Happy reading
Tandai typo kalau ada
===
Sultan menatap Kenneth yang baru saja mengatakan sesuatu yang membuatnya begitu kesal, "begini saja kerjamu tidak becus!" semprot Sultan yang membuat sekretarisnya semakin menunduk takut.
"Maaf atas kelalaian saya, Tuanku. Selama anda sakit, beberapa meeting penting dilakukan secara virtual. Tetapi tuan Anggara menginginkan meeting ulang secara langsung, beliau tidak ingin melanjutkan kerjasama kalau anda tidak mau menuruti keinginannya," Kenneth sudah berusaha semampunya, namun usahanya tidak menghasilkan apapun.
"Saya tidak bisa menemuinya, karena saya sudah memiliki janji makan siang dengan istri saya!" Sultan melongarkan sedikit dasi yang terasa mencekik lehernya, kalau begini terus emosinya tidak akan bisa ia kendalikan.
"Tuan, tolong untuk sekali ini saja. Anda sudah menghabiskan banyak waktu bersama dengan Nona, saya mohon untuk kali ini anda menyetujui permintaan dari tuan Anggara."
Kenneth rasanya ingin bersimpuh di kaki Sultan, karena pertemuan kali ini sangatlah penting bagi keberlangsungan perusahaan. Meskipun Sultan masih memiliki beberapa cabang perusahaan lain dan juga beberapa bisnis ilegal yang lain. Sultan memang memiliki sebuah bisnis yang cukup berisiko tinggi, tetapi bisnis ilegalnya ini jauh lebih besar dari apa yang terlihat di mata semua orang.
"Jika kau lupa, saya sedang sakit!"
Kenneth hampir menghembuskan nafas panjang, kalau pria itu tidak ingat siapa atasannya. "Tuan sakit, karena keinginan anda sendiri. Saya sudah menyarankan anda untuk mengambil cara lain, tetapi anda masih nekat untuk dipukul oleh preman-preman bayaran anda. Maaf kalau saya terlalu banyak bicara, tapi waktu kita sudah tidak banyak lagi. Tuanku harus memberi saya keputusan yang tepat!" Kenneth memberanikan diri, karena ia sudah tidak memiliki waktu lagi.
"Saya bilang kalau saya ada janji makan siang bersama Crystal, apa telingamu sudah tidak berfungsi lagi?" Sultan berdiri dari duduknya, lalu mendekati sekretarisnya dan pria itu mencengkeram kerah kemeja sang sekretaris.
Tok... tok... tok...
Pintu ruangannya diketuk dari luar, Sultan melepaskan cengkeramannya dan menyuruh sang sekretaris untuk membuka pintu. Seperti dugaannya, sang istri kini datang ke ruangannya. Tapi ada yang berbeda dengan tatapan Crystal, gadis itu melangkah cepat kearah Sultan dengan tangan terangkat.
Plak!
"Bajingan!" marah gadis itu, setelah menampar sang suami.
Kenneth menutup mulutnya, pria itu tidak percaya kalau sang atasan akan ditampar oleh istrinya sendiri. Bahkan Sultan juga terlihat begitu terkejut dengan serangan dari istrinya, ini adalah kedua kalinya dirinya seperti direndahkan oleh Crystal. Mata pria itu menggelap, dengan menggerakkan tangannya—Sultan menyuruh sekretarisnya untuk keluar.
Ceklek...
Suara pintu yang tertutup dari luar, Crystal tidak takut dengan tatapan suaminya. Gadis itu lebih muak dengan orang yang memanfaatkan kebaikannya, apalagi ia sudah sangat mempercayai Sultan yang katanya terluka karena dikeroyok. Ternyata pria itu melukai dirinya sendiri dengan menyewa preman, tidak sia-sia dirinya menguping didepan pintu sejak tadi.
"Apa kau sudah mendengar semuanya?" nada suara Sultan terdengar berbeda, tetapi gadis itu tidak terlihat goyah sama sekali.
"Menjijikkan! Gue udah percaya sama lo, tapi lo ternyata bohongin gue. Mulai sekarang, meskipun lo sekarat—gue gak bakalan lagi ngerawat orang kayak lo! Berkat tindakan lo, gue dapat hinaan. Gue udah buang prasangka buruk gue tentang lo, tapi lo malah buat gue makin yakin kalau semua yang terjadi kedepannya adalah kebohongan, gue gak akan pernah percaya lagi sama lo—Sultan!" Crystal terlihat begitu marah.
KAMU SEDANG MEMBACA
Sultan; Sweet but Psycho (End)
FantasyCrystal Garystia-22 tahun, seorang model cantik yang kariernya sedang berada di puncak keemasan. Tapi semua itu lenyap begitu saja, saat pesawat yang Crystal tumpangi mengalami kecelakaan dan ia sudah menyangka kalau dirinya akan mati. Namun ia mala...