Karena hari minggu banyak yang baca wp, jadi aku up juga hari minggu
Happy reading
Tandai typo kalau ada
===
Sultan baru keluar dari kamar mandi, manik birunya menatap sang istri yang sedang tertidur. Pria itu berlalu ke walk in closet, ia mengambil sendiri pakaiannya. Biasanya Crystal yang akan menyiapkannya, tetapi gadis itu sedang pingsan. Sultan akui kalau dirinya tidak bisa menahan diri saat didekat gadis itu.
"Sialan!" pria itu menatap tajam pantulan dirinya pada cermin yang ada di ruangan tersebut.
"Dia hanya mirip."
Sultan menghela nafas panjang, sebelum pria berlalu keluar dari ruangan tersebut. Pemandangan yang kembali ia lihat adalah sosok Crystal yang masih belum sadar atau sudah tertidur.
Sultan tidak menghampirinya, pria itu malah keluar dari kamarnya. Langkahnya bukan kearah lift atau tangga, melainkan ia pergi ke perpustakaan pribadinya yang masih berada di lantai yang sama.
Tidak ada yang aneh dari perpustakaan tersebut, hanya ada beberapa rak buku yang cukup tinggi dan satu set sofa dengan meja kayu.
Sultan terus melangkah sampai di rak paling ujung, pria itu menarik sebuah buku bersampul merah darah dan tak lama kemudian rak tersebut bergerak ke depan. Sultan sudah bergeser kesamping, sehingga ia dapat melihat sebuah lift khusus dari balik rak yang hanya bisa diakses dengan sidik jarinya.
Ting!
Pintu lift terbuka, pria itu memasuki ift yang ukurannya cukup kecil dan ia menekan tombol berwarna merah. Hanya ada dua tombol yang tersedia, warna merah untuk turun dan warna hitam untuk naik. Sultan memegang dadanya yang semakin bergemuruh, tangannya bahkan sudah mengeluarkan keringat dingin.
"Selalu seperti ini," pria itu menyandarkan punggungnya.
Lift yang bergerak memang terasa sangat lama, karena tujuannya adalah ruang bawah tanah. Tetapi Sultan sudah tidak sabar untuk sampai disana, tempat dimana yang membuat jantungnya berdebar tak karuan—seperti apa yang ia rasakan, saat berdekatan dengan istrinya setelah Crystal sadar dari koma.
Ting!
Akhirnya pintu lift terbuka, dengan langkah lebarnya Sultan keluar dari benda kotak tersebut. Pria itu menatap ruangan yang sangat luas dengan aroma manis yang selalu membuatnya candu, tatapannya terkunci pada sebuah lukisan yang menjadi salah satu karya terbaiknya.
Sultan bisa melukis, sehingga ia selalu mengabadikan apa yang menurutnya indah kedalam sebuah lukisan. Termasuk semua lukisan yang ada di ruangan tersebut, bisa terhitung ada lebih dari lima puluh lukisan yang berhasil ia buat selama dua bulan terakhir ini. Bahkan ruangan bawah tanah ini, baru ia buat tiga bulan yang lalu—waktu Crystal masih koma sekitar sebulanan.
"Baby," ucap pria itu dengan suara puraunya.
"Kamu adalah yang tercantik, apalagi rambut hitammu yang berkilau itu!" Sultan menarik kedua sudut bibirnya, sebuah senyuman tipis terlihat diwajah dingin pria itu.
"Maaf aku baru datang menemuimu, pekerjaanku sangat banyak dan sekretaris menyebalkan itu—selalu menambahkan pekerjaanku. Kamu jangan marah ya? Nanti aku melukismu dengan gaun biru—warna kesukaanmu," Sultan terus berbicara kepada lukisan dihadapannya.
"Kenapa kamu hanya diam saja? Apa kamu masih marah?" pria itu menatap sedih lukisan dihadapannya, karena lukisan cantik itu tidak pernah menjawabnya.
"Kamu selalu tahu bahwa aku sangat mencintaimu," Sultan membelai lukisan tersebut.
KAMU SEDANG MEMBACA
Sultan; Sweet but Psycho (End)
FantasyCrystal Garystia-22 tahun, seorang model cantik yang kariernya sedang berada di puncak keemasan. Tapi semua itu lenyap begitu saja, saat pesawat yang Crystal tumpangi mengalami kecelakaan dan ia sudah menyangka kalau dirinya akan mati. Namun ia mala...