4. Ini yang Terbaik

857 75 3
                                    

Hari ini adalah hari Sabtu,ramai pembeli pastinya. Membuat Seungmin dan teman-temannya sedikit sibuk di toko.

Saat ini Seungmin sedang mengantar pesanan ke meja pelanggan,dan dikagetkan oleh Mino yang menepuk bahunya.

"Malam minggu kemana Min?" Tanya Mino tiba tiba.

"Oh sajangnim,anyeonghaseyo." Sapa Seungmin, "Menganggetkan saja." Lanjutnya.

"Jadi hari sabtu ada rencana kemana?" Tanya Mino lagi

"Sepertinya belum ada acara sih,tapi ada rencana mau belanja kebutuhan bulanan di supermarket."

"Sama siapa?" Tanya Mino.

"Sendiri." Jawab Seungmin.

Kesempatan bagus pikir Mino,memang dari awal dia berencana mengajak Seungmin jalan keluar tapi sedikit malu untuk bilang. Kebetulan momennya lagi pas.
Bisa nemenin Seungmin belanja sekalian jalan -begitu pikir Mino.

"Saya temenin ya? Nanti naik mobil saya aja."

"Oh nggak usah sajangnim,saya bisa pergi sendiri. Tidak mau merepotkan." Tolak Seungmin.

"Nggak ngerepotin kok,lagian saya emang mau beli sesuatu juga jadi sekalian aja bareng." Mino berbohong, "Saya nggak terima penolakan,pokoknya selesai tutup toko kita berangkat."

Mino meninggalkan Seungmin.

Biasanya kalau weekend toko kue ini tutup lebih awal dibanding hari biasa. Kalau hari biasa tutup sekitar jam 7 malam,di hari libur tutup di jam 5 sore.

"Sebenernya agak nggak nyaman sih kalau perginya sama sajangnim,tapi gimana nolaknya ya?" Gumam Seungmin.

Satu sisi dia merasa nggak nyaman kalau harus belanja kebutuhan pribadi sama orang lain apalagi ini bossnya,dan dia mau 'me time'. Tapi melihat bossnya tadi kelihatan kekeh untuk menemani,Seungmin jadi segan dan nggak tega untuk menolak. Lagipula sebenarnya maksud bossnya ini baik,tapi entah kenapa Seungmin agak risih.

Seungmin kembali ke dapur.

"Min,kamu ngerasa aneh nggak sih sama sikapnya sajangnim ke kamu?" Tanya Felix tiba-tiba.

Tuhkan bukan hanya dirinya saja yang merasa kalau bossnya memang aneh belakangan ini. Bossnya lebih sering mengajak Seungmin ngobrol,lebih terlihat perhatian,apalagi semenjak acara Bang Corp malam itu.

"Berarti bukan aku aja yang ngerasa." Jawab Seungmin.

"Kalo aku liat-liat kayaknya sajangnim naksir kamu deh."

"Ngaco kamu,mana mungkin." Elak Seungmin.

"Dari pandangan aku sih gitu ya, emang kamu nggak mau sama sajangnim?" Tanya Felix.

"Sajangnim tuh ganteng sih,cuma bukan tipe aku." Ujar Seungmin.

"Oohhh aku tau,tipe kamu yang kayak tuan Bangchan kan?hayo ngaku."

"Syutt,jangan kenceng-kenceng malu di denger yang lain." Ujar Seungmin.

"Tuhkan berarti bener,kalau gitu aku dukung min. Tapi saranku jangan terlalu kasih harapan ke sajangnim,kalau dia ajakin jalan atau apa kamu bisa tolak. Takut dia terlalu berharap dan baper." Saran Felix.

"Iya nih Lix,tadi sajangnim kekeh mau nemenin aku belanja bulanan. Aku nggak enak nolaknya,gimana dong? Aku pengen belanja bulanan sendiri."

"Yaudah kamu bilang aja perginya sama aku,beres deh."

"Oh iya bisa juga,pinter juga kamu Lix." Seungmin mengusak rambut Felix.

------

Seungmin selesai merapihkan dapur. Sekarang sudah jam 5,saatnya menutup toko. Kini Seungmin dan Felix sudah selesai berganti pakaian. Hyunjin,I.N dan Han sudah pulang,sisa mereka berdua dan Mino.

"Kamu jadi ngomong ke sajangnim?" Tanya Felix.

"Jadi nih lix,temenin yuk biar sajangnim tambah yakin."

Seungmin pun memberanikan diri lalu berjalan ke arah Mino. Dirinya mau menolak tawaran Mino yang mau menemaninya.

"Maaf sajangnim." Ujar Seungmin.

"Oh Seungmin,sudah selesai? Ayo berangkat." Ujar Mino.

"Maaf Sajangnim,aku kayaknya pergi sama Felix aja, kebetulan ada hal penting yang harus kami cari." Bohong Seungmin.

"Iya sajangnim,mohon maaf memang ada yang harus kami cari." Bohong Felix. Sebenarnya Felix tidak mau berbelanja,dia sudah buat janji dengan doinya. Tapi demi Seungmin temannya dia rela berbohong.

"Kalau begitu nggak papa, nanti kita cari lain waktu. Tapi satu hal yang harus kamu tahu,saya pengen ajak kamu jalan." Ujar Mino berani.

Kata Felix nggak boleh kasih harapan,kayaknya ini saat yang tepat buat nolak dan sedikit menghindar -batin Seungmin.

"Kenapa sajangnim mau ajak saya jalan?" Tanya Seungmin.

"Um-- sejujurnya karena saya tertarik sama kamu,saya mau pdkt." Mino menjawab dengan ragu di awal,lalu percaya diri setelahnya.

"Maaf sajangnim,tapi saat ini saya tidak berpikir untuk memulai hubungan dengan siapa-siapa." Tolak Seungmin halus namun mantap.

( Padahal mah aslinya naksir tuan muda kaya raya,bisa aje alasannya -author (

Ekspresi Mino langsung muram.
Belum juga nembak udah ditolak,sakit cok -batin Mino menangis.

"Kalau memang begitu saya hargai keputusan dan prinsip kamu,maaf kalau kesannya saya membuat tidak nyaman." Ujar Mino.

"Oh tidak--bukan begitu maksud saja sajangnim. Saya menghargai dan berterimakasih kalau sajangnim tertarik kepada saya,namun maaf saya belum siap membuka hati." Ujar Seungmin tidak enak,dia tidak mau bossnya ini uring-uringan dan menjaga jarak atau jadi orang yang tidak saling kenal setelah ini.

"Saya nggak apa-apa kok, ya walaupun agak sakit tapi saya kan tidak bisa memaksakan perasaan,kalau begitu saya pulang duluan ya. Toko jangan lupa di tutup,selamat malam."

Mino berjalan keluar meninggalkan Seungmin dan Felix.

"Duh nggak enak jadinya." Ujar Seungmin. Dirinya tau bossnya itu pasti sedih.

"Nggak papa min,kalau kamu emang nggak mau jangan kasih harapan. Ini udah lebih baik kok." Ujar Felix menenangkan, "kalau gitu yuk cabut!"

"Yuk."

~~Jangan Lupa Vote~~

Dear Sweetie | ChanMin ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang