DHAFIAN

1.2

*

*

*

*

*

    Dhafian Masih asik memakan-makanannya, Namun suara-suara yang terus menganggu nya membuat dia Menoleh kesana kemari. Dan mendapati seorang lelaki tinggi tak jauh dari tempatnya duduk sekarang.

"Siapa??"

Tanya nya

Sedangkan kedua orangtuanya hanya tersenyum saja melihat Dhafian melihat orang itu.

"Dhafian mau ngomong sama dia?" Tanya Dewi.

Dhafian melihat ke Bunda nya.

"Maksudnya bunda? Bunda kenal sama dia?"

"Kenal, kamu mau ngomong?"

Dhafian tampak sedikit berfikir, kemudian mengangguk.

"Yaudah, sana temuin dia"

Dhafian kembali mengangguk kemudian berdiri dan menghampiri laki-laki itu.

"Em... Siapa ya?"

Grep!!

Dhafian kaget, tiba-tiba saja dia di peluk begitu eratnya oleh laki-laki itu.

"Adek... Ayo bangun.. udah cukup waktu adek di sini. Adek juga harus bangun kan? Kehidupan adek gak disini dek..."

Dhafian mengernyit aneh.

"Maksudnya??"

Dia melepas pelukannya kemudian menatap lamat kedua Hazel Dhafian.

"Adek tau sendiri kan? Adek pasti sadar, adek sekarang di mana"

Dhafian diam. Dia tau, ini bukan tempat nya. Tapi dia enggan meninggalkan tempat ini.

"Tau, gue tau. Tapi gue gak mau ninggalin ini semua. Dunia di sana terlalu keras buat gue. Gue sebatang kara. Kalo disini, ada bunda sama ayah yang selalu ada di samping gue, di sisi gue"

"Adek gak sendirian. Adek tau itu. Di sana ada teman-teman adek"

"Gak selamanya teman akan selalu ada di sisi gue. Mereka punya kehidupan masing-masing dan gak terus-menerus tentang gue"

"Ada sesuatu yang harus adek tau. Tapi adek harus bangun dulu, buat tau apa itu. Kalo adek udah tau, adek gak bakal sendiri lagi. Adek akan selalu di temenin banyak orang. Yang ngedukung semua tentang adek, juga selalu sayang sama adek"

"Apa itu?"

"Kakak gak bisa ngasih tau dek. Adek bisa tanya sama orang tua adek"

Dhafian memutar badannya ke belakang. Orang tuanya berdiri berdampingan di sana. Melihat kearahnya dengan tatapan penuh kasih sayang dan kehangatan.