*
*
*
*
*Dhafian kini tengah berbaring di sofa ruang tamu. Dia masih kesal dengan Arianna, sebab di larang untuk sekolah.
Dengan alasan yang sama. 1 Minggu setelah dia keluar dari rumah sakit baru boleh bersekolah.
Sungguh membosankan. Selamat tinggal kehidupan normal ku, batin Dhafian.
Dia tak di perbolehkan melakukan apa pun. Di larang ini, di larang itu, di larang ke sana, di larang kemari.
Benar-benar dia tak di perbolehkan kemana pun.
"Bosan..." Gumamnya.
Lebih dari 100x dia menggumamkan kata itu.
Dia kembali diam.
"Nyeremin juga kalo gue diem" Ucapnya.
Sebab tak ada sedikit pun suara yang terdengar. Dhafian sendiri di rumah.
Tidak benar-benar sendiri, masih ada maid dan para bodyguard. Namun mereka hanya diam saja seperti manekin.
"Mau nonton boleh gak sih?" Pikirnya.
TV besar di depannya terlihat menganggur. Bukan kah lebih baik dia tonton?
"Emm.... Kak?" Panggil nya pada maid yang Berdiri tak terlalu jauh darinya.
"Iya tuan muda?" Hera, maid yang di tugaskan menjaga dan melayani Dhafian menghampiri nya.
"TV-nya boleh di idupin?" Tanyanya.
"Tentu saja boleh tuan, Remote berada di laci bawah sofa" Hera mengambil nya dari laci yang menyatu dengan sofa tempat Dhafian duduk.
"Ini remote-nya Tuan" Hera menyerahkan remote ke Dhafian.
"Makasih" Dhafian menyalakan TV itu.
Setelah di hidupkan, dia bingung ingin menonton apa.
"Nonton apaan ya?" Bingungnya.
Dia sejenak berfikir, kemudian mencari sebuah film yang terlintas di pikirannya.
Sebuah film horor berjudul Pengabdi setan.
"Tuan muda, apakah anda yakin menonton film ini?" Tanya Hera
"Kenapa?"
"Tidak apa. Apakah anda ingin saya ambilkan selimut?"
"Hm... Boleh" dia mengangguk
Dhafian merasa sedikit dingin. Dia ruang Tengah memiliki sebuah penghangat ruangan, namun Dhafian tak ingin menghidupkannya. Dia lebih suka suasana dingin saat hujan seperti ini.
Hera mengangguk. Lalu berjalan ke arah kamar Dhafian.
Sedangkan Dhafian tengah memfokuskan dirinya pada tontonan yang sudah di putar.
Tak lama Hera datang dengan membawa selimut beserta sebuah nampan yang berisikan Susu Coklat hangat beserta camilan.
Hera meletakkan nampan itu di meja dan memberikan selimut nya kepada Dhafian.

KAMU SEDANG MEMBACA
DHAFIAN
Teen FictionOrang tuanya yang telah meninggal ternyata menyimpan rahasia besar tentang dirinya. Dhafian Adiasta Seorang pemuda pendek yang tampan berwajah manis nan menggemaskan Berumur 16 tahun yang harus merasakan pahit dan keras nya dunia di umurnya yang mas...