TERBANGUN

215 53 0
                                    

Perlahan dahyun membuka matanya setelah ia tidur dalam jangka waktu yang sangat panjang. Cahaya temaram mulai masuk ke dalam netra nya yang terasa lelah.

Langit-langit ruangan ini adalah hal pertama yang dahyun lihat, nampak tidak asing namun ia belum mampu mengingatnya dengan jelas.

"Dimana aku?" ucap dahyun, namun tanpa suara dan hanya bibirnya saja yang bergerak.

Dahyun menurunkan pandangannya dan melihat seorang wanita tertidur di atas sofa meringkuk menarik selimut.

"Siapa orang itu?" ucap dahyun lagi, bertanya pada diri sendiri tetap tanpa suara. Seolah ia lupa bagaimana caranya membuat mulutnya ini mengeluarkan suara.

Wanita itu adalah mina, seorang perawat yang menjaganya selama ini, namun dahyun tidak mengingatnya sedikitpun. Setelah hidup kembali dari kematian keduanya, kini dahyun melupakan banyak hal.

Sekali lagi dahyun coba mengingat-ingat apa yang sebenarnya sudah terjadi, kenapa ia terbaring disini dengan tubuh yang begitu lemah. Ingatan terakhirnya berhenti saat ia menolak keinginan suho membunuh minho. Dan setelahnya dia tidak mengingat apapun.

"Bagaimana aku bisa ada ditempat ini," gumam dahyun, ia coba mengedarkan pandangannya sekali lagi, kembali menerka-nerka dimana kini dia berada.
Sampai akhirnya dia ingat jika ini adalah rumahnya sendiri.

"Lalu siapa wanita itu? apa dia yang membawaku kemari? ah sial! kenapa aku melupakan banyak hal," umpat dahyun, ia menggerakkan tangannya dengan susah payah, menyentuh kepalanya yang mendadak pening. Lalu coba bangkit dan duduk diatas sofa.

Ya, dia memang tertidur diatas sofa dengan tiang infus disampingnya. Sementara mina tertidur di sofa di hadapannya, menggunakan kursi yang lebih pendek daripada ini.

Dahyun duduk dan terus mengingat-ingat, lamunannya putus saat mendengar suara seorang wanita berteriak

"Aa!! anda sadar!!" pekik mina. Alangkah terkejutnya dia saat terbangun dan melihat dahyun yang sudah duduk.

Sesaat ia kira itu adalah hantu, namun ternyata adalah pasiennya yang sudah sadar.

"Apa yang anda rasakan? apa ada yang terasa sakit atau tidak nyaman?" tanya mina bertubi, ia bahkan langsung bangkit dari duduknya dan mendekati dahyun, ia hendak menyentuh tubuh pria ini namun dengan cepat dahyun menepisnya.

Membuat mina sangat terkejut kemudian membatu dengan perasaan yang jadi takut.

Mina mundur perlahan dan menelan salivanya dengan susah payah. Melihat tatapan dahyun yang berubah jadi tajam membuatnya tak bisa kembali buka suara. Ingatannya pada saudara dahyun yang mengancamnya menggunakan pisau tajam masih dia ingat dengan jelas. Mina takut itu kembali terulang dan berakhir mengancam nyawanya.

"Siapa kamu?" tanya dahyun saat mina mulai menjauh, tubuhnya bahkan nyaris menabrak sofa yang tadi sempat wanita itu gunakan untuk tidur.

"Sa-saya adalah perawat anda Tuan, sebelum ini anda dirawat di rumah sakit, tapi saudara kembar Anda membawa kita berdua kemari," jelas mina apa adanya, memang begitulah adanya.

Namun jawaban mina itu tidak mampu dahyun cerna dengan baik. Terlebih tentang saudara kembar?

"Jangan asal bicara? saudara kembar siapa? aku tidak punya saudara siapapun!" bentak dahyun, mendadak kemarahannya membuncah saat gadis ini coba mempermainkan hidupnya.

Disaat banyak ingatan yang dia lupa, gadis ini coba untuk memperdaya dirinya.

Dan mina pun kembali menurunkan pandangannya, jika jawaban jujurnya pun dianggap salah, lalu dia harus bicara apa?

Dahyun yang merasa mina membunyikan banyak hal dari dirinya pun membuat dahyun akhirnya mengancam gadis ini.

"Selamanya tetaplah berada didekatku! jangan coba-coba untuk lari!"

[END] Time PassageTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang