itu mirip seorang mafia. Menggunakan setelan hitam lengkap dengan banyak gambar abstrak ditubuhnya.

Tidak takut sedikitpun, dahyun membuka pintunya dan menemui mereka semua.

Melenggangkan kedua tangannya di depan pinggang dan mulai berteriak.

"Siapa kalian!" pekik dahyun.

Dan mendengar suara itu sontak semua orang di sana merunduk hormat kepada dahyun

"Astaga!" ucap dahyun saking terkejutnya.

Kecanggungan itu tidak berlangsung lama ketika seseorang dari rombongan itu akhirnya buka suara.

Bos mereka bernama mark sudah tewas di tangan dahyun, karena itulah kini mereka akan menjadi anak buah dari dahyun. Bahkan bersedia menuruti semua perintah dahyun.

Dan mendengar penjelasan itu tentu dahyun tercengang, terlebih mina yang juga ikut mendengar di belakang.

Bagaimana bisa seseorang yang selama ini koma bisa membunuh seseorang? Karena menurut penjelasan orang itu, mark mati di sana dahyun masih terbaring tak sadarkan diri.

"Kalian jangan mempermainkan aku, aku tidak pernah membunuh Bos kalian itu!" bentak dahyun, merasa hidupnya dipermainkan.

"Tidak Tuan, andalah yang membunuh mark dan karena itulah kini kami adalah anak buah Tuan."

Dahyun menggelengkan kepalanya Hal Gila apa lagi ini, pikirnya.

Tidak bisa diajak bicara, akhirnya dahyun menerima jika dia adalah Tuan dari orang-orang ini, lalu saat itu juga dahyun membebaskan semua orang itu untuk hidup semaunya. Tidak ada tuan tuan lagi.

Orang-orang bersedih, jika seperti ini mereka tidak memiliki tujuan hidup lagi. Tapi ini adalah perintah, maka mereka akan mematuhinya.

"Anda membebaskan mereka, kenapa tidak membebaskan ku?" tanya mina penuh harap.

Dan dahyun tidak menjawab itu hanya melewatinya begitu saja.

[END] Time PassageTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang