SbP-12

23.5K 2.2K 97
                                    

Happy reading

Tandai typo kalau ada

===

Crystal izin untuk pergi ke kampusnya saat jam makan siang sampai jam dua sore, karena gadis itu ada bimbingan skripsi. Crystal mengambil skripsi bersamaan dengan waktu magangnya, karena semua mata kuliah sudah ia ambil dan tidak ada kendala untuk mengambil skripsi lebih cepat.

Crystal juga sudah izin kepada suaminya, saat mereka tadi masih berada di dalam ruangan divisi keuangan. Sultan mengizinkannya, dengan syarat gadis itu tidak boleh berdekatan dengan lawan jenis. Crystal menyanggupinya, bahkan dosen pembimbingnya juga perempuan—bukan laki-laki.

"Nona kita sudah sampai," ucap supir pribadi Sultan, yang ditugaskan untuk mengantarnya.

"Terima kasih, Pak!" Crystal keluar dari mobil, sengaja ia minta diturunkan di depan fakultas hukum—agar tidak ada orang yang mengenalinya.

Suasana kampus cukup ramai, karena saat ini sedang jam makan siang. Crystal sudah mengetahui setiap letak fakultas di universitas tempatnya menempuh pendidikan. Tentu saja ia mendapatkannya dari Sultan, termasuk nama-nama dosen di fakultasnya. Jarak fakultasnya dengan fakultas hukum, tidak terlalu jauh—hanya membutuhkan waktu dua menitan untuk sampai.

"Lebih besar dari fakultas gue dulu," Crystal menatap bangunan menjulang tinggi dihadapannya.

Beberapa orang melihat kearahnya, namun gadis itu mengabaikannya. Bisik-bisik mulai terdengar sampai ke telinganya, ternyata mereka membicarakan dirinya yang sudah lama tidak kelihatan. Ada juga yang mengetahui kalau Crystal mengalami kecelakaan dan koma sampai hilang ingatan. Lalu ada lagi omongan yang membuat telinganya menjadi panas.

Habis koma, kok bisa tambah cantik ya? Apa jangan-jangan si Crystal oplas?

Bukan oplas, tapi dia emang cantik. Sebelumnya Crystal gak pernah pakai makeup, sekarang wajahnya dipoles dikit—makanya auranya lebih cantik.

Bener tuh, si Crystal emang cantik orangnya. Tapi dia selalu menyendiri, makanya orang-orang gak sadar kalau dia cantik.

Gue pernah sekelas sama Crystal dan duduk sebelahan, sumpah dari deket—emang cantik banget. Apalagi sekarang, wajahnya makin bersinar.

Crystal menggeleng pelan, gadis itu melanjutkan langkahnya untuk pergi ke ruangan dosen. Namun semakin lama, tatapan semua orang membuatnya risih. Memang ia sebelumnya adalah seorang model, tetapi tatapan kali ini terlihat berbeda dari orang-orang yang melihatnya sebagai Crystal Garystia.

"Giliran lihat cewek cantik, matanya sampai mau lepas," decak kesal gadis itu, karena ia benar-benar risih dengan tatapan para laki-laki disekitarnya.

Brugh!

"Ck, kalau jalan pakai mata!" sentak seseorang yang menabraknya, padahal ini bukan salah Crystal.

"Lo yang jalan sambil main ponsel," Crystal mengambil tumpukan kertas skripsi miliknya, yang terjatuh oleh lelaki tersebut,

"Lo?!" Ellio melebarkan matanya, saat menyadari orang yang ia tabrak adalah Crystal.

"Permisi!" Crystal menginterupsi Ellio untuk menyingkir, karena pemuda itu menghalangi jalannya.

Ellio tidak menyingkir, lelaki itu masih terkejut dengan apa yang ia lihat. Manik biru terangnya, mengerjap beberapa kali untuk memastikan penglihatannya. Crystal berdecak pelan, adik dari suaminya ini benar-benar sangat menyebalkan. Gadis itu mundur dua langkah dan berbalik arah, ia akan lewat jalan yang satunya—meskipun sedikit memutar.

Sultan; Sweet but Psycho (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang