Happy reading
Tandai typo kalau ada
===
"Oke bagus!"
Crystal sedang ada pemotretan untuk salah satu brand sepatu yang mempercayakan dirinya sebagai wajah baru untuk produk mereka. Bahkan dari hari pertama pemotretannya, fotografer juga memuji kehebatan gadis itu saat didepan kamera.
"Great!" puji sang fotografer yang sangat puas dengan hasil jepretannya.
"Saya yakin kalau sebentar lagi Crystal akan menjadi model terkenal, apalagi beberapa media sudah mulai menyorotinya—setelah majalah perdananya keluar tadi pagi," jelas sang fotografer yang tidak berhenti memuji Crystal.
"Terima kasih," gadis itu memberikan senyuman tipisnya, ia merasa senang mendapatkan respon positif dari orang-orang disekitarnya.
"Sesi pemotretan hari ini sudah selesai, kita bertemu lagi di hari Selasa!"
Crystal dan Regina keluar dari studio menuju ruang rias, hari ini pemotretan selesai lebih cepat. Bahkan beberapa kali, Crystal mendapatkan kata selamat dari staf atas keluarnya majalah pertama gadis itu. Tentu saja Crystal menanggapi mereka dengan ramah, bahkan Regina cukup terkejut dengan sikap dari majikannya itu.
"Kita gak jadi makan diluar, gue mau makan di Mansion aja. Lo pesenin gue ramen!" Crystal menyandarkan punggungnya pada sofa, sudah lama dirinya tidak melakukan pemotretan dan tubuhnya terasa sedikit kaku.
"Baik, Nona."
"Ck, jangan panggil gue kayak gitu. Panggil pakai nama gue, setidaknya waktu kita diluar. Sekarang lo jadi manajer gue, nanti orang-orang bakalan curiga kalau lo panggil gue kayak gitu," Crystal setengah berbisik kepada manajer barunya, karena ada dua orang yang memasuki ruangan tersebut.
"Siap!" Regina mengangguk cepat.
"Crystal, ini majalahnya. Kamu bisa melihatnya, seharusnya tadi kami memberikannya. Tetapi ada sedikit kendala, maaf atas keterlambatan kami," ujar salah satu staf yang ternyata datang untuk memberikan majalah perkenalan Crystal sebagai salah satu model di agensi.
Gadis itu menerima majalah tersebut, setelah mengucapkan terima kasih. Crystal merasa kembali ke masa awal-awal dirinya terjun ke dunia model. Rasanya, ia seperti mengulang waktu.
"Sudah selesai," ucap penata rias yang baru selesai melepaskan beberapa aksesoris dikepalanya.
"Sebelum ganti baju, apa aku boleh minta tanda tangan kak Crystal? Soalnya dari hari pertama aku disuruh buat ngerias Kakak. Aku udah ngefans sama kak Crystal," ujar si penata rias yang umurnya satu tahun lebih muda dari Crystal.
"Boleh, sini majalahnya!"
Setelah itu Crystal berganti pakaian dan Regina menunggunya, mereka diantar oleh supir. Sultan tidak membiarkannya membawa mobil sendiri, apalagi pria itu sedang melakukan perjalanan bisnis keluar negeri dan sudah terhitung hampir seminggu Sultan tidak memberinya kabar.
Crystal sendiri tidak ada niatan untuk menghubungi suaminya lebih dulu, karena setelah kejadian gaun biru—Sultan semakin dingin dan pria itu juga pergi begitu saja setelah selesai memberi tanda tangan di laporan magang miliknya. Ia saja mengetahui perjalanan bisnis suaminya dari Kenneth.
"Saya sudah memesankan ramen dua, apa Nona ingin menambah yang lain?" tanya Regina saat mereka berada didalam mobil.
"Gak ada, ramen yang satunya itu punya lo!"
Crystal menatap jalanan yang mereka lewati, gadis itu tidak bisa menenangkan pikirannya. Meskipun ia sudah mencoba untuk tidak larut dalam pemikiran bodoh tersebut, tetapi sikap Sultan benar-benar membuatnya penasaran. Setidaknya, pria itu bisa jujur kalau ada orang lain didalam rumah tangga mereka.
KAMU SEDANG MEMBACA
Sultan; Sweet but Psycho (End)
FantasiCrystal Garystia-22 tahun, seorang model cantik yang kariernya sedang berada di puncak keemasan. Tapi semua itu lenyap begitu saja, saat pesawat yang Crystal tumpangi mengalami kecelakaan dan ia sudah menyangka kalau dirinya akan mati. Namun ia mala...