TEMBAKAN SANA

252 66 12
                                    

"Sana" panggil dahyun di dalam hati.

Tapi seperti sebuah keajaiban, gadis yang namanya di panggil itu menoleh ke arah dahyun. Mata sana langsung berbinar saat melihat dahyun di ujung sana, merasa tak sendiri dan semakin berani untuk melawan.

"Cari lagi seluruh rumah ini!" pekik suho yang kemarahannya sudah sampai di ubun-ubun. Sudah banyak pelayan yang ia bunuh namun semua tawanan ini tetap mengatakan jika mereka tidak tahu keberadaan minho dan sana

4 dari anak buah suho kembali berpencar dan mencari, ditangan masing-masing mereka memegang sebuah pistol.

2 diantaranya mulai naik ke lantai 2.

Minho dan sana segera mundur perlahan, sementara dahyun maju dengan mengendap.

Sampai akhirnya 1 anak buah suho melewati dahyun yang sedang bersembunyi di balik lemari.

Satu kali gerakan, anak buah suho itu tercekal, bahkan pistol yang digenggamnya pun kini berpindah ke tangan dahyun.

Dor!

Satu tembakkan dahyun arahkan pada anak buah suho yang berada tak jauh dari dirinya. Ia mengincar kepala, namun mengenai dada. Dahyun memang tidak ahli dalam menggunakan senjata ini.

Tapi tembakan itu mampu membuat 1 anak buah suho tumbang.

Suara tembakan itu pun sontak mencuri perhatian suho dan anak buahnya yang lain. Semuanya melihat ke arah sumber suara dan melihat dahyun disana.

Dari bawah suho langsung membidik dahyun yang berada di lantai 2, namun dahyun menjadikan anak buah suho yang dicekalnya sebagai tameng.

Dor!

Satu tembakan mengenai tepat jantung tameng dahyun, tubuh itu ambruk membuat dahyun kesusahan untuk membuatnya berdiri.

Sementara anak buah suho yang lain mulai berlari menghampiri dirinya.

Dahyun segera bangkit dan berlari, menghindari tembakan yang mulai di tujukan padanya.

Dor!

Dor!

"Tidak, aku bisa mati jika seperti ini," gumam dahyun. Tembakan-tembakan itu terus mengarah kepadanya.

Sampai akhirnya dahyun mendengar suara tembakan dari arah yang berlawanan.

Dor!

Satu tembakan sana arahkan pada musuh. Dahyun yang melihat itupun terperangah, seraya menatap tak percaya pada sana. Wanita kecil, polos dan lugu yang ia tahu ternyata begitu ahli menggunakan senjata itu.

Bahkan tangannya tak gemetar sedikitpun dan bidikan yang ia incar tepat mengenai sasaran.

Dor!

Lagi, sana kembali menembakkan pistolnya dan segera bersembunyi di balik tembok. Lantai 2 rumah ini kini menjadi tempat yang mencekam.

"Sana, berhati-hati lah Nak," ucap minho yang berdiri tepat di samping sang anak.

"Percayalah padaku Yah, kita akan selamat. Dahyun juga akan membantu kita," jelas sana, ia menggunakan kaca kecil sebagai alat yang ia gunakan untuk melihat situasi di balik tembok.

Dilihatnya dari kaca kecil itu, seorang musuh yang mulai mendekat.

Lantas dengan doa di dalam hatinya, ia kembali mematik sebuah tembakan.

Dor!

Tembak sana.

Dengan segera ia kembali ke posisinya dengan napas yang memburu. Detak jantungnya berdegup tak biasa.

10 tahun terakhir ia memang sudah terbiasa dengan senjata ini. Namun sekalipun tak pernah sana arahkan untuk membunuh orang.

Tapi hari ini, dengan tangannya sendiri sudah ada 3 pria yang mati di tangannya. Tangan sana mulai gemetar. Ketakutan di hatinya mulai menguasai.

"Sana," panggil minho saat melihat tangan anaknya bergetar, bahkan pistol itu nyaris jatuh.

"Sana-ya!" Panggil dahyun yang segera berlari saat musuh terdekatnya mati.

Dahyun memegang kedua bahu sana dan membuat wanita ini tersadar.

"Dahyunie," jawab sana lirih.


















Makin sepi ya yang baca padahal rencana habis cerita ini tamat aku bakal up cerita jitzu (lanjut cerita the presdir favorite geeky women)

Tapi karena sepi jadi bakal aku draf dulu

Tapi karena sepi jadi bakal aku draf dulu

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Baru sedikit sih part nya jadi gapapa di draf aj dulu ya

[END] Time PassageTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang