SERANGAN SUHO

188 55 4
                                    

Saat dahyun berada di markas Jackson

Suho pun bergerak langsung untuk menyerang kediaman keluarga minho. Saat itu pagi memang datang namun kini hujan pun turun dengan begitu derasnya. Seolah menyetujui pergerakan suho kali ini.

Suho menjadi pemimpin dari 20 anak buah pembunuh bayaran. Dahyun sudah tak ada di sana ditambah meninggalnya felix, menyisahkan 18 anak buah. 10 yang lainnya masih menjalankan misi yang lain. Sementara 8 sisanya ikut suho untuk menghabisi minho dan sana



000




"Hari ini hujan deras sekali dan ayah merasa ini bukan hal yang baik sana," ucap minho, kini ia dan sana berada di ruang kerjanya. Berdiri di samping dinding kaca dan melihat kearah luar, melihat hujan yang turun tanpa jeda. Bahkan tak jarang kilat menyambar bersamaan dengan petir.

"Aku juga merasakan hal yang sama Yah," jawab sana, ia memeluk tubuhnya sendiri merasa hawa dingin yang tiba-tiba menyerang.

"Sebaiknya kita kembali bersembunyi di ruang bawah tanah, sebelum dahyun kembali kita harus tetap berada di sana," putus minho dan sana pun menyetujui.

Ayah dan anak ini kembali masuk ke salam pintu rahasia dan turun ke ruang bawah tanah tanpa seorang pun yang tahu.

"Bagaimana dengan para pelayan Ayah? Aku juga mencemaskan mereka," ucap sana saat ia dan minho sudah sampai di ruang itu. Mengunci pintu besi itu rapat-rapat.

"Mereka hanya mengincar kita sana, yakinlah mereka semua akan baik-baik saja," jelas minho meskipun ia sama ragunya dengan sang anak.

"Bagaimana jika mereka terluka, apa kita sudah menukar nyawa mereka dengan hidup kita?" tanya sana, gadis cantik dan berhati lembut ini sungguh tak kuasa untuk tidak memikirkan semua orang.

Disaat ia bersembunyi, para penjaga dan pelayan pun diatas sana berlari untuk bisa selamat.

Tidak, sana tidak menginginkan hal itu.

Ia ingin menghadapinya dan jika memang ia harus mati maka sana akan terima.

"Maafkan Ayah sana, ayah tidak berdaya," jawab minho

Minho terpaksa harus egois untuk melindungi sang anak.

Dan benar saja firasat minho dan sana tentang hari yang buruk akhirnya datang juga.

Suho mendatangi kediaman mereka dan menyerang semua orang dengan membabi buta.

Dor!

Dor!

Dor!

Suara tembakan itu sama kerasnya seperti petir pagi ini. Menggema di rumah besar milik keluarga minho.

Para pelayan berhamburan mencari perlindungannya sendiri-sendiri. Sementara para penjaga mencoba menghalau agar musuh tidak masuk.

Namun semuanya sia-sia, mereka kalah tenaga.

Hingga akhirnya mereka menyerah, diikat dan menjadi tawanan.

"Dimana Tuan kalian?!" ucap suho dengan suaranya yang meninggi.

"Kami tidak tahu Tuan, sungguh kami tidak tau_"

DOR!

Penjaga yang menjawab itu langsung ditembak mati oleh suho. Membuat para pelayan wanita yang sudah menjadi tawanan menjerit. Bukan jawaban itu yang ingin suho dengar.

"Cari di setiap sudut rumah ini dan temukan mereka!" titah suho, 5 6 anak buahnya lantas bergegas mencari di tiap sudut rumah ini. Semua ruangan mereka buka, bahkan semua sisi tak lepas dari pencarian.

Namun di mana pun mereka tidak menemukan minho dan sana.

"Mereka tidak ada Tuan," ucap chan melapor.

Sementara suho tidak langsung menjawab, ia langsung berpikir jika Dahyun lah yang sudah menyembunyikan minho dan sana.

"Pria bajingan," umpat suho, mengumpat dahyun yang tidak ada disini.

Disaat suasana genting itu, sana malah meminta pada sang ayah untuk mereka keluar saja dan menyelematkan semua orang.


















Jangan lupa vote

[END] Time PassageTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang