Happy reading
Tandai typo kalau ada
===
Selama dua hari ini, Sultan sibuk di perusahaan cabang. Pria itu juga pulang lewat tengah malam dan tidak bertemu dengan istrinya, karena saat ia tiba di Mansion Crystal sudah tertidur. Gadis itu juga terlihat begitu lelah dengan pemotretan dari sore sampai jam sepuluh malam, sehingga keduanya hanya berkomunikasi di pagi hari saja.
"Saya yang akan mengantarmu ke lokasi pemotretan nanti sore," ucap Sultan saat keduanya tengah sarapan.
"Kakak selalu pulang lewat tengah malam selama dua hari ini, lebih baik Kakak beristirahat. Nanti Kakak bisa jemput aku waktu selesai pemotretan," Crystal tidak ingin suaminya jatuh sakit, sebab pria itu hanya tidur dua sampai tiga jam saja selama dua hari ini.
"Saya baik-baik saja, pemotretan terakhirmu selesai lebih cepat dari sebelumnya. Saya akan mengajakmu berkeliling di sekitaran kota dan makan malam di luar," ujar Sultan sebelum beranjak pergi dari ruang makan.
Kalau sudah begini, gadis itu tidak bisa berbuat apa-apa lagi. Crystal mau tak mau akan berangkat dan ditemani oleh suaminya, selama di lokasi pemotretan nanti. Ia menyelesaikan sarapannya dengan santai, karena ini adalah hari terakhirnya berada di luar negeri. Besok pagi mereka akan kembali dan Crystal sudah pasti sibuk dengan bimbingan skripsinya.
"Nona, maaf saya mengganggu waktu anda. Tetapi saya mendapatkan kabar kalau pemotretan akan dilakukan jam sembilan pagi, karena fotografernya harus pulang lebih awal—anaknya sedang sakit," ujar Regina dengan menundukkan kepalanya.
"Dua jam lagi, ya udah lo siap-siap nanti berangkat jam delapan dan lo naik mobil biasanya sama supir. Gue bareng kak Sultan ke lokasi pemotretan nanti," kata Crystal sebelum menyuap nasi kedalam mulutnya.
"Baik Nona," Regina berlalu pergi dari ruang makan.
Crystal sudah selesai dengan sarapannya, gadis itu kembali ke kamar utama untuk menemui suaminya. Tetapi Sultan tidak ada di kamar, pria itu juga tidak mengatakan akan pergi kemana. Crystal mencoba mencarinya di lantai tiga dan empat, karena gadis itu hanya dibawa keliling sampai lantai empat saja. Lantai lima hanya ada kamar utama dan ruang kerja Sultan, sedangkan di lantai enam hanya boleh dipijaki oleh pria itu.
"Gak ada, ponselnya juga gak aktif. Udah setengah jam nyari kak Sultan, tapi semua orang disini bilang kalau dia gak keluar dari Mansion. Itu artinya kak Sultan ada di dalam Mansion, kayaknya dia di lantai enam," Crystal menatap ragu tombol lift yang berangka enam.
"Bodo amat dia marah atau enggak, gue udah gak ada waktu lagi. Ini udah jam setengah delapan," gadis itu memencet tombol pada angka enam.
Ting!
Pintu lift terbuka, dengan jantung yang berdebar, Crystal keluar dari lift. Gadis itu menatap lantai enam yang hanya ada satu ruangan di lantai tersebut, dimana ruangannya terlihat begitu luas—dari ujung sampai ke ujung. Suasananya di lantai enam terasa sedikit suram, tidak ada debu sedikitpun—bersih, namun sangat sunyi.
Crystal melangkah menuju pintu yang berwarna merah gelap, gadis itu mengetuk pintu tersebut. Baru satu ketukan, pintunya terbuka dari dalam. Crystal tersentak kaget, saat melihat tatapan suaminya yang menyorot tajam. Gadis itu tidak bisa mengeluarkan suaranya, padahal ia tidak melihat apa yang ada di dalam ruangan tersebut. Karena Sultan langsung menutup pintunya dan menguncinya dengan gerakan cepat.
"Apa kau melihat isi ruangan ini?" tanya pria itu yang mulai mendekat.
"Enggak!" Crystal menjawabnya dengan cepat.
KAMU SEDANG MEMBACA
Sultan; Sweet but Psycho (End)
FantasyCrystal Garystia-22 tahun, seorang model cantik yang kariernya sedang berada di puncak keemasan. Tapi semua itu lenyap begitu saja, saat pesawat yang Crystal tumpangi mengalami kecelakaan dan ia sudah menyangka kalau dirinya akan mati. Namun ia mala...